Perjalanan itu bukan hanya kesenangan diri tapi menyakinkan hati bahwa selalu ada orang yang selalu menantimu untuk pulang ke rumah.
“Tong lagi di mana, sudah makan apa belum?” Pesan pendek dari bapak membuat saya galau. Isinya hampir sama dengan pesannya sejam yang lalu dan jam-jam sebelumnya. Hari ini adalah hari pertama backpacking. Seharusnya saya bisa merasakan kebebasan, bebas dari surel dan telepon bos tapi nyatanya sms dan telepon Bapak datang bertubi-tubi.
Sebagai anak bungsu yang tak pernah ke luar rumah, traveling dengan ransel keliling Sulawesi seminggu adalah hal yang luar biasa. Bayangkan sejak lahir hingga kuliah saya hanya menetap di satu kota bernama Bandar Lampung. Bahkan untuk berkelana ke kabupaten lain di Lampung belum pernah. Setelah bekerja di Jambi tiba-tiba saya berkelana bersama orang-orang yang baru saya jumpai di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
“Memang nggak apa-apa jalan dengan orang yang baru dikenal gitu.” Bapak kembali bertanya untuk menyakinkan keputusan saya.
“Nggak apa-apa Pak. Ini kan komunitas backpacker semua data anggotanya sudah tercatat. Jadi kalau ada apa-apa bisa dicari”, ucap saya asal coba meyakinkan Bapak.
“Terus nanti makan dengan tidurnya gimana?”
“Pak, tidurnya di hotel dan makannya di restoran.” Sepertinya bapak lupa kalau anaknya ini sudah bekerja dan bisa membayar hotel dan membeli makanan sendiri.
“Oh… Ya sudah nanti Bapak telepon lagi.” Suara itu terdengar pasrah dan khawatir.

Tepat satu jam kemudian telepon kembali berdering dan pertanyaan sejam lalu berulang. Akhirnya saya meminta saudara perempuan saya untuk membuat akun media sosial di gawai bapak. Saya berpesan bahwa setiap jam saya akan meng-update status facebook. Jika status facebook saya masih berganti berarti saya baik-baik saja. Tapi jika dalam 2×24 tidak ada status baru bolehlah Bapak melapor ke polisi bahwa anak lelakinya yang paling ganteng ini hilang.

Akhirnya SMS bertubi-tubi dan deringan telepon tiap jam menghilang berganti dengan telepon di pagi hari. Tapi jika satu jam saja saya terelambat meng-update status, telepon akan berdering kembali. Beruntung bapak tidak tahu cara bagaimana menulis pesan atau berkomentar di media sosial. Jika tahu mungkin saya akan menerima ratusan komentar dan notifikasi. Lagi dimana… sedang berbuat apa… Bersama siapa? Pak anakmu ini bukan Andika Kangen Band :(( .

Enam tahun berlalu dan bapak tidak khawatir dengan hobi baru saya menggendong ransel. Namun sebelum berpergian saya selalu mengabarkan beliau karena doa dan restu orang tua itu penting. Meski tidak terlalu detail pada akhirnya beliau tetap bisa memantau melalui media sosial. Tapi bedanya sekarang tidak ada pesan singkat atau dering telepon bertubi-tubi. Sayapun makin bahagia jalan-jalan menggendong ransel.
Tragedi Saat di Negeri Jiran
Sejak mutasi di Batam 3 tahun lalu saya lebih sering traveling melalui jalur laut dan darat. Tujuan wisatanya tergolong mainstream hanya Singapura dan Malaysia. Karena waktu kunjungan 1-2 hari saja saya tidak pernah membeli simcard kedua negara tadi dan hanya mengandalkan wifi gratisan untuk berkomunikasi.

Malam sebelum kepulangan dari Melaka ke Batam saya terputus dengan dunia maya karena ngemper di Terminal Bus Melaka Sentral. Di sini memang banyak gerai kopi yang menyediakan internet gratis tapi karena lelah saya memilih untuk offline dan mencari tempat bersandar. Keesokan hari saya tidak menghidupkan gawai sama sekali, hingga bus yang saya tumpangi meninggalkan Melaka menuju terminal bus Larkin , Johor Bahru.
Video ke Pulau Besar, Melaka
Ketika gawai mendapat sinyal wifi gerai wara laba di Larkin, ratusan pesan masuk dari beberapa akun media sosial saya termasuk WhatsApp, facebook, twitter dan instagram. Semua orang menanyakan kabar saya, apakah saya baik-baik saja. Ada apa ini? Karena khawatir saya langsung menghubungi dengan voice chat tapi sayang koneksi internet tidak bagus. Sekali lagi mencoba menghubungi dengan menelepon tapi ternyata tidak ada pulsa untuk percakapan roaming internasional sedangkan kalau beli simcard Malaysia tanggung, beberapa jam lagi akan sampai di Batam.

Sempat berpikir minta dikirimkan pulsa oleh Mas Gun – kakak ipar – agar bisa menelepon, nanti uangnya ditransfer setelah sampai di Batam. Helow… Hidup di jaman digital kenapa harus pusing dengan urusan remeh temeh seperti ini. Bukankah dengan aplikasi traveloka saya bisa membeli pulsa & paket internet dimana saja dan kapan saja. Tanpa khawatir pulsa nyangkut atau harus jalan keliling kota cari konter pulsa isi ulang. Andai adapun ini di Malaysia, tidak akan ada yang jual pulsa operator seluler Indonesia.

Urusan isi pulsa selesai tanpa drama mencari konter saya langsung menelepon ke rumah.
“Hallo Ibu. Apakah ibu baik-baik saja?” Pikiran saya melayang ke rumah membayangkan ibu tergolek di tempat tidur.
“Baik… Tapi jantung ini rasanya mau copot. Bayangkan baru bangun tidur tiba-tiba telepon berdering lalu mendengar kamu menangis sejadi-jadinya minta tolong”. Ibu membuka cerita.
“Kok tahu itu suara saya?”
“Pokoknya suaranya mirip banget. Lalu ada suara polisi yang menjelaskan kamu menabrak orang sampai meninggal dan untuk memuluskan urusan ia meminta sejumlah uang.”
“Ibu percaya? Kan ibu tahu aku nggak bisa nyetir (mobil), lagian sebelum berangkat ke Malaysia saya menelepon Bapak.”
“Iya sih tapi tapi kamu bisa naik motor. Ibu mana yang nggak panik mendengar anaknya mendapat musibah. Aku sudah nggak bisa mikir.”
Beruntung pagi itu Mas Gun tanggap melihat gelagat ibu dan ia langsung melacak keberadaan saya melalui media sosial. Ia bertanya kepada Windy dan Maria teman saya di Melaka. Yakin saya tidak mengalami musibah, permainan pun dimulai. Ibu gantian mengerjai si penipu, berlagak sebagai orang kampung gagap teknologi. Berakting kebingungan ketika harus mentransfer sejumlah uang karena tidak punya kartu ATM. Hingga akhirnya sang penipu bernegosiasi agar uang dikirimkan dalam bentuk pulsa. Tapi bukan pulsa yang didapat, si penipu malah kehilangan pulsa karena menelepon ibu selama dua jam.
“Wah ceritanya jadi mama dimintaiin pulsa bukan mama minta pulsa dong”, ujar saya terkekeh.
“Orang tua panik kamu masih bisa tertawa. Lagian kenapa henpon tidak aktif lalu komentar facebook nggak dijawab. Tuh lihat Bapakmu panik sampai mondar mandir seharian di halaman depan. Besok kalau jalan-jalan henpon diaktifkan terserah mau pakai nomor Indonesia atau luar negeri yang jelas mudah dihubungi”, omel Ibu. Dan kali ini saya cuma bisa diam.
“Ibu cerewet karena ibu sayang dengan kamu. Kalau dulu Bapak tiap jam telepon dan sms kamu dia perhatian. Ini bentuk cinta kami!” Ibu lanjut mengomel dan saya tetap diam sampai akhirnya telepon mati karena kehabisan pulsa.
Kejadian ini menyadarkan bahwa di balik perjalanan seru dan menyenangkan ada orang-orang di rumah yang senantiasa berdoa dan berharap saya kembali dalam keadaan selamat.
Dulu saya berpikir kebutuhan utama traveling adalah tiket pesawat dan penginapan. Namun sekarang saya menambahkan pulsa & paket internet dalam daftar kebutuhan traveling agar tetap bisa mengabari orang tua.

Menghindari Penipuan Media Sosial Saat Liburan
Kejadian di atas terlihat sangat kebetulan, ketika saya kehilangan akses internet lalu penipu beraksi. Besar kemungkinan penipu sudah menguntit aktivits media sosial saya. Karena berdasarkan cerita ibu, mereka tahu kalau saya bekerja di kota A, memiliki hobi traveling dan sedang melakukan perjalanan. Untuk menghindari kejadian di atas berikut tips agar terhindar penipuan media sosial bagi penghobi traveling :
- Tidak meng-update media sosial pada saat traveling. Jika ingin membagi foto atau status saat traveling gunakan mode privasi sehingga hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat.
- Tidak membagikan foto boarding pass dan tiket yang dapat menunjukan tujuan perjalanan apalagi data pribadi.
- Informasikan rencana perjalanan kepada keluarga dekat dan rutin mengabarkan keberadaanmu.
- Selalu mengaktifkan telepon genggam dan internet agar dapat dihubungi dan menghubungi.
- Bawa catu daya tambahan (powerbank) dan jika diperlukan membawa ponsel cadangan.
- Menonaktifkan mode lokasi smartphone agar tidak secara otomatis ter-update di akun media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lainnya.
- Pastikan pulsa dan paket internet tersedia di gawaimu.
Jika sewaktu-waktu kehabisan pulsa & paket internet tak perlu risau. Dengan aplikasi traveloka membeli pulsa & paket internet semudah membeli tiket pesawat dan hotel. Sambil memesan kamar hotel atau tiket pesawat biasanya saya membeli pulsa & paket internet agar kejadiaan mama dimintain pulsa tidak terulang kembali.
Terhubung dengan keluarga saat liburan #JadiBisa dengan traveloka. Jadi jangan lupa untuk menginstal aplikasi traveloka di gawaimu. Karena sesungguhnya mereka yang di rumah mengharapkanmu kembali ke rumah dengan selamat.
Dih siapa juga mau menguntit akun medsos kamu.. kan itu kamu sendiri yang pamer biar tahu kamu lagi di mana 😛 *nyinyir detected*
SukaDisukai oleh 1 orang
Kamu nggak akan pernah ngerti kalau mau belum di posisi aku sebagai Selebritis
SukaSuka
Iya emang kamu sulit dimengerti mas.. laksana bingung mau ngunyah pempek dulu atau otak-otak.
SukaDisukai oleh 1 orang
Maaf gua model bukan otak otak atau pempek
SukaSuka
EMang cadas uraian cerita kakak kece ini. Brilliant !! Proud of you kakak. MedsOs kakak Kece laahhj
SukaSuka
duh kaya batu karang , cadas!!!
SukaSuka
Mas tolong diperjelas, Tong itu singkatan dari apa? genTONG gitu? *kabuuuur
Haha, aku sempet merasa bersalah juga pas ke India 3 mingguan itu susah ngasih kabar ke orang tua. Serasa hidup baik-baik saja, eh merekanya khawatir. Khawatir aku kelaparan, khawatir aku menyusahkan penculik #eh haha
SukaDisukai oleh 1 orang
tong itu panggilan sayang untuk anak lelaki orang sunda kk.
kalau aku nggak mungkin diculik tapi kemungkinan paling besar ngikut cewek lalu nggak pulang *eeh
SukaSuka
Iya kak.. Pulsa dan paket internet itu penting banget waktu traveling. Pernah ngalamin juga soalnya jaman masih seneng mancing di tengah laut dulu. Ortu pasti sibuk ngubungin, soalnya tau aku gak bisa berenang tapi sok-sokan main di tengah laut..
SukaDisukai oleh 1 orang
hahahah kebayang deh skrg gimana kalau mau piknik ke tempat ekstrim kaya mentawai gitu yang nggak ada sinyal
SukaSuka
Traveloka memberikan segala kemudahan ya Mas 🙂
SukaSuka
banget , kayaknya skrg beli tiket sellau di traveloka
SukaSuka
Wah salut sama ibunya mas danan… aku pernah dapat telpon serupa yg ngaku dari kantor polisi dan suamiku sedang kena kasus narkoba.
Lah suami dari manaaaa???? Lah wong belum pernah ngelakuin ijabkabul pernikahan -_-
Hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
hahahah itu penelepon pulsa belum stalking status
SukaSuka
pulsa dan kuota hal wajib yang harus dipunya dizaman now ketika travelling 😂😂.
emakku kayaknya udah angkat tangan sama anak ceweknya yg setiap ditelp gak pernah ada diposisi yang sama 🤣🤣.
SukaDisukai oleh 1 orang
hahahahhah walau angkat tangan pasti sellau berdoa untuk anaknya
SukaSuka
artikelnya ngegemesin, hihihi.. emak bapak millenial emang doyan minta pulsa sama anaknya, sekarang bisa jawab gampang dong yang penting install traveloka.
SukaDisukai oleh 1 orang
hahahahha aku juga kadang gemes dengan kelakukan orang tua yang over protective
SukaSuka
Seneng ya disayang-sayang begini. Meski kelihatannya agak rempong juga sih wkwkwk. Untungnya begitu keluar dari rumah, aku gak pernah dicari2. Karena, ortu udah didoktrin sebaliknya, yaitu, kalau gak nelpon2 berarti aku baik2 saja. Eh, sekarang malah mereka udah bisa facebookan dan kepo banget sama akunku. Apalagi kalau lihat aku foto bareng cewek. Maleus 😥
SukaDisukai oleh 1 orang
aku mah disayang karena anak kesayangan mama bukan kesayangan tante kaya kamu
SukaSuka
Kak, jadi sekarang gimana nasib si penipunya itu? *OOTDetected.
Wuiiiii jd udah segede gini kamu masih sering dicariin bapa mama kak? SEGEDE gini? wkwkwk.. tp btw, traveloka ini makin banyak fasilitas dan kemudahan, kita2 dibuat nggak ribet ya kak..
SukaDisukai oleh 1 orang
gini kak nasib anak paling ganteng :((
SukaSuka
Haha,, udah besar masih ditanyain bokap mulu ya.. Kaya anak kecil aja :V..
Mama ngerampok pulsa si penipu ini mah judulnya hahaha..
Anyway istri saya orang Bandar Lampung juga haha..
Salam kenal
-Traveler Paruh Waktu
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahahaha Mamak rampok pulsa . Salam kenal kk
SukaSuka
Hahaha enak kali ya kalau pas jalan dipantau terus sama orang tua
saya gak pernah berada pada posisi itu *hiks*
Itu berarti pas ke SulSel kita belum kenal ya?
SukaDisukai oleh 1 orang
Wahh saya kalau traveling cuma titip pesan sama mama “Doakan anakmu baik2 saja di perantuan, bu” hehehe..
btw, baru tau saya traveloka bisa beli pulsa, tau gitu, pas kemaren ngelayap ke negara tetangga 3 bulan kan bisa tetap beliin mama pulsa.. duhhhh.. kudet deh eike..
SukaSuka
aku biasanya telepon bapak
SukaSuka
mama memang jadi orang pertama yang khawatir hehe
SukaSuka
hahahah mama aku
SukaSuka
Kak, aku punya temen yang diem-diem menangis ketika aku ditelepon ibu ketika lagi taveling. Kita mungkin menganggap biasa aja, tapi ada anak yang orang tuanya ga care ketika anaknya berjalan jauh kak.
Maka, bersyukurnya ya kita 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
iya kak, apalagi aku punya bapak yang kaya apllikasi pengingat waktu makan
SukaSuka
Eh aku baru tahu loh, kalau di traveloka bisa beli pulsa semudah beli tiket pesawat terbang atau hotel. Untung masih ada dan nggak uninstall. Emang paling sebel sih kalau kehabisan pulsa apalagi kehabisan kuota.
SukaSuka
lumayan nih kalau piknik nggak ribet cari konter pulsa
SukaSuka