Setelah mengantar rekan dari Jakarta di bandara H. A. S. Hanandjoeddin yang pulang hari ini. Sayapun kembali menuju pusat kota Tanjung Pandan untuk mencari penginapan. Dengan ditemani pak Eko pemilik mobil yang kami rental ternyata mencari penginapan kosong di Belitung agak sulit bersamaan dengan event besar berskala nasional Sail Wakatobi Belitung 2011. Setelah berputar-putar di kota Tanjung Pandan akhirnya dapat satu penginapan dekat pelabuhan di Jalan Depati Endek. Penginapan sederhana dengan bangunan ruko yang disekat menjadi kamar kecil bakal menjadi persinggahan malam ini sebelum melanjutkan perjalanan ke Palembang esok hari.
Setelah check in dan mencari informasi tentang pelayaran dari Tanjung Pandan ke Pangkal Pinang sayapun berjalan menuju pelabuhan. Tujuan awal saya sebetulnya ingin melihat pelabuhan kapal Tanjung Pandan tapi akhirnya saya menyasarkan diri ke pasar ikan. Dari informasi yang saya peroleh dari internet, pasar ikan adalah tempat yang bagus untuk hunting photography “human interest”. Tapi sepertinya saya salah waktu, di sore hari pasar ikan pun nampak sepi.
Setelah menyebrangi jembatan besar di atas sebuah muara, sayapun menemukan sebuah jalan kecil menuju pantai. Awalnya saya pikir ini adalah pelabuhan Tanjung Pandan tempat saya berangkat besok pagi. Namun ternyata di sini hanya sebuah pelabuhan kecil tempat pelelangan ikan.
Aroma payau air laut semakin kuat sayapun semakin tersasar ke tempat yang sepi, sempat bertemu tiga anak muda yang nampaknya senasib dengan saya. Mereka bertanya kemana jalan menuju pelabuhan kapal. Untuk menuju pelabuhan kapal seharusnya kami tidak belok dari jalan utama setelah menemukan pasar ikan tapi terus jalan maju sampai menemukan gerbang utama. Sayapun semakin menikamtai sepinya sore dan redupnya langit dengan kamera pocket kesayangan.
Dari kejauhan terlihat pelabuhan kapal Tanjung Pandan, kapal pinisi besar berlabuh gagah berhiaskan langit oranye membara. Sebetulnya saya menunggu sunset tapi nampaknya saya salah posisi dan waktu, setelah membaca informasi dari internet. Momen yang paling indah di sini adalah pada saat matahari terbit.
Meskipun salah waktu dan tempat saya sayapun enggan meninggalkan pelabuhan kecil ini. Biarlah mentari meredup berganti dengan gelapnya malam. Saya akan tetap menanti keindahan lain di gelapnya malam. Kapal pinisi tetap menjadi pusat perhatian saya, untuk “killing time” saya bereksperimen mengkomposisikan dengan tonggak beton dari berbagai sudut.
Malam menjemput dan perahu kecil pun beranjak meninggalkan pelabuhan untuk pulang. Sudah saatnya saya kembali ke penginapan beristirahat sejenak sambil menikmati malam indah terakhir di Belitung… Good Night.
RELATED STORIES
- Melayang-layang Menuju Belitung
- Sang Surya Tenggelam di Tanjung Pendam
- Merasakan Sari Laut di Tanjung Pandan
- Langkah Pertama Pantai Belitung
- Beauty and Pose in Lengkuas Island
- Basah+Hujan+Lapar = Mie Belitung
- Danau Kaolin: Anugerah, Musibah, Berkah
- Tanjung Kelayang 10.10.11-12.10.11
- Menyibak Layar Pulau Batu Berlayar
- Pulau Gede (Babi Besar) Belitung
- Sesi Pemotretan di Pulau Gede, Belitung
- Pulau Babi Kecil, Belitung
- Menjangkau Batu Tertinggi di Tanjung Tinggi
- Sunset di Tanjung Tinggi
- Fotografi Jalanan & Belitung
- Kelenteng Sang Dewi Laut
- Jejak Sang Laskar Gantong
- Sesi Pemotretan Tak Terduga (Belitung)
- Satam Si Hitam Nan Misterius
- Hunting-Wrong Time and Wrong Place
- Wisata Malam Melintas Jejak Sejarah Tanjung Pandan
- Pulang Melewati Dua Lautan: Tanjung Pandan – Boom Baru
20 tanggapan untuk “Hunting-Wrong Time and Wrong Place”