Teknologi seharusnya tak hanya membawa pemutahiran tapi juga membawa berkah bagi masyarakat
Lomba, Produk

QRIS Cross-Border, Berkah Bagi Masyarakat Melayu Pesisir

Senyum Mak Ngah mengembang, pemiliki warung khas Melayu itu menangguk untung besar. Kedai kecilnya di pelantar Tanjungriau Sekupang, Batam diserbu rombongan pelancong negeri Jiran.

“Sile-sile Bayar di sini. Bisa langsung scan pakai Duit Now”, Mak Ngah menunjukan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di kedainya sembari melayani.

Warung Mak Ngah di Tanjungriau laris, diserbu pelancong Malaysia.

Kedai dibuka jelang petang bukan dikhususkan bagi penggemar kuliner malam tapi yang rindu suasana otentik Melayu p;esisir. Apalagi kini kampung tua Tanjungriau, makin cantik sejak menjadi pilot projects program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

Bagi penggemar jajanan khas Melayu seperti otak-otak, prata, pulut dan epok-epok. Warung Mak Ngah menjadi pelampiasan yang sempurna untuk memuaskan rasa lapar dan rindu.

Tanjungria kampung tua bersolek jadi destinasi kuliner kota Batam.

“Emak tak repot lagi cari kembalian, sejak ada keris. Eh Kiris. Gimana bacanya?”
“Kris Mak.”
“Ya itulah. Tuh orang Malaysia langsung bayar tak perlu pakai rupiah”, ujarnya menjelaskan.

QRIS Cross-Border belum genap setahun diluncurkan, tapi manfaatnya sangat terasa bagi masyarakat yang tinggal di Batam. Kini pelancong dari Thailand dan Malaysia bisa melakukan transaksi digital hanya menscan QR Code.

Menyatukan Pembayaran Digital
Sistem pembayaran digital semakin bertumbuh seiring berkembangnya bisnis rintisan. Saat pandemik orang membutuhkan alat pembayaran tanpa bersentuhan. Ritel pembayaran digital membentuk ekosistem dengan dukungan e-commerce melalui beragam promo memanjakan konsumen. Tapi setiap ritel pembayaran digital memiliki QR sendiri-sendiri, akibatnya konsumen menemukan banyak QR di merchant, sungguh membingungkan.

Pertumbuhan ritel pembayaran digital mulai dikuasai oleh lembaga non-bank berpotensi menguasi industri keuangan. Berkaca dari pengalaman Tiongkok, agar digitalisasi pembayaran tidak dikuasi oleh lembaga non-bank maka BI melakukan transformasi digital.

Pandemi konsumen membutuhkan pembayaran tanpa sentuh yang efisien, fleksibel dan inklusif.


BI membentuk lima grup kerja yaitu: open banking, retail payment, sistem pembayaran elektronik real time (RTGS), penciptaan infrastruktur data dan reformasi seluruh sistem pembayaran. QRIS merupakan komponen di grup ke dua atau ritel pembayaran.

Pada 1 Januari 2020, Standar kode respon cepat (QR code) diimplementasikan Bank Indonesia bersama ASPI (Asosiasi Sistem pembayaran Indonesia) untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik berbasis server, dompet elektronik, atau mobile banking yang disebut QR Code Indonesia Standard (QRIS). Apapun ritel pembayarannya satu QR code-nya yang terintegrasi dengan beragam aplikasi mobile banking atau mobile payment.

Pedagang kecil seperti Mak Ngah yang tak memiliki mesin EDC bisa melakukan transaksi digital melalui QR Statis. Mak Ngah sigap membuka ponsel, usai pembeli men-scan QRIS di kedainya.

“Dua puluh ribu lima ratus ya Mak.”
“Iye, dah masuk nih. Makasih Nak”, senyumnya merekah dan makin mengembang melihat deretan transaksi hari ini di ponsel.

Pedagang besar yang memiliki mesin EDC menggunakan QR Dinamis. Risiko penipuan uang palsu bisa diminimalisir. Keuntungan lain bagi pedagang memiliki catatan transaksi dan langsung masuk rekening sehingga mudah diawasi. Catatan transaksi ini membangun profil kredit yang akan memudahkan pengajuan pinjaman.

QRIS statis bagi merchant micro tak hanya membantu transaksi tapi membuat portfolio keuangan untuk memudahkan mendapat pinjaman.

Sebagai konsumen terkadang meragukan keamanan apakah ritel pembayaran digital yang digunakan. Tapi dengan QRIS, saya merasa yakin karena penyelenggara pasti berijin dan diawasi oleh Bank Indonesia. Ketika berbelanja di merchant tak pusing memilih QR yang sesuai dengan penyelenggara. Cukup satu QR dengan aplikasi favorit saya, transaksi keungan cepat dan nyaman tanpa drama uang palsu atau kembalian. Saya yang malas membuat catatan pengeluaran cukup melihat histori transaksi jadi paham cash flow bulanan.

“Alhamdulilah limit per transaksi QRIS kini 20 juta, cukuplah buat jajan epok epok satu kampong”, batin saja menjerit mengetahui limit transaksi terus bertumbuh dari 5 juta rupiah.

Sejak diluncurkan hingga sekarang pertumbuhan pengguna QRIS cukup signifikan, hingga bulan Juli 2023 tercatat 38,24 juta pengguna QRIS dan 27,51 juta merchant dengan total transaksi 18,01 trilyun rupiah. Kondisi ini bertumbuh seiring kebijakan yang diterapkan Bank Indonesia menaikan limit transaksi, biaya 0% bagi merchant micro dan pengembangan QRIS Border-Cross.

QRIS Cross-Border
Dahulu dollar Singapura dan ringgit Malaysia lazim digunakan sebagai alat transaksi di Batam. Sejak diterapkan UU nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang. Warga negara Indonesia dan pelancong tidak diijinkan menggunakan mata uang asing di wilayah NKRI. Hal ini dilakukan agar nilai rupiah tetap menguat meski bagi masyarakat batas negara tidak efisien. Bayangkan jika pagi di Batam, siang di Singapura dan malam di Johor Bahru harus membawa mata uang tiga negara.

Wacana pembuatan mata uang bersama negara ASEAN sudah pernah ada tapi urung karena wilayah negara ASEAN luas dan terdiri dari kepulauan. Sudah dapat dipastikan biaya produksi dan distribusi mata akan mahal. Apalagi kini masyarakat pelan-pelan sudah beralih ke pembayaran digital.

Bank Indonesia menginisiasi kerjasama konektivitas sistem pembayaran dengan bank sentral lain di Asia Tenggara, fase awal melibatkan 5 negara. Pada 14 November 2022, kesepakatan dituangkan ke dalam bentuk dokumen kerja MOU. Inisiatif ini menunjukan kepemimpinan Indonesia di kawasan berkaitan dengan implementasi G20 , dalam bidang pembayaran guna percepatan pertumbuhan ekonomi. Kini QRIS Cross-Border sudah bisa digunakan di Thailand dan Malaysia, diharapkan akhir tahun ini sudah bisa digunakan di Singapura dan Filipina.

QRIS Cross-Border wujud nyata kerjasama konektivitas sistem pembayaran yang diinisasi Bank Indonesia.

Transaksi Inbound QRIS Cross-Border Indonesia – Thailand pada Juni 2023 telah mencapai 825 transaksi dengan total dana Rp 272 juta. Sedangkan Transaksi Inbound QRIS Cross Border Indonesia – Malaysia mencapai 8.533 transaksi dengan total dana sebesar Rp 1.952.000.000. Selanjutnya melalui adaptasi QRIS, lebih dari 24,2 juta UMKM di Indonesia memperoleh kemudahan dalam transaksi non-tunai berbasis QR-Code dengan wisman asal Malaysia dan Thailand.

Podcast mudahnya backpacking keliling Asia Tenggara dengan QRIS Cross Border

Gebyar Melayu Pesisir
Bank Indonesia tidak hanya membangun sistem transaksi digital Cross Border tapi mendukung pengembangan UMKM menuju ekosistem perdagangan internasional melalui Gebyar Melayu Pesisir (GMP) 2023.

Festival budaya dan bisnis yang berlangsung 26 September – 1 Oktober 2023 menghadirkan UMKM yang sudah dikurasi ke dalam tiga kategori yaitu, UMKM potensial, digital dan siap ekspor. GMP juga disinergikan dengan kegiatan pasar dagang (expo) Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) menjadi salah satu upaya agar pelaku UMKM dapat memperluas jejaring guna mempromosikan produknya.

UMKM di Gebyar Melayu Pesisir Batam laris manis transaksi dengan QRIS Cross-Border.

Seluruh transaksi UMKM dalam kegiatan ini menggunakan QRIS dengan total penjualan produk lebih dari Rp 13 miliar. Paling menggembirakan, pelancong dari Malaysia dan Thailand yang hadir menggunakan QRIS Cross-Border untuk bertransaksi. Bayangkan kalau konektivitas sistem pembayaran semua negara ASEAN sudah terintegrasi, akan lebih banyak transkasi. Wah QRISnya satu, menangnya banyak banget!

Provinsi Kepri termasuk penggunaan QRIS yang agresif, terlebih di Batam yang menjadi pengguna terbanyak se-Sumatera. Bagi warga pesisir Melayu, QRIS Cross Border bukan hanya alat pembayaran lintas batas yang murah, transparan dan inklusif. Tapi juga teknologi yang membawa berkah. Berharap akan lebih banyak Mak Ngah lain tersenyum sumringah berjualan tanpa drama uang kartal. Tak ada rupiah atau uang kecil, pelancong tetap bisa jajan di warung. Kini transaksi keuangan elektronik bukan hanya milik penjual dengan mesin EDC dan pembeli dengan kartu kredit/debit tapi milik kita semua.

Referensi
https://finance.wartaekonomi.co.id/read37011/digunakan-di-malaysia-hingga-thailand-transaksi-qris-kini-tembus-rp-1801-triliun
https://money.kompas.com/read/2023/08/13/140118526/qris-cross-border-potensi-pertumbuhan-baru-umkm?page=all
https://lestari.kompas.com/read/2023/10/02/183847986/sukses-di-thailand-dan-malaysia-bi-terapkan-qris-di-singapura-november-2023

9 tanggapan untuk “QRIS Cross-Border, Berkah Bagi Masyarakat Melayu Pesisir”

  1. Terima kasih sudah menuliskan tentang qris ini mas danan. Aku sendiri merasakan banget kemudahan bertransaksi pake qris. Di warung2 kecil pun udah pake qris. Top markotop dah 👍

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Citra Batalkan balasan