Curahan

Ponakan di Penjara Mama Histeris

Masih ingat nggak cerita Mama Minta Pulsa pas aku ke Melaka beberapa tahun lalu. Ini kejadian lagi gaes dan kali ini mental ibu aku dibuat down lalu sang penipu mengaduk-aduk psikologis beliau hingga beliau histeris ketika kami mencoba menyadarkan.

Kisah ini terjadi setahun lalu ketika kami secara mental dan fisik benar-benar down karena berita kehilangan orang terdekat. Ketika telepon berdering, hati rasanya langsung nyeri. Siapa lagi yang menjadi korban coroan. Akankah kami kehilangan orang terdekat?

Sore itu sebuah pesan singkat dari bapak masuk, “Dek Bapak minta tolong ya..”

Deg! Rasanya jantung kok mau copot. Bapak nggak pernah lho mengirimkan pesan begitu. Sigap kutelepon bapak. Intinya beliau minta transfer sejumlah uang ke nomor rekening berikut. Aku agak sedikit curiga apalagi segala sesuatu yang berhubungan dengan uang dan orang tua. Karena kedua orang tua jarang sekali meminta uang tapi jika mereka meminta pasti langsung kukirim. Tanpa berpikir panjang dan bertanya aku kirim ke nomor rekening yang diberikan, karena bisa saja untuk keperluan mendesak seperti saudara sakit.

Begitu uang dikirim, lima menit kemudian bapak menelepon minta dikirimkan lagi katanya mendesak. Aku semakin curiga dan bertanya apa yang terjadi? Beliau hanya diam lalu terbata… Pokoknya tolongin ibu ya, jangan sampai ibu kaget dan sedih. Aku makin bingung.

Aku diam sejenak dan memilih tidak mengirimkan uang, untuk melihat apa yang terjadi. Lalu pesan dari ibu masuk. “Tong uangnya sudah dikirim?”

Aku langsung was-was, pasti ini berhubungan dengan Ibu, kutelpon ibu. “Ada apa ibu?”

“Tong Tolongin Ibu ya. Tolong ya…”Ibu merintih pilu.

Mendengar ibu sedih yang aku pikirkan kondisi kesehatan beliau. Sejak tiga tahun lalu divonis menderita keram jantung kami selalu menjaga emosi beliau, berusaha membuat emosi tetap stabil.

“Ada apa bu?”, tanyaku Lirih.

“Tolongin A ponakanmu”, beliau membuka percakapan. Ibu bercerita barusan A ponakan kami menelepon bahwa dia dijebak mengambil dompet di pompa bensin ketika sedang mengantarkan barang dagangan. Lalu diperas dan diancam akan dijebloskan ke polisi. Sekarang ia sedang di kantor polisi dan pemilik dompet mengajak berdamai dengan kompensasi uang tertentu.

Setelah dana pertama dikirim lalu ia kembali meminta uang karena polisi mensyaratkan dana untuk menarik tuntutan. Saya pun langsung paham ini modus penipuan tapi tak semudah itu menjelaskan ibu yang secara emosi memang sudah dimanipulasi.

Pelan-pelan saya mengajak beliau untuk mengajaknya berpikir logis apakah yang menelepon benar si A. Yakin beliau mengatakan yang telepon si A dia paham benar suaranya karena ibu dan A sangat dekat. Lalu saya bertanya apakah, ibu sudah menelepon B, istri A. Sembari mengulur waktu saya mencoba menghubung si B via facebook. Ibu saya sempat bingung seperti orang bangun dari tidur tapi tiba-tiba ia menjerit histeris, “Tolong Tong… tolong sekali ini aja. Demi ibu.”

Saya menjawab akan mentransfer secepatnya tapi saya mencoba menghubungi kakak saya yang ternyata ada di luar kota. Jadi waktu itu kondisi rumah benar-benar sepi. Saya meminta Bapak untuk menelpon si B dan A tapi yang mengherankan bapak seperti panik dan tidak menemukan nomor keduanya di ponsel, seperti kena gendam.

Saya menelepon kakak di luar kota meminta untuk menghubungi tetangga yang bisa datang ke rumah. Beruntung Bapak dan Ibu RW datang ke rumah orang tua saya. Beruntung B yang saya kirim pesan melalui fb akhirnya memastikan bahwa suaminya A baik-baik saja. Memang sih A sempat keluar tapi akhirnya mengabarkan kondisinya baik-baik saja.

Setelah memastikan A baik-baik saja dan tetangga datang, ibu menjadi lebih baik dan bisa bepikir lebih jernih. Ya tapi tetap beliau mengatakan rasanya lemas, langsung tak bisa berjalan. Tapi Alhamdulilah masih dilindungan Allah SWT.

Pantau Mendalam

Berkaca dari kejadian ini, rasanya semuanya seperti kebetulan. Ketika Kakak saya sekeluarga tidak di tempat penipu beraksi. Dan seolah-olah yang menelepon, orang yang paling dekat dengan ibu saya. Kebetulan A punya bisnis pemotongan ayam dan ibu saya berternak ayam, frekuensi mereka bertelpon sangat sering.

Kondisinya hampir mirip dengan Mama Minta Pulsa. Penipu tahu saya sedang berada di Melaka dan tidak dihubungi. Dan anak yang paling dekat dengan ibu dan di luar kota saya.

Beberapa minggu sebelum penipuan Mama Minta Pulsa, banyak nomor asing menelpon dan mengirim pesan melalui wa, mengaku teman lama atau berpura salah sambung. Ujung-ujungnya menanyakan nama.

Tips : Kalau ada nomor asing menanyakan nama kita secara langsung atau tidak langsung lebih baik di-blok. Jangan pernah melakukan check in lokasi media sosial saat traveling.

Permainan Psikologis

Mungkin kalian tidak percaya dengan gendam tapi saya yakin penipu ini punya kemampuan mempermainkan psikologis korbannya. Berpura-pura yang menjadi korban, orang terdekat korban. Kemudian tidak memberikan kesempatan korban untuk berpikir dengan bicara terus menerus tanpa jeda dan fokus dengan mereka.

Suara jeritan, tangisan atau rintihan korban minta tolong merupakan trik paling ampuh membuat korban panik.

Agar korban tidak meminta bantuan pihak lain, selalu mengancam bahwa ini rahasia jangan sampai tersebar kalau korban mau selamat atau diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

Tips : Pastikan ada hal lain yang bisa memecah konsentrasi korban dan membuat korban berpikir logis.

Orang Tua

Target ampuh penipuan seperti ini adalah orang tua yang secara kemampuan fisik dan mental secara umum menurun. Seperti ibu saya yang beberapa tahun lalu masih bisa berpikir logis dan tidak terbawa perasaan bahkan sampai mempermainkan penipu hingga telepon berjam-jam.

Namun kondisi beliau sekarang berbeda, hatinya gampang galau jika mendengar kabar buruk dan fisiknya langsung drop.

Tips : Jangan pernah meninggalkan orang tua sendiri, setidaknya ada tetanggga yang bisa dibantu untuk menjaga.

Update Informasi

Beruntung kami sekeluarga termasuk keluarga yang sering mengobrol. Jadi ketika ada insiden Mama Minta Pulsa, ibu saya langsung paham itu penipuan. Tapi ternyata modus penipuan selalu up to date dan ibu saya nggak paham dengan penipuan telepon terbaru.

Ya intinya lebih banyak membuka indra untuk menggali informasi yang terjadi di sekitar kita bahwa modus kejahatan bisa makin canggih sesuai dengan kemajuan jaman.

Nggak ada salah mengajari orang tua lebih melek teknologi dan kenal internet. Semenjak penipuan terakhi, ibu saya jadi lebih rajin googling modus kejahatan di dunia nyata dan maya. Jadi jangan kaget kalau dengar ibu saya bilang server, scammer online dan istilah lainnya.

Tips : Bagikan pengalaman modus kejahatan online terbaru agar lebih banyak orang tahu dan menghindarinya.

Berkaca dari pengalaman di atas , kita harus tetap waspada dalam segala situasi. Jangan lupa berdoa agar terhindar dari perbuatan jahat, sihir dan gendam. Andai semua sudah diusahakan dan masih mendapatkan musibah, harus belajar iklas.

Satu tanggapan untuk “Ponakan di Penjara Mama Histeris”

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar