“Kamu yakin mau boarding school juga kaya Embak?”, tanyaku. Faiz cuma mengangguk sambil matanya menatap ponsel.
“Tapi di pesantren itu makanan dibagi lho, nggak kaya di rumah bebas ambil. Nanti lapar.” Ekor mataku melirik Faiz yang mulai bereaksi.
“Kan bisa minta kirimin Bunda.”
Aku baru ingat pesantren moderen jaman now kan anak anaknya hidup mevvah, dapat paketan dari rumah.
“Kamu nggak kasihan Mbah Kung dan Mbah Ti?”
“Kan bisa telpon seminggu sekali.”
Lanjutkan membaca “Ketika Adek Keluar Rumah…”