Penasaran nggak sih dengan pesta olahraga empat tahunan negara negara Asia yang sebentar lagi akan berlangsung. Yup bener tahun 2018 ini Indonesia didaulat sebagai tuan rumah Asian Games, suatu kesempatan yang langka setelah penantian 50 tahun lebih. Tahun 1962 kita pernah menjadi tuan rumah Asian Games setelah beradu voting dengan Pakistan. Oleh karena itu saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk melihat pesta olahraga terbesar di Asia.

Setelah membaca Asian Games Guide Book pertandingan olahraga akan dilaksanakan di dua kota, Jakarta dan Palembang. Pilihan saya adalah menyaksikan Asian Games di Jakarta selain partai olahraga yang dipertandingkan lebih banyak, bisa melipir pulang kampung sejenak di Lampung.
Namun yang membuat saya bimbang adalah bagaimana dengan lalu lintas Jakarta jelang Asian Games, wong sehari-hari saja padat merayap. Bagaimana jika saya harus estafet dari venue satu ke venue lain mengejar partai olahraga favorit saya. Berbeda dengan kota Palembang yang memiliki mode transportasi baru LRT untuk mengantar penonton dan atlet ke Sport Center Jakabaring.

Untuk menanggulangi masalah kemacetan di Jakarta , mau tidak mau pemerintah melakukan rekayasa lalu lintas sistem ganjil genap nomor plat kendaraan. Jangan kaget ya dengan sistem plat ganjil genap karena sejatinya hal ini sudah lazim diterapkan diperhelatan besar dunia.
Pada Olympiade Beijing 2012, pemerintah China tidak hanya memberlakukan sistem ganjil genap tapi nomor akhir kendaraan. Misal nomor 1 dan 2 hanya bisa melintas hari Senin dan Selasa, lalu nomor 3 dan 4 melintas di hari Rabu dan Kamis, begitu seterusnya. Berarti dalam seminggu setiap mobil pribadi hanya memiliki kesempatan jalan sekali, masih beruntung dong kita paling tidak dalam seminggu bisa jalan 3 kali.

Lalu, kenapa Jakarta sangat perlu rekayasa lalu lintas saat Asian Games 2018 ini? Pertama, kita sudah tahu kemacetan masih jadi masalah krusial di Ibukota dan sekitarnya meskipun segala upaya menguranginya terus dilakukan oleh Pemerintah. Namun sejatinya ini masalah klasik yang dialami hampir semua kota-kota besar negara berkembang di dunia. Apalagi, Jakarta tengah gencar membangun infrastruktur di hampir setiap sudutnya, yang mempengaruhi arus lalu lintas.
Kedua, ada standar internasional pihak OCA (Olympic Council of Asia) yang menerapkan syarat waktu tempuh atlet ke venue sekitar 30 menit dan kualitas udara yang baik, setidaknya mengikuti baku mutu harian menurut PP Nomor 41 Tahun 1999 adalah 65 mikrogram per meter kubik atau baku mutu menurut WHO adalah 25 mikrogram per meter kubik. Atlet perlu udara bersih dan segar agar bisa fit saat bertanding.

Pasti ada pro kontra, tapi kita hampir tidak punya pilihan lain selain mengatur ulang lalu lintas dibarengi tentu saja penyediaan angkutan umum yang lebih memadai. Kebijakan meliburkan kegiatan ekonomi, pastilah bukan pilihan yang bijak. Bagi yang setiap hari berkendaraan umum, rekayasa lalu lintas ini bukan sebuah masalah besar.
Jika diamati, di dunia maya, netizen yang tidak mendukung berasal dari mereka yang sudah nyaman dengan kendaraan pribadinya dan terlihat tidak mengenal transportasi publik di Jakarta. Citra kendaraan umum di Jakarta, sudah terlanjur melekat seperti tahun 1990an dan awal 2000an, yang kumuh, berdesak-desakan, tidak aman dan jauh dari kata nyaman. Sayang sekali masih ada anggapan seperti itu, transportasi publik di Jakarta memang belum sempurna, namun kita tidak bisa menutup mata, bahwa makin hari semuanya makin baik.

Tentu saja perlu dilakukan penyediaan angkutan umum untuk menunjang mobilitas masyarakat akibat dari kebijakan pengaturan penggunaan pribadi serta mendukung kebutuhan penonton dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke event Asian Games. Kebijakan ini meliputi penambahan armada bus Transjakarta ke venue sebanyak 76 unit dari kondisi existing 294 unit, penyediaan 57 unit bus dari Hotel/Mall ke Venue, penyediaan 204 bus khusus untuk wilayah-wilayah yang terdampak perluasan kebijakan ganjil-genap, serta penyediaan 10 unit bus guna keperluan non pertandingan (wisata). Menariknya, semua bus dengan trayek menuju venue akan digratiskan untuk masyarakat umum.

Penggunaan Teknologi
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan juga menyarankan para pengguna transportasi publik untuk menggunakan Moovit. Moovit adalah aplikasi transportasi publik yang bisa diakses dengan gratis Untuk bisa menggunakannya kita bisa melakukannya dengan dua cara, pertama mengunduh aplikasi moovit gratis di google play, kedua menggunakan moovit versi mobile. Dengan menggunakan aplikasi ini kita bisa melihat jadwal kereta dan bis, serta angkot. Selain itu juga bisa kita cek waktu kedatangan, notifikasi tujuan dan rute detail di dalam maps, sehingga kita bisa dengan mudah menemukan rute di jakarta dengan cara paling efisien dan efektif.

Selain menyediakan menu pemilihan moda transportasi paling cepat ke suatu tujuan, moovit juga memiliki beberapa feature keren:
- Ada notifikasi jika kita sampai di suatu halte, atau tujuan atau ketika harus berpindah moda, sehingga kita tidak perlu khawatir dan terus menerus mengecek kita sdh sampai halte mana saat berkendara.
- terdapat informasi jarak total yg ditempuh, jarak antar halte, maupun jarak antara satu moda dengan moda yang lain jika perjalanan harus menggunakan beberapa moda transportasi yang berbeda.
- terdapat informasi berapa lama kita harus menunggu suatu moda transportasi sampai moda tersebut sampai
Bagi yang tetap akan berkendaraan pribadi, BPTJ pun memfasilitasi melalui kerja sama dengan Google Indonesi dimana Google Map telah disinkronkan dengan kebijakan ganjil genap (hanya android) . Aplikasi ini akan memberikan informasi mengenai rute mana yang harus dilalui jika menggunakan kendaraan pribadi agar tidak melanggar jalur ganjil genap.

Pengguna juga akan mendapatkan informasi waktu tempuh yang dibutuhkan jika melalui jalur alternatif. Jika mendapatkan hambatan, pengguna dapat berganti menggunakan kendaraan umum dan cari tahu rutenya melalui Moovit. Asal tahu caranya tenyata banyak jalan menuju Venue Asian Games 2018 bukan?
Kepala BPTJ, Bambang Prihartono menjelaskan tersedianya fitur tersebut bermanfaat bagi masyarakat untuk cepat mengenal perluasan kebijakan ganjil genap dengan cara yang praktis, serta mendorong mereka untuk lebih cepat beradaptasi.
Nah, sudah banyak kemudahan yang ditawarkan, bukan? Jadi tidak ada alasan untuk tidak mendukun Asian Games 2018
Ayo Indonesia!
waah, saya jadi pengen pulang kampung ke Palembang, demi menyaksikan perhelatan akbar ini. Semoga bisa!
SukaSuka
Ini informasinya mantep banget deh.. etapi ya mas… ngaruh banget loh ganjil gepan ini.. depan kantorku jalanannya jadi lapang biasanya bejibun.. kalo perlu ganjil genap terus aja akumah gpp :p
SukaSuka
Jadi pengen nonton langsung di Palembang niih.. Sekalian nyobain LRT barunya
SukaSuka
yuk kak aku palembang nonton kayaknya tanggal 24-25 agustus
SukaSuka
Tinggal berapa Hari lagi? Wah pasti seru sekali holiday di palembang nyambi menyaksikan asian games
SukaSuka
Keren banget ya persiapan yang sudah diuji-coba untuk perhelatan Asian Games ini. Semoga semua berjalan lancar, tanpa major issue, dan bisa dibicarakan sebagai venue Asian Games terbaik.
SukaSuka
Di Jakarta aku paling bahagia klo udah urusan ganjil genap. Jadi kemana2 cepat. Nggak masalah sik ganjil-genap diaktifkan lbh lama selama perhelatan akbar ini tapi harusnya harus seimbang dengan transportasi publik yang layak yang diberikan.
SukaDisukai oleh 1 orang
iya aku setuju banget mustinya kebijakan ganjil genep tapi transportasi masal diperbanyak
SukaSuka
begitu banyak kemudahan ya demi suksesnya Asian Games 2018
semoga dengan kemudahan layanan info tentang transportasi membuat warga yang ingin menyaksikan langsung juga makin tinggi
ayo kita dukung bersama suksesnya Asian Games 2018
SukaSuka
siap kak
pasti akan selalu mendukung acara yang di gelar di Indonesia
ter khusus asean games 2018 ini
semoga Indonesia menjadi salah satu kandidat pemenang nya ya
aamiin
SukaSuka