Other Roro Jonggrang Project! Di balik hobi yang terlihat asik, seru dan glamour di media sosial. Selalu saja membuat asusmsi, “gampang ya Mas bikin konten, bikinin dong!”
Semua mudah jika sudah terkonsep (baca: script) dengan baik tapi kalau mengadaptasi dulu dari novel, materi presentasi atau jurnal pastilah saya akan menangis sambil menggaruk aspal. Sesungguhnya tak mudah untuk mengerti konsep orang lain. Kita butuh brain storming dan diskusi panjang, tapi bagaimana mungkin waktunya mepet.
Dengan suka cita menerima tugas untuk membuat video implementasi AKHLAK. Meski tak pandai beretorika atau berkata-kata di meeting tentang AKHLAK tapi yakinlah saya berlaku dengan budaya perusahaan. Buktinya memenangkan lomba video AKHLAK , jika tak benar-benar paham tak mungkin mampu membuat video yang baik.
Dengan deadline yang cuma 4 hari dan dua video dengan konsep yang berbeda , apakah kamu mampu Danan? Yuk bisa, yuk bisa yuk!
Budaya AKHLAK di Kantor Batam
Satu-satunya alasan mengapa video ini harus dibuat di Batam karena sesungguhnya Pak Direktur sedang berkunjung di Batam. Senin pagi beliau harus terbang ke Jakarta dan teman-teman di Jakarta tidak ada waktu untuk mengambil video beliau dan mengedit. Hanya ada windows waktu beberapa hari untuk melakukan produksi yang tak hanya melibatkan petinggi perusahaan.

Konsep sudah dibuat tapi tidak dalam bentuk skenario. Idealnya saya harus mengadaptasi bagaimana secara visual dan naratif , informatif untuk disimak dengan durasi terbatas. Durasi tak boleh lebih dari lima menit padahal interview beberapa orang dan pekerjaan rumanya, semua informasi harus tersampaikan.
Oh iya , katanya video dibuat untuk penilaian implementasi budaya AKHLAK di lingkungan anak perusahaan. Paling menantang dari proses produksi video pertama adalah semua talent (termasuk direktur) belum membaca skenario dan baru diberikan ketika hari shooting. Nah lho!
Tenang Danan semua ada solusinya. Setelah Pak direktur ada beberapa revisi. Duh kenapa baru hari dikasih :(. Jujurly, aku sempat panik tapi panik nggak akan menyelesaikan masalah bukan?
Solusinya mau tidak mau membuat impromtu. Itu lho teks besar yang biasa dibaca oleh pembawa acara yang diletakan di atas kamera dan biasanya dalam teks bergerak. Kita membuat versi manualnya , teman saya mencetak materi dalam ukuran besar lalu diletakan di atas kamera. Jadi walau membaca , Pak Direktur tetap terlihat seperti berbicara biasa di depan kamera.
Meski perlu beberapa kali take, tapi pengambilan gambar sukses di tengah waktu yang terus berjalan dan berlari, karena beliau harus mengejar pesawat di bandara.

Shooting hari ini belum selesai. Masih ada beberapa adegan interview yang harus diambil. Beruntung rekan kerja sangat cooperatif untuk kondisi darurat , “sat set sat set”. Semua siap di depan kamera tanpa mengeluh, siap jadi kru sampai seting lampu.
Tantangan lain video pertama ini adalah proses editing, yang punya konsep ingin semua pesan tersampaikan tapi scriptnya panjang tanpa memperhitungkan waktu. Duar!!! Finnally dengan trick bermain speed video dan editing yang detail, memotong jeda kalimat dari setiap narasumber.
Lima Video Jadi Satu
Jika tahu diminta untuk mengedit video dari lima sumber yang berbeda dengan kualitas yang berbeda saya akan menolak di awal. Tapi janji adalah janji harus ditepati.
Video kedua tentang program Living Core Value AKHLAK yang dibawakan oleh masing-masing agen AKHLAK di setiap regional office. Artinya yang mengambil video bukan saya. Saya sempat menyarankan untuk menggunakan peralatan pendukung agar kualitas suara dan pencahayaan baik walau diambil dengan kamera ponsel. Tapi sekali lagi ini kan waktunya mepet Bestie! Belum perbedaan visi dan konsep setiap fotografer,ada yang pakai background orang, ada yang pakai background orang.

Danan kamu harus kuat!!! Beruntung ada canva profesional yang membantu saya mengedit latarbelakang video, sehingga hasilnya terlihat lebih profesional dan rapih. Lalu soal audio bagaimana? Saya isi sulih suara saja.
Pekerjaan rumah lainnya menyatukan informasi dan video agar pesan sampai. Namanya juga lomba atau seleksi paling tidak harus ada poin yang bisa “dijual”. Jadi maaf jika ada beberapa yang saya high light berlebihan untuk dijual.
Just info semua proses editing dilakukan dengan menggunakan ponsel karena saya tidak mau menggunakan software bajakan di laptop. Saya punya prinsip ya kalau pekerjaan harus halal agar berkah.
Juara Ke Tiga
Setelah sekian purnama mendapatkan kabar bahwa Implementasi Living Core Value AKHLAK mendapatkan peringkat ke tiga dengan berdasar penilaian di atas. Alhamdulilah artinya program yang dibuat oleh rekan-rekan memang bagus dan berjalan sebagaimana mestinya.
Sekali lagi saya membuktikan bahwa AKHLAK tak hanya kiasan bibir atau momen mengumpulkan poin saat meeting. Tapi saya paham dan mampu mempresentasikan dengan baik melalui karya, beginilah seharusya kita sebagai insan (anak cucu) BUMN.
Saya sangat menikmati proses berkarya dan berkolaborasi dengan rekan kerja. Bukankah ini implementeasi dari budaya kolaborasi?
Besok kita buat video AKHLAK apa lagi?