parkir di batam mahal
Travelling

Duit Dua Ribu Pun Butuh Keiklasan

“Ngasih dua ribu perak, nggak akan bikin miskin”, celoteh seorang tukang parkir. Saat seorang ibu menolak membayar parkir kendaraan roda empat karena tak diberikan karcis parkir.

“Bukan dua ribunya Mas. Tapi iklasnya. Kalau pengemis jelas tapi ini jasa yang akan dibayar. Situnya aja nggak jelas pas saya datang. Saya akan pergi baru muncul.”, Si Ibu tak kalah sengit.

“Dasar pelit, kalau nggak mau bayar udah”, celoteh tukang parkir sambil berlalu.

“Saya mau , tap ada nggak karcisnya. Kalau nggak ada karcisnya, kamu masuk kantong sendiri kan. Dasar preman berseragam”, omelan si ibu makin gahar membuat preman kabur.

Tukang Parkir Siluman

Drama parkir liar memang tak ada akhirnya, sejujurnya saya kadang pengen julid seperti si ibu di atas. Tapi ketika menghadapi tukang parkir di depan laundry langganan saya, hati jadi lulus.

Tukang parkirnya bapak tua berusia sepuh, mungkin 70 tahun dan jalannya tidak ajeg agak terseok. Kadang berpikir, ini beneran jalannya begitu, apa sandiwara agar orang iba. Tapi yang bikin kesal itu kemunculannya bagai siluman tiba-tiba dan mengejutkan.

Saat saya datang dan kebingungan memakirkan motor saat membawa laundry-an ( pakaian segunung) segunung, ia tak sampak sama sekali. Tapi saat saya melenggang santai dan akan pergi, tahu-tahu dia di belakang saya.

“Njirrr!!! Ini Jaelangkung apa tukang parkir”, batin saya menjerit ketika wajah si bapak , tepat di depan saya. Tak berkata-kata tapi saya paham pasti , ia menagih uang parkir.

Tanpa sungkan saya sorongkan dua rupiah. Tanpa berkata-kata saya mengisyaratkan harus ada kembalian karena saya parkir kurang dari 15 menit. Sebagai informasi saja, parkir di Batam gratis jika kurang dari 15 menit.

Tukang parkir langsung sibuk merogoh seluruh kantong di pakaian mencari uang kembalian. Saya setia menunggu aksi rogoh merogoh ini sampai receh terakhir. Dan akhirnya dua koin 500 rupiah diberikan. Meski ada rasa gondok tapi saya harus kuat. Ini bukan masalah uang tapi kepuasan batin.

Kenaikan Tarik Ulur

Sebetulnya biaya parkir di Batam tergolong murah, 2000 rupiah untuk kendaraan roda empat dan seribu rupiah untuk motor. Wacana kenaikan parkir sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Sebetulnya konsumen tak masalah dengan kenaikan tarif tapi setelah naik akan ada tuntutan lebih bagi pemilik kendaraan, seperti bukti karcis, serta tanggung jawab pengelola pakir jika terjadi kehilangan. Jangan mau uang parkirnya saja tapi tidak dengan tanggung jawabnya.

Kenaikan biaya pastinya akan membawa konsukwensi baru bagi pengelola. Ya biar sama sama fair dan enak bagaimana kalau pembayaran parkir di lapangan menggunakan QR CODE . Agar tak ada suudzon di antara kita dan konsumen tahu pasti biaya masuk ke pemerintah daerah dan digunakan untuk membangun fasilitas umum.

Jujur kita nggak iklas nya , uang parkir masuk ke kantong preman berseragam. Maaf kalau ada yang tersinggung. Bersyandya… Marsyandya…

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar