
Sembari menunggu sang suami pulang melaut wanita Tanjung Bumi mengisi waktu dengan membatik. Tidak ada target waktu atau motif ekonomis mereka melakukan dengan hati. Menginginkan batik terbaik untuk dikenakan sehari-hari .
***



Mengunjungi worskhop Batik Gentongan Zulpah milik Pak Alim di Tanjung Bumi tidak seperti yang kami harapkan. Tidah terlihat satupun pembatik , hanya dua pria sibuk mewarnai kain mori dan hamparan batik basah tertutup malam tergantung di halaman. Pak Alim mempersilakan masuk ke galerinya. Beberapa lemari pinangan mengelilingi ruangan dipenuhi batik beragam motif seperti, kawung, panji susi, cantil , cokek dan motif kontemporer. Warna batik Madura terkesan berani, lebih berani dari batik Pesisiran .
Kami duduk melingkari dampar kayu , menyimak penjelasan pria 36 tahun. Tak lama istrinya Wury keluar membawa beberapa contoh batik Gentongan setengah jadi. Perajin lebih suka membatik di rumah dibandingkan di sanggar. Usai masak para ibu dan remaja putri mengisi waktu dengan membatik.

“Batik sini warnanya ngejreng, mungkin sesuai dengan jiwa orang Madura yang berani “, ujar Bu Wury menunjukan beberapa motif batik. Ada beberapa ornamen batik mirip daerah lain tapi tidak meninggalkan ciri khas alusan motif Tanjung Bumi. Maklum saja Tanjung Bumi termasuk kota pelabuhan kerap disinggahi pedagang dari luar Madura memungkinkan terjadinya alkutrasi budaya termasuk fashion.


Nama Gentongan
Gentongan sudah menjadi merek dagang batik asal Tanjung Bumi, keindahan dan kehalusannya diburu kolektor batik Nusantara. Julukan ini didapat karena tahap terakhir proses pewaranaan batik direndam di dalam gentong yang berisi nilom atau indigofera. Indogofera dapat rusak jika terkena matahari oleh karena itu batik-batik ini direndam dalam gentong selama beberapa hari. Pak Alim menyangkal kisah-kisah mistis yang menyertai proses pembuatan batik Gentongan. Beliau mengatakan itu trik pedagang untuk mempromosikan batik. Yang membuat batik Tanjung Bumi berkualitas bukan gentongnya tapi dikerjakan oleh tangan-tangan terampil dan dari hati.



Proses Pembuatan
Bu Wury Alim berkata membuat batik itu berkah karena ada tujuh tahapan yang dilakukan oleh orang yang berbeda. Artinya berbagi rejeki. Proses pertama disebut Ketel yaitu mencuci kain mori yang akan dibatik. Setelah kering kain mori di-rengreng yaitu memberi outline motif batik. Setelah menyelasikan motif besar dilanjutkan dengan motif kecil yang di sebut Kuri. Proses selanjutanya adalah Essean yaitu mengisi motif dengan malam kelanjutan proses Rengreng. Setelah motif jadi , bagian yang tidak ingin diwarnai ditutup dengan malam, tahapan ini disebut Nebbeng. Yang membedakan pewarnaan latar atau Sereben batik Gentongan dengan batik lain adalah dengan menggunakan sikat, sehingga warna menyerap ke dalam serat kain. Sedanngkan proses memberi warna sekunder setelah pewarnaan kedua adalah Kothdu‘. Setelah proses pewarnaan selesai batik dilorot yaitu meluruhkan malam yang menempel di atas kain.
Melihat tahapan yang begitu panjang dan rumit , tidak mengherankan sebuah batik berharga jutaan rupiah. Sebuah Mahakarya Indonesia yang patut dijaga kelestarian.
“Salah satu keunikan batik Tanjung Bumi , retakannya itu bagai urat kayu.” Pak Alim menirukan ucapan Iwan Tirta, perancang busana Indonesia. Retakan urat kayu terjadi pada tahap pewarnaan ketika malam pelapis patah dan pewarna menembus kain.



Takdir Membatik
Pak Alim dan Bu Wury tidak pernah menyangka akan menjadi perajin batik. Awalnya Pak Alim ingin merantau tapi tidak mendapat izin dari keluarga karena ketiga saudaranya sudah merantau. Usai menikah tahun 2008 pasangan suami istri ini mulai merintis usaha batik. Memperoleh ilmu turun temurun dari sang ibu, Zulpah yang mahir membuat batik, Bu Wury fokus membatik bersama suami. Mengajak anak muda di sekitarnya menekuni seni canting bersama-sama.
Tanggal 28 September 2009 UNESCO mengumumkan bahwa batik merupakan salah satu warisan umat manusia yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia. Sejak saat itu permintaan batik Gentongan meningkat , apalagi pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Batik semakin di apresiasi, Pak Alim semakin dan istri semakin yakin dengan pilihan hidupnya, membatik.
Pada awalnya pria membatik bukanlah hal yang lumrah di Tanjung Bumi. Pria membatik akan mendapat julukan banci. Namun seiring berkembangnya industri ini, pria dan wanita memiliki kesempatan sama mempelajari batik.
Salah satu impian Bu Wury mendirikan kursus membatik di kota Bangkalan yang tidak jauh dari Surabaya. Wanita berusia 29 tahun ini ingin orang tidak hanya mengenal keindahan batik saja tapi mampu membatik dengan hati.
***
Zulpah Batik Madura
Jl. Pelabuhan II Pasesah (Utara Polsek) Tanjung Bumi Bangkalan – Madura
Telepon 031-70067002 ; 08121683474 ; 081913545999
Baca juga postingan lain dari sahabat-sahabat Travel Bloggers Indonesia:
- 1. Lostpacker – Batik Day 2014
- 2. Parahita Satiti – Pak Becak, Toko Batik & Buatan Tiongkok
- 3. Felicia Lesmana – How To Celebrate National Batik Day
- 4. Danan Wahyu – Madura Cultural Trip, Gentongan Membatik Dengan Hati
- 5. Olyvia Bendon – Batik Indonesia Warisan Yang Hidup
- 6. Lenny Lim – Belajar Membatik di Kampung Batik Kauman Solo
- 7. Halim Santoso – Loyalitas Dibalik Keindahan Batik Lasem
- 8. Atrasina Adlina – Ternyata Maluku Juga Punya Batik
- 9. Noerazhka – Selembar Cinta Dari Belitung Timur Untuk Indonesia
- 10. Indri Juwono – Bangga Dengan Batik di Luar Negeri
- 11. Titiw – Balada Pencarian Batik Pacitan
- 12. Fahmi Anhar – Berburu Batik Lasem
***
Madura Cultural Trip #1- Prolog Hati
Madura Cultural Trip #2 – Momen Monumental
Madura Cultural Trip #3 – Gentongan, Membatik Dengan Hati
Madura Cultural Trip #4 – Memangku Warisan Wayang Topeng Madura
Madura Cultural Trip #5 – Sumenep , Keraton di Timur Madura
Madura Cultural Trip #6 – Masjid Jamik, Sanepan Dalam Arsitektural
Madura Cultural Trip #7 – Pesarean Raja di Asta Tinggi
Madura Cultural Trip #8 – Semangat Membesi Aeng Tong Tong
Madura Cultural Trip #9 – Sejenak Petik Laut
Pakai canting juga bikinnya?
SukaSuka
pakai tapi mata cantingnya kecil jadi batik alusan
SukaSuka
Ooo. Kalau kain di sini bikinnya dijahit 😀
SukaSuka
Ternyata langkah-langkah membatiknya hampir sama satu daerah dengan lainnya cuma beda istilah penyebutannya aja ya hehe…
Jadi ngidam batik Madura *telen air liur*
SukaSuka
bener… aku jadi pengen belajar membatik…
SukaSuka
Keren ih batiknya Mas..
SukaSuka
Indonesia memang keren 😀 #narsis
SukaSuka
Suka banget sama batik2 madura, warna nya itu ngejreng agak sedikit norak kalo menurut gw tapi KEREN BANGET :-0
Sebagai pria ganteng yg punya darah madura, saya bangga dengan warisan ini #halah
SukaSuka
ooo punya darah madura om, pantes suka pake g string warna warni…
SukaSuka
haikssss
SukaSuka
Eh gw ngak sadar lho kalo Cd gw itu warna-warni norak kayak madura hahahahaha
SukaSuka
Benar-benar Mahakarya Indonesia mas. #IndonesiaKayaBanget
SukaSuka
iya aku baru kali ini lho liat workshop batik, jadi makin penasaran dengan batik
SukaSuka
aku beli 17 lembar!!! *puas* :))
SukaSuka
aku ga beli tapi ambil kartu namanya… pesen ah satu lemari buat sasrahan #ehem #gosip
SukaSuka
aku pernah ke tanjung bumiii… dan bener saja…ngabisin duit..haghaghag…
SukaSuka
Huaaaaa sanitary dan belanja tak dpt dipisahkan
SukaSuka
Abis bet apa jeti kak….
SukaSuka
Aduh ini daerah berbahaya bagi dompet. Pas kesana sampai minjam2 uang karena beli beberapa lembar dan nggak bisa debit. Parah!!
SukaSuka
Beneran racun ya belanja itu
SukaSuka
“Sembari menunggu sang suami pulang melaut wanita Tanjung Bumi mengisi waktu dengan membatik. Tidak ada target waktu atau motif ekonomis mereka melakukan dengan hati. Menginginkan batik terbaik untuk dikenakan sehari-hari”. suka quate yang ini…ihirr,,,pengin kesana..menjajah eh menjelajah maksudnya hehe
SukaSuka
ayoo ke Madura…. 😀
SukaSuka
ayo maen-maen ke Lombok haha
SukaSuka
mas, yang diikutan di turnamen foto perjalanan kan hanya satu..berarti yang paling atas yah…cheers…
SukaSuka
sepertinya aku sudah kasih lonk gambar kalau yg dipsoting gambar ini saja https://dananwahyu.files.wordpress.com/2013/12/64.jpg
terimakasih
SukaSuka
Mantab Mas Danan liputannya …
Batik Madura keren ya warnanya berani.
SukaSuka
iya ini yg aku suka dari madura… batiknya unik punya cita rasa sendiri
SukaDisukai oleh 1 orang
belum pernah ke madura, belum punya batik madura dan setelah baca postingan ini harus segera ke madura! BORONG ITU SEMUA BATIKNYA! KEREN2!!
etapi bisa gesek nggak? | yakali !
*lalu diseruduk sapi*
SukaSuka
debit bisa , gesek apalagi… kmrn ada mbok2 yg khilaf belanja.. *lirik komen di atas banget
SukaSuka
samaaa kk
belum pernah ke Madura, baru sebatas menyeberang di jembatan suramadu
yuk dijadwalkan ke Madura bo’ aboooo
SukaSuka
Mbak olive bisa ke makam raja asta tinggi, dijamin seharian dah di sana… Mengulik makam satu persatu
SukaSuka
cari tiket murah aah 😉
dekat sama bebek nggak? #salahfokus
SukaSuka
Kalau sanggar batik setengah jam dari bebek tapi kalo makamnya jauh ke arah timur laut 3 jam
SukaSuka
berarti bebeknya dibungkus buat bekal ke makam ya
SukaSuka
aku mau ikut! kemarin ke madura cuma makan bebek ajaaa, ternyata batiknya keren-kereeennn!!!
SukaSuka
aduh aku kok jadi kepincut batik lasem ya, lirik postingan man teman
SukaSuka
Samaa.. Aku puunnn…
SukaSuka
kirain bebeknya kereeen turun ke perut 😉
yuk ke Lasem
SukaSuka
Madura emang kerennnnn…
SukaSuka
Udah cobain jamu madura om?
SukaSuka
Om ntar kalau jadi ke madura, aku minta kontaknya Pak Alim yaaa 🙂
SukaSuka
Sip mbak…
SukaSuka
Liputannya mas Danan pasti keren, apalagi batik… hem saya suka warna yang ngejreng kayak gini cocok sama anak muda 😀
SukaSuka
terimakasih kasih mas, duh aku jadi malu lho ini… tapi aku suka banget pas cultual trip ke madura ini
SukaSuka
Saya suka ama batiknya mas hem mantap
SukaSuka
Batiknya bagus2, di dekat saya juga banyak batik nih mas, di Kota Pekalongan.hehe
SukaSuka
kakak iparku dari pekalongan , belum sempat nih menjelajah pekalongan
SukaSuka