
“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka , Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupan tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungennep, anger ing madura wetan.” – Kitab Pararaton –
” Adalah seorang hambanya , keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraja, rupa-rupanya tidak dipercaya , dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura.”
***
Tadjul Arifien R, sejarahwan asal Sumenep menyambut Tim Djisamsoe Madura Culture Trip , pria paruh baya ini akan memandu menyusuri lorong sejarah keraton Sumenep serta menapaki jejak kejayaan kerajaan di timur pulau Madura. Sambil berkeliling komplek penulis buku “Sumenep Dalam Sejarah” dan “Asta Tinggi” berkisah.
Tahun 1269 Arya Wiraraja diangkat oleh Prabu Kertanagara Raja Singasari sebagai adipati di Sumenep. Berdasarkan kitab Negara Kertagama lokasi keraton Sumenep berpindah-pindah ke beberapa daerah , Bate Putih, Keles , Brekeung, Benasere, Gapura dan Pasanga . Sejak abad ke 18 di bawah dinasti Bindara Saodmenjadi (Tumenggung Tirtonegoro) keraton menetap di Karangrua.
Di bawah kepemimpinan Raja Sultan Abdurahman , cucu Bindara Saodmenjadi arsitektur keraton Sumenep mengalami perkembangan luar biasa . Melibatkan Lauw Piango , arsitek asal China Sumenep menciptaka Mahakarya arsitektural yang mengkobinasikan unsur budaya Cina , Eropa, Madura dan Arab.


1. Gedong Koneng
Warna kuning mendominiasi kompleks Keraton sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan. Pak Arifien mengarahkan kami ke Gedong Koneng, tempat kerja Raja Sultan Abdurrahman Pakunataningrat pertama. Sebuah cermin besar berdiri tegak di dekat pintu, biasa disebut Berenai. Sebelum menghadap raja, siapa saja harus memagut diri di depan cermin meyakinkan apakah sudah rapih.
Di Gedong Koneng pengunjung dapat melihat beragam koleksi benda bersejarah seperti perkakas sehari-hari, senjata dan alat musik. Yang paling menarik perhatian saya adalah Al-Quran yang ditulis tangan oleh Sultan Abdurrahman. Konon untuk menulisnya dibutuhkan waktu sehari semalam saja dengan menggunakan tinta China dan kertas Panoragan.
Beberapa koleksi menggambarkan kekayaan seni Sumenep pada lalu seperti alat musik rengking yang terbuat dari bambu, dibeberapa tempat alat musik ini disebut genggong. Ada juga gunungan wayang kulit, inilah sisa kesenian wayang Madura. Tahun 70-an pagelaran wayang kulit Madura bisa disaksikan di alun-alun, namun sekarang tidak ada lagi tergantikan dengan wayang topeng.
Melintasi taman di bagian belakang GedongKoneng yang mengubungkan ke rumah Penyepen Bindara Saod terasa waktu semakin berputar jauh ke belakang. Patung Ken Dedes dengan mahkota menghias taman taman berumput hijau. Petugas museum meyakinkan bahwa patung ini asli bukan patung replika seperti kebanyakan koleksi museum.
2. Keraton Tirtonegoro
Keraton Tirtonegoro sering disebut juga dengan rumah Penyepen Bindara Saod. Di sini pernah terjadi perebutan kekuasaan akibat kekecewaan Patih Purwonegoro – saudara misan Ratu Tirtonegoro – karena dirinya lebih pantas menjadi pendamping Ratu Tirtonegoro.
Setelah melewati tirakat empat puluh hari Ratu Tirtonegoro mendapat wangsit untuk menikah dengan seorang tukang rumput bernama Bindara Saodmenjadi. Pernikahan kedua Bindara Saod ini tidak dikaruniai keturunan dan yang melanjutkan kepemimpinan di keraton Sumenep anak dari pernikahannya sebelumnya , Somala.
Beragam perkakas sehari-sehari kembali dijumpai di rumah Penyepen Bindara Saod. Perkakas cina mendominasi sebagian besar koleksi, ini menunjukan bahwa Sumenep memiliki hubungan dengan China di masa itu. Ragam ornamen ukiran bangunan dan mebel juga dipengaruhi unsur China dengan warna yang mencolok seperti merah, kuning, hijau dan biru.
3. Keraton Dhalem
Di salah satu sudut ruang keraton tergantung lambang keraton Sumenep. Tameng besar besar dengan detail baju besi serta latar berwarna biru merah. Bagian atasnya mahkota dengan hiasan salib dan intan mirip lambang beberapa negara di Eropa. Naga terbang dan kuda terbang – orang setempat menyebut Mega Remeng – berdiri gagah menjaga tameng mewakili dua hewan dari barat dan timur. Menggambarkan betapa kuatnya pengaruh Eropa di keraton Sumenep.
Menurut buku “Tjareta Naghara Songenep” , pemerintah Kompeni atau VOC datang ke wilayah Sumenep pada kurun waktu pemerintahan Raden Bugan – Kanjeng Pangeran Ario Yudanegara – berkuasa 1648-1672, merupakan sahabat Pangeran Trunojoyo. Setelah perjuangan Trunojoyo dipatahkan kompeni maka wilayah Pemekasan dan Sumenep tahluk kepada kompeni. Dan kompeni ikut campur tangan dalam pemerintahan di Sumenep.
Pemerintah kerajaan Sumenep berakhir secara resmi tahun 1883 dengan diangkatanya Pangeran Pakunataningrat bergelar Kanjeng Pangeran Ario Mangkudiningrat sebagai bupati Sumenep. Dan sejak saat itu kabupaten Sumenep berada di bawah pemerinatahan Nederland Indische Regening.
4. Taman Sare
Taman Sare pemandian putri-putri raja berada di sebelah selatan Pendopo Agung . Ada tiga buah kolam yang konon memiliki khasiat masing-masing seperti mempermudah jodoh, mendatangkan rejeki atau karir dan meningkatkan keimanan.
Beberapa buah gazebo disediakan bagi pengunjung. Setelah mengelilingi kompleks keraton saatnya meluruskan kaki sejenak sembari meneduh di bawah pohon dekat pendopo kecil dengan ornamen ukiran Madura sambil berkhayal jadi putri raja. Eh, enakan jadi putra raja kan pewaris tahta nanti punya permaisuri dan banyak selir terus mandi bersama di Taman Sare. *Ehem*
Tetiba panggilan Pak Bram Gelar Cultural Trip membangunkan impian indah saya, saatnya melanjutkan touring. Masih ada Asta Tinggi dan Aeng Tong-Tong yang akan disambangi. Tahan impian jadi raja sampai nanti malam, jangan lupa siapin ramuan Maduranya. :p



Madura Cultural Trip #1- Prolog Hati
Madura Cultural Trip #2 – Momen Monumental
Madura Cultural Trip #3 – Gentongan, Membatik Dengan Hati
Madura Cultural Trip #4 – Memangku Warisan Wayang Topeng Madura
Madura Cultural Trip #5 – Sumenep , Keraton di Timur Madura
Madura Cultural Trip #6 – Masjid Jamik, Sanepan Dalam Arsitektural
Madura Cultural Trip #7 – Pesarean Raja di Asta Tinggi
Madura Cultural Trip #8 – Semangat Membesi Aeng Tong Tong
Madura Cultural Trip #9 – Sejenak Petik Laut
Kira-kira kalo aku ngaca di Berenai dan bilang”hai cermin2 siapa yg paling cantik didunia ini” ehhmm dijawab apa ya *mikir*.Btw, ramuan madura katanya manjur lho. Katanya sih
SukaSuka
hahahha aku juga bilang gt dalam hati… tapi tetep hening ga ada jawabannya… ya aku sadar bahwa yg tampan itu brad pit aku cuma nomor dua #eaaaa
hahaha ramuan madura nanti ada artikelnya tunggu
SukaSuka
kalo gak baca ceritanya mas danan, gak bakal tahu sejarah sumenep..hehe.. padahal itu pulau tetangga, tinggal nyebrang aja 😀
SukaSuka
Ayo kk nyebrang sedikit aja , seru di sana
SukaSuka
Arrggg ini destinasi yang terlewatkan tahun lalu… Kak Danan mau balik ke Madura lagi nggak? Yuk temeni daku 😀
SukaSuka
Aku makan pengen ke Oslo alias solo blusukan…. , Jadi keracunan culture trip
SukaSuka
lihatnya aja bikin orga*m *lariiiiiiiii
SukaSuka
Siapa om yg nganu….
SukaSuka
anu om *bisikin di kuping
SukaSuka
buset dah kok komennya jadi mesum ginin…
SukaSuka
wkwkwkwkwkw
SukaSuka
Madura selalu terlewatkan tahun kemaren pas liburan.. udah ada planning buat kesana sebelum-belumnya, tapi malah gak jadi pergi. -_-
SukaSuka
mari ke Madura tahun ini banyak yg bisa dikulik
SukaSuka
asliiii madura tapi belum jelajahi madura..ihirr..jadi pengin kesana…jelajahi serpihan sejarah yang tersisa..
SukaSuka
aku juga ga nyangka Madura sekeren ini, penggen balik lagi kesana
SukaSuka
saya sekarang lagi menjalajahi Lombok
SukaSuka
aku belum pernah ke lombok, next trip deh nanti intip itenary nya ya
SukaSuka
yaaa silahkan intip itenarynya di Blogku…coba liat foto-foto n kisahnya sapa tahu makin bermnat ke sini heh
SukaSuka
udah lama berminat tapi lagi nunggu waktu pengennya kesana dua minggu, nangung kalo sebentar maklum jauh nih dari sumatra…
SukaSuka
Saya kemarin sempat ikut rombongannya waktu lihat tari topeng di desa itu. Kebetulan diundang Simbok Venus mewakili komunitas blogger Plat M.
SukaSuka
Ooo mas mas yg kmrn dari plat m… Gimana mas kabar madura, jadi kangen madura nih inget jalan kmrn
SukaSuka
Lagi hujan di sini, lumayan bikin adem udara yg biasanya panasnya minta ampun. Lain kali ke Madura harus lihat Karapan Sapi dan Sapi Sonok.
SukaSuka
wah undangannya beracun nih jadi pengen ke madura lagi 😀
SukaSuka
wow. ini pulauku. 🙂
cuma aku di Pamekasannya, tetanggaan sama Sumenep. 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
salam kenal mas kholis, terimakasih sudah mampir. semoga aku bisa ke madura lagi dan ke pamekasan
SukaSuka
Aku pingin cerita tentang arca yg ada di musium kraton sumenep…kok tak cari di artikel artikel gak ada..sayang yoni ma arca arca..gak ada cerita sejarahnya…
SukaSuka