Jika mengulik media sosial saya, kamu akan sering melihat video pendek yang terkadang tidak ada hubungannya sama sekali dengan genre blog saya, traveling.
Yup, saya mendapat tugas baru dari kantor membuat video untuk media sosial walau bukan mandatory dan mendapatkan keuntungan tapi anggap saja simbiosis mutualisme dimana saya bisa menyalurkan hobi dan kantor tidak perlu membayar videografer.
Tua, tambun dan lamban itulah gambaran laptop yang saya pakai sekarang. Lima tahun lalu atau di era kejayaannya laptop ini memang cukup keren dan mumpuni untuk hobi dan pekerjaan. Tapi sekarang? Ah sudahlah, ia sudah lelah mengikuti keinginan saya yang terlalu banyak. Lanjutkan membaca “VivoBook Flip 14 TP410 Si Laptop Balerina”
Harga memang tidak pernah bohong, jadi tidak salah jika beberapa produsen ponsel membidik pasar menengah ke atas. Pertengahan tahun ini OPPO kembali merilis ponsel paling kece atau dikenal dengan smartphone flagship. Ponsel-ponsel ini tak hanya memiliki spesifikasi tinggi tapi seperti sebuah master piece, mengusung teknologi dan fitur terbaru layaknya seperti sebuah karya seni.
Mungkin dulunya fitur-fitur ini hanya imajinasi film fiksi ilmiah tapi sekarang nyata dan konsumen dapat menggunakannya. Pernah nggak sih kamu membayangkan ponsel dengan pemindai dan pengenal wajah. Jadi pemilik cukup nyengir di depan layar untuk membuka ponsel tanpa memasukan kode atau memindai sidik jari. Belum lagi teknologi teknologi charging dan kapasitan baterai yang membuat konsumen mengucapkan selamat tinggal power bank yang berat dan melelahkan.
Beberapa brand saling berlomba merilis smartphone flagship teranyarnya untuk memanjakan konsumen dan penghobi gawai. Jujur, terkadang saya sampai bingung harus memilih smartphone flagship mana yang akan di beli. Maklum semuanya mengaku paling kece, teranyar dan termuktahir.
Tapi seperti memilih jodoh, memilih ponsel harus mempertimbangkan bibit, bobot dan bebetnya. OPPO bukanlah pemain baru di dunia industri telepon genggam, terkenal dengan produknya yang inovatif di pertengahan tahun 2018, kembali mengusung poduk andalan, OPPO Find X.
Satu hal yang paling menarik dari OPPO Find X ini adalah teknologi Stealth 3D Cameras-nya. Dimana kamera pada OPPO Find X memakai mekanisme pop-up otomatis (motorized). Saat aplikasi kamera dibuka maka modul kamera akan muncul dengan sendirinya dari sisi atas ponsel. Lalu saat aplikasi kamera dinonktifkan kamera akan kembali dibalik modul membuat body kamera terlihat mulus tanpa tonjolan. Modul kamera gesernya memuat sepasang kamera utama beresolusi 16 megapiksel (f/2.0) dan 20 megapiksel (f/2.0).
Ini lho rahasia mengapa kamera OPPO Find X tidak terlihat
Resolusi kamera depannya tidak tanggung-tanggung 25MP dengan aperture f/2.0 dan memiliki teknologi 3D Structured Light Facial Recognition yang bisa mengenali 15.000 titik di wajah. Jadi, 3D Structured Light Facial Recognition ini bisa memberikan keamanan 20 kali lipat dibanding finger print. Jadi sudah nggak jaman membuka ponsel pakai meraba-raba finger print tapi lansung disenyumin aja kamera ponselnya.
Lalu dalamannya bagaimana? ditenagai sytem-on-chip kelas atas Snapdragon 845 dari Qualcomm, dipadankan dengan RAM 8 GB dan media penyimpanan 256 GB. Jadi buat penggemar gamer atau videografer ponsel seperti saya cukup jembar lebar dan lapang. Nggak akan pernah takut kekurangan memori penyimpanan video atau tetiba ponsel bengong karena menjalankan aplikasi video editing dan game.
Kalau kamu merasa masih kurang cukup dengan baterai berkapasitas 3.730 mAh, sejujurnya tidak perlu khawatir. Teknologi fast charging yang dibenamkan di OPPO saat ini adalah VOOC Flash Charge yang paling stabil, cepat, dan aman karena memiliki 5 modul proteksi pada perangkat serta charger set-nya. Hanya butuh waktu 5 menit untuk mampu menelepon hingga 2 jam dari kondisi saat pengecasan 0%.
Dan bagi saya penggemar desain simplicity, layar OPPO Find X dengan rasio 93,8 persen terhadap bodi itu keren banget. Bayangkan sebuah ponsel dengan bagian depannya hanya ada layar tanpa tonjolan speaker atau kamera. Layarnya mengusung teknologi AMOLED selebar 6,42 inci (2.340 x 1.080 pixel, aspect ratio 19:9) membuat saya makin semangat berkreasi, mulai dari mendraft tulisan, mengedit foto sampai membuat vlog.
Desain layarnya mulus tanpa cela dan tonjolan
Wah saya terbayang betapa serunya aktivitas traveling saya ketika menggenggam OPPO Find X sebagai teman perjalanan. Pertama saya tidak akan khawatir kehabisan daya dan memori lalu pengalaman membidik foto dan video dengan kamera beresolusi mendukung pembuatan konten kreatif baik tulisan, foto atau vlog.
Sembari menunggu keberangkatan pesawat atau saat perjalanan di kereta dengan leluasa bisa men-draft tulisan atau mengedit vlog. Dulu pengalaman seperti ini hanya imajanasi belaka karena tidak ada ponsel yang mumpuni. Tapi sekarang dengan hadirnya OPPO Find X, semua terasa mungkin.
Mungkin hal pertama yang harus dilakukan menabung karena smartphone ini harganya cukup dalam di kantong, Rp 13.499.000. Tapi tidak apa untuk sebuah barang berkualitas yang mampu meningkatkan kualitas hidup dan menjadi lebih produktif.
Penasaran dengan smartphone flagship keluaran OPPO, langsung saja OPP Find X diulik di sini . Eh tapi aku nggak tanggung jawab ya kalau kamu ikutan kepincut dan nggak bisa move on.
Kemeja flanel kotak-kotak menggantikan seragam putih-biru kantoran. Sepatu kets tersandang trendy di kaki ala masa kini. Sejenak melirik kalender di ponsel, meyakinkan sekarang tanggal 16 September 2015.
“Maaf Beb, sepertinya kamu ada saingan.”
Hari spesial , saatnya memenuhi undangan kencan bertajuk FYI Experience Tour dengan dua new comer di Mega Mall, Batam Center. Apakah saya akan jatuh cinta lagi, kita lihat saja nanti.
Kemarau setahun dibalas hujan sehari, ditambah banjir seminggu. Parodi sebuah peribahasa namun kondisi yang lazim kita jumpai . Ketidakseimbangan alam membuat musim kemarau lebih panjang . Efek pemanasan global akibat meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Belum lagi pembalakan hutan liar, membuat tanah di dataran tinggi tidak mampu menahan air. Akibatnya air meluncur bebas menuju area rendahan menyebabkan banjir. Tapi yang paling ironis ketika air melimpah, ketersediaan air bersih sangat minim. Lanjutkan membaca “Air dan Keseimbangan Alam”
“Huaaa… Danan loe tambah narsis”. Teriakan sahabat kuliah , Anggun dari ujung telepon. Setelah melihat dokumentasi perjalanan Flores-Dili bulan September lalu.
Dokumentasi perjalanan kali ini cukup spesial dibandingkan sebelumnya. Kalau dulu hanya sebatas tulisan dan foto melalui blog pribadi . Nah sekarang, video perjalanan ala presenter “jalan-jalan” di setiap lokasi wisata. Tujuannya memberikan gambaran seutuhnya keindahan alam dan keunikan budaya Indonesia. Seru bisa menghadirkan video pengalaman perjalanan panjang menjelajah bumi Flores. Lanjutkan membaca “Narsis Itu Butuh Koneksi Dewa”