
Udara pegunungan semakin mengembuskan kesegeran sekaligus rasa dingin yang luar biasa. Setelah terpukau dengan pemandangan di bukit Khayangan , tujuan selanjutnya adalah Ranah Kayu Embun. Sebuah areal perladangan sayur-mayur yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional . Di jalan menanjak curam, motor kami pacu menuju dataran yang lebih tinggi di bukit ini.

Bangunan segidelapan di puncak bukit berdiri di lapangan bertanah merah. Bangunan tidak menjulang tinggi tapi berada di dataran tinggi yang mungkin terlihat dari manapun, terutama kerlip cahaya lampu yang ada di atasnya. Sepertinya merupakan bangunan mercusuar dan komunikasi bagi pesawat terbang yang melintasi Kerinci dan sekitarnya.

Meskipun tidak menyajikan pemandangan dengan sudut 180 derajat, seperti di bukit Khayangan. Keindahan alam di sini terlalu sayang untuk dilewatkan.
Tepat di seberang jalan , sebuah papan bertuliskan lokasi take off paralayang aero sport flying school kodim 0417 Kerinci. Berdasarkan informasi yang saya peroleh. Aktivitas olahraga paralayang di sini tergolong masih baru dan belum dibuka untuk umum. Jika ada yang berminat bisa langsung bergabung dengan aero sport flying school di kantor kodim 0417.

Melihat pemandangan dari sini, sayapun berangan bagaimana serunya berpalayang melintasi sawah di bawah sana.
RELATED STORIES
Ikan Bakar Danau Kerinci
Si Manis Kayu Kerinci
Keramba Danau Kerinci
Makan Gulai Ikan Danau Kerinci?
Mampir di Sate Amir
Melayang di Bukit Khayangan
Hang Out Ala Sungai Penuh
Singgasana Sang Walikota
Ranah Kayu Embun
Sawah, Danau dan Awan
Dendang Dendeng Batokok
Sensasi Soto Semurup
Masjid Kuno Kota Tua
Masjid Agung Pondok Tinggi
Batu Rajo
Masjid Keramat Tuo Lempur Mudik
Persawahan Lolo, Kerinci
Janji Leluhur, Danau Lingkat
Kayu Aru Runaway
Lunch Time Kayu Aru
Rainbow and Waterfall
Satu tanggapan untuk “Paralayang Khayangan Sayang Dilewatkan”