Curahan, film

Ketika Saya Berhenti Di Sini

Beruntung hari ini gua flu, jadi orang tidak bisa membedakan antara menangis dan menahan ingus untuk tidak keluar. Tema film “Ketika Berhenti di Di sini cukup sederhana, mengiklaskan kepergian orang tercinta. Karena teknologi Dita terjebak di antara kenangan dan penyesalan atas kehilangan Ed Kekasihnya. Bagaimana ketika 4 tahun setelah kematian Ed hadir kembali dalam bentuk hologram AI.

Ilusi teknologi membuat Dita menyangkal takdir kematian. Seperti saya yang dulu setiap hari mengirimkan e-mail orang yang sudah berpulang. Meski ia tak membalas, ada kelegaan berkisah tentang hari yang saya lewati. Tahun ke dua, email miliknya di-suspend oleh yahoo, karena tak pernah dibuka oleh pemiliknya. Hampir tiap malam selama setahun penuh saya menangisi perpisahan. Bodoh! Ya kadang tak ada logika jika tentang hati.

Hingga akhirnya saya melarikan diri dalam kesibukan menulis dan jalan-jalan tanpa henti.

Saya belum pernah menceritakan pengalaman titik balik ini kepada siapa pun. Yang orang tahu, saya pindah kota karena pekerjaan baru dan memulai hobi baru di sana. Aslinya saya memohon kepada Tuhan agar dipindahkan dari kota tempat saya lahir dan besar. Hingga Allah menjabah doa-doa saya hingga hari ini saya bisa melangkah maju tanpa menoleh ke belakang.

Saya paham benar apa yang dirasakan Dita, ketika tak mampu berdamai dengan kepergian maka kita akan terjebak di masa lalu. Teknologi yang hadir saat ini memberikan semua peluang itu. Kita yang terus menyimpan foto, video bahkan karya yang orang kita cintai. Lalu berlahan namun pasti terjadi penyangkalan di hati, ia sudah tak ada. Kadang kita mengabaikan masa depan dan orang-orang mencintai kita dengan sepenuh hati.

Aku adalah Dita, sosok yang terjebak dengan kenangan masa lalu dan belum memaafkan diri dan menerima takdir. Kematiannya yang mendadak, membuat saya berkali-kali menampar diri untuk disadarkan dari mimpi. Bagaimana mungkin, 15 menit lalu kami bercanda lalu berikutnya sebuah pesan singkat masuk, PEMILIK PONSEL INI MENGALAMI KECELAKAAN DAN MENINGGAL.

Perjalanan
Andai kalian tahu semua perjalanan saya untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Ia yang telah tiada berencana untuk keliling Indonesia. Satu per satu tempat itu, saya sambangi lalu dituliskan di dalam blog agar ia membacanya dari surga. Naif ya?

Ya saya memang sebucin itu. Saya yang tak pernah jatuh cinta pada akhirnya jatuh berkali-kali karena dirinya. Ini bukan hanya fisik tapi sifat dan kekayaan batinnya, yang selalu memperhatikan keluarga dan sahabat-sahabatnya. Hingga di satu saat, saya menjuluki manusia berhati malaikat. Kami memang pernah satu kampus tapi kami dipertemukan bertahun setelah lulus dan bekerja. Cinta memang penuh misteri. Andai kami dipertemukan saat kuliah mungkin kisahnya akan berbeda.

Tahun pertama perjalanan saya masih mengiriminya surat dan menceritakan perjalanan luar biasa. Membayangkan ia selalu menyertai langkah saya saat traveling. Itulah mengapa di awal traveling saya sering berjalan sendiri walau tak pernah merasa sendiri.

Jogja adalah kota impiannya. Setelah bertahun tak menyambangi tanah leluhur, ayah saya orang Jogja asli tapi memang kami sudah lama tak pulang kampung. Ada kejadian yang membuat hati bapak surut untuk kembali sana. Tapi waktu itu saya tetap ke Jogja demi mewujudkan keinginan yang sudah berpulang. Sepulang dari Jogja semangat saya tuliskan kisah perjalanan panjang sempurna bersama foto foto terbaik.

“Perjalanan ini untuk kamu, untuk kita”, suara saya lirih bergumam. Kisah-kisah itu terus mengalir melalui e-mail yang tak pernah dibalas. Sama yakin ia masih ada, hingga..

… saya tak bisa mengiriminya e-mail, tak berkomunikasi dengan dirinya. Emailnya telah disuspend karena bertahun-tahun tak pernah dibuka pemiliknya.

Saya harus berhenti di sini. Kita harus berhenti di sana. Tuhan tahu jika kita teruskan bersama, akan jatuh dalam dosa. Kamu anak baik telah diselamatkan oleh Tuhan, entahlah saya. Kisah saya masih panjang dan saya tidak ingin berhenti di sini.

Semua catatan perjalanan ini untuk kamu di rumahNya

Manusia berhati malaikat

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar