Saya dan beberapa rekan kerja memiliki agenda rutin traveling dengan memanfaatkan dinas luar kota. Triknya dengan menyusun jadwal kepulangan di ujung weekday lalu menggeser penerbangan di hari Minggu atau Senin pagi. Untuk memaksimalkan waktu dan bujet, biasanya kami menyewa kendaraan dan melakukan road trip selama 2-3 hari.
Pandemi mengubah segalanya, nyaris 2 tahun tidak melakukan aktivitas traveling bersama teman kantor. Kalau ditanya destinasi pertama yang akan disambangi usai pandemi. Sudah dipastikan jawabannya adalah Sumatera Barat.
Mengapa Sumatera Barat
Salah satu cabang perusahaan tempat saya berada di Pekanbaru, dengan waktu terbatas traveling paling mungkin ke Sumatera Barat (Sumbar). Sumbar itu destinasi wisata paket lengkap, semua wisata alam dari gunung, danau, lembah air terjun hingga pantai tersedia. Itu belum termasuk wisata belanja dan kuliner, yang konon diminati wisatwan negeri jiran.
Dulu perjalanan Pekanbaru-Padang membutuhkan waktu 6 jam tapi sekarang melalui jalan tol hanya 3 jam saja. Tapi Sumbar kan bukan Padang saja, banyak kota lain. Jika ingin jalan-jalan di kota Padang tidak usah menyewa kendaraan, naik saja transportasi umum lalu berkeliling dengan transportasi online. Nah sekarang tujuan kami berkeliling Sumbar. Penasaran dengan itinerary road trip singkat di Sumatra Barat? Yuk kita mulai dari Pekanbaru menuju Kelok Sembilan.

Keindahan Kelok Sembilan
Dari Pekanbaru bergerak ke arah barat menuju bukit barisan. Walau bukan destinasi wisata ruas jalan berkelok yang berada di antara propinsi Riau dan Sumbar ini menjadi daya tarik bagi pelancong. Jalan berkelok di antara bukit barisan ini sudah ada sejak jaman pemerintah Hinda Belanda.
Keindahan kawasan ini semakin sempurna sejak dibangun enam jembatan layang dengan total panjang 2.537 meter tahun 2003. Bagi kamu yang baru pertama kali melewati kelok sembilan wajib berswafoto di Kelok Sembilan. Tapi penggemar fotografi pastilah menanti momen malam untuk mengambil foto slow speed Kelok Sembilan yang benar-benar elok.

Bukan Halu Ngalau Indah Banget
Ngalau Indah itu bukan hanya wisata petualangan susur gua saja bagi pecinta alam dan batuan. Tapi juga wisata pemandangan alam yang sayang untuk dilewatkan. Dari Ngalau terlihat gugusan Gunung Sago, Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang dikeliling 10 hektar hutan wisata dan sawah. Jaraknya hanya sekitar 4 km dari kota Payakumbuh dan 31 km dari kota Bukittinggi. Jadi sebelum sampai di Bukittinggi kita singgah dulu di Ngalau untuk menghalau galau, setelah berjam-jam di duduk si kendaraan.

Istana Baso Pagaruyung
Istana yang berlokasi 5 kilometer dari kota Batusangkar ini memang wahana yang asik untuk berfoto dengan busana khas Minang. Bangunan rumah gadang dengan 9 atap melengkung merupakan museum yang memuat aneka koleksi benda budaya. Bilik anak daro dan pelaminan khas Minang bisa kamu lihat di sini. Jika ingin berfoto ala-ala pengantin Minang atau bergaya ala anak daro bisa menyewa pakaian di lantai dasar istana. Harga sewanya Rp. 35000 orang dewasa dan Rp. 30.000 untuk anak-anak, penjaga dan fotografer akan memfotokanmu hingga puas.

Desa Terindah Pariangan
Media pariwisata dari New York, Amerika, Travel Budget pada 2012 menjadikan Nagari Pariangan sebagai desa terindah di dunia bersama desa lainnya di dunia sejejar dengan Niagara on The Lake di Kanada, Cresky Krumlov di Republik Ceko, Wengen di Swiss, Shirakawa-go di Jepang, dan Eze di Prancis. Wah saya jadi penasaran dengan Desa Priangan, apakah benar seindah itu?

Belumlah masuk ke nagari, sudah dipastikan akan tergoda dengan keindahan sawah-sawahnya. Desa Nagari Pariangan terletak di Lereng Gunung Marapi, tepatnya di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat. Tak hanya juara karena keindahannya, keramahan orang-orangnya membuat kita akan betah berlama-lama berada Priangan melihat aktivitas penduduk dari ketinggian.
Salah satu momen yang tidak boleh terlewatkan, minum kopi di salah satu area persawahan di ketinggian 700 mdpl.
Sate Mak Sykur
Salah satu kuliner wajib icip ketika menyambangi Sumatera Barat adalah sate Mak Sykur, yang sudah ada sejak tahun 1941. Dahulu kedai sate ini berada di Pasar Padang Panjang, sekarang kamu bisa menjumpai Sate Mak Syukur di Jalan Sutan Syahrir No.250, Silaing Bawah atau Jalan Mohammad Syafei No 63, Pasar Baru. Buka setiap hari dari pukul 07.15 hingga 17.00 WIB. Walau sekarang diurus oleh generasi kedua, Haji Syafril Syukur, sate Mak Syukur tidak pernah kehilangan keotentikannya, baik dari cita rasa maupun kualitas.

Air Terjun Lembah Anai
Saat melewati jaluru Padang-Bukittingi pastinya mata kita akan tergoda dengan air terjun di pinggir jalan dengan pemandangan rel kereta api melintas di atasnya. Air Terjun Lembah Anai memang terlihat begitu eksotis dengan limpahan air kadang sampai ke jalan raya.

Mungkin belum banyak orang yang tahu bahwa air terjun yang berada di pinggir jalan ini hanyalah salah satu dari tujuh air terjun yang dimiliki oleh kawasan Cagar Alam Lembah Anai. Air Terjun Lembah Anai secara administrasi masuk dalam wilayah Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Pelimpahan air terjun ini dimanfaatkan juga sebagai pemandian dan sumber air kolam renang. Bagi kamu yang ingin merasakan kesegaran air terjun Lembah Anai dapat mandi di kolam renang atau pemandaian sekitar air terjun.

Bermalam di Bukittinggi
Setelah lelah berkeliling, Bukittingi menjadi tempat peraduan. Mencari tempat peraduan terbaik kami percayakan kepada Red Doorz. Cukup download aplikasinya lalu masukan nama kota makan akan terpapar beragam pilihan peraduan.
Bukittingi merupakan kota terbesar ke dua di Sumbar setelah Padang dengan daya tarik wisata dan kuliner luar biasa. Semalam saja nongkrong di Jam Gadang banyak atraksi wisata yang bisa dilihat sambil melahap street food. Itu belum termasuk berwisata kuliner dan belanja di pasar Atek’ (atas).

Jelang pagi hari paling seru jogging di Janjang Seribu, bangunan yang mirip tembok besar China ini terbentang dari Ngarai Sianok hingga Bukittinggi, lalu ditutup dengan sarapan pical (pecal) Sikai yang tersohor. Jangan lupa untuk untuk menyambangi wisata sejarah seperti Goa Jepang dan rumah kecil Bung Hatta.
Rekomendasi untuk makan siang, dapat menikmati Gulai Itiak Lado Mudo (gulai gulai cabai muda) yang berada di jalan Ngarai-Binuang. Nah kalau tidak kebagian bisa mencari alternatifnya itiak lado hijau mudo di rumah makan Lansano Jaya. Rasa pedas kulinernya sangat pas untuk melawan hawa dingin Bukittinggi.
Danan Maninjau
Hari terakhir di Sumatra Barat, danau Maninjau menjadi destinasi pertama karena berjarak 36 km dari Bukittingi. Tantangan terberat untuk sampai di danau ini adalah melewati 44 kelokan yang mampu membuat nyali menciut. Tapi semuanya terbayar lunas ketika melihat keindahan danau vulkanik berwarna kebiruan di ketinggian 461 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Keindahan danau terluas ke sebelas di Indonesia sangatlah sempurna dilihat dari Puncak Lawang. Jika memiliki nyali dapat melakukan aktivitas paralayang tapi jika tidak lebih baik minum kopi sambil melihat semua keindahan ini.
Ngopi Santuy di Taruko Cafe
Saat akhir pekan jalur Bukittinggi-Padang rawan macet. Paling aman kembali ke Bukittinggi dan menikmati sepenggal senja Kafe Taruko yang berada di Ngarai Sianok.

Kafe ini memiliki konsep ruang terbuka dengan bangunan tradisional dan pemandangan 360 derajat. Jadi tidak mengherankan rumah gadangnya dibuat terbuka sehingga orang bisa duduk di sisi banguan sambil melihat pemandangan gunung, bukit, sungai, sawah dan kebun. Malam hari bergerak kembali ke Pekanbaru untuk mengejar penerbangan esok pagi.

Berharap setelah pandemi usai dapat melakukan road trip kembali bersama teman kerja keliling Sumatera Barat. Walau sebetulnya impian besar kami melakukan road trip panjang mengelilingi Sumatera. Karena jatah cuti tahunan hanya dua minggu, bisa jadi road tripnya dicicil satu persatu. Tahun ini mengelilingi Sumatra Barat, tahun berikutnya mengeliling Sumatra Utara, dua tahun lagi mengelilingi Aceh, tiga tahun berikutnya Lampung, hingga semua pulau di Sumatra kami jelajah melalui road trip.
Persiapan Road Trip
Pilihan perjalanan road trip memang terkesan merepotkan tapi sebernarnya lebih fleksibel karena bisa beristirahat dimana saja. Gaya perjalanan seperti ini memerlukan persiapan lebih seperti kendaraan dan bujet, itinerary dan lainnya. Berikut info grafis hal-hal apa saya yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan road trip.

Perjalanan kami terakhir ke Sumatera Barat tahun 2017 dan piknik terakhir tahun 2019, rafting di Geopark Merangin. Jika pandemi berakhir, misi pertama meracuni rekan kerja baru untuk traveling. Ya sebagai pemanasan kita ke Sumbar lagi dengan rute berbeda. Banyak lho destinasi lain yang belum kita kunjungi.
Jadi siap-siap ya, lepas pandemi kita langsung tarik gas, roadshow ke Sumbar. Kalau kamu mau kemana?









Wih mantep nih road tripnya, total brp hari itu om? 😁
SukaSuka
kami ini karena memanfaatkan weekend dan dinas luar kota, cuma tiga hari dua malam aja. berangkat jumat pulang minggu. maunya ke depan habis pandemi lebih jauh . 5 hari 😀
SukaSuka
Jadi kangen pulang kampung abis baca ini mas.
SukaSuka
aku belum mudik juga , huaaaaaaaaaaaa langsung pengen mudik….
SukaSuka
pengen ke jembatan kelok 9 sama ke kelok 44 deh, belum kesampean kesana huhu…
SukaSuka
aku pingin jalan2 ke malang lho , kangen ke jawa
SukaDisukai oleh 1 orang
mantap om
SukaSuka