Singapura, Travelling

Singapore Art Week 2019 – Belajar Seni Kontemporer di SingaporeARTMuseum (SAM)

Meski seni itu hasil karya ciptaan manusia namun ada seni yang tak mudah dipahami orang awam. Salah satunya adalah karya seni kontemporer, wujudnya bisa beragam dari lukisan abstrak sampai instalasi rumit yang merupakan hasil perenungan mendalam penuh makna filosofis.

Ya karya seni memang bukan makanan sehari-hari rakyat jelata yang masih bekerja keras demi sesuap nasi. Konon ia hanya dapat dinikmati oleh orang-orang tertentu yang sudah cukup dengan pencarian materi.

Ah kata siapa?

Untuk menikmati seni kita hanya butuh kepekaan hati. Jika tak mampu maka harus belajar agar bisa mengerti dan menghargai hasil karya orang lain. Bukan sekedar mengkritik tapi mencoba mencari makna yang tersembunyi.

Niat hati mencari lokasi foto namun akhirnya terjebak di bilik-bilik yang memajang karya seni instalasi kontemporer. Saya dan Liza berusaha memahami dengan berdiri mematung, tapi tetap kami tidak mengerti.

Malang sekali ya!

Bagi saya Singapura sudah seperti rumah kantor ke dua, ya kadang kalau kemaleman pikniknya. Senin pagi saya ngantor dari Singapura. Tapi sejak virus Corona mewabah saya hampir tiga bulan tidak ke Singapura.

Sebetulnya sejak bulan November ingin sekali ke Singapur untuk hunting foto ornamen natal. Tapi sayang kesibukan kerja dan di akhir Desember paspor saya sedang disekolahkan di salah satu kantor kedutaan untuk aplikasi visa. Januari sih maunya ngegas ke Singapura karena di awal tahun biasanya da SAW (Singapore Art Week).

SAW itu seperti pekan seni dan berlangsunya bisa tiga mingguan di bulan Januari, biasanya banyak banget festival seni, pameran dan workshop seni. Bagi penikmat seni, gelaran ini memang ditunggu-tunggu banget. Tapi sayang wisatawan Indonesia belum banyak yang memberikan perhatian lebih ke gelaran ini.

Terbukti ketika datang ke satu acara seni di pekan seni Singapore, lebih banyak bertemu wisatawan bule dibandingkan rakyat negeri +62 yang konon hobi di tempat wisata ketimbang menikmati dan memahami tempat yang ia sambangi.

Tapi yakinlah setiap orang punya caranya sendiri menikmati liburan.

Nanti seperti gua dan Liza yang ujung-ujungnya bengong di depan sebuah instalasi seni. Ini kenapa juga sample pasir divideo-in lalu gambarnya diproyeksikan ke layar besar. Lalu bayangan butiran benda-benda padat ini berpendar hampir memenuhi setengah ruangan.

Berikutnya karya Hilmi Johandi, seni instalasi yang terdiri bangun tiga dimesi yang disusun apik membentuk sturktur tertentu dan menyebar di ruangan yang didominasi warna hitam. Gambar dan proyeksi bangun ini tergambar sempurna di beberapa layar gantung.

Lagi lagi gua dan Liza sok ngerti tapi aslinya bingung. Mau masuk dan cuma foto-foto, kelihatanya banget rakyat +62.

Aslinya SingaporeARTMuseum (SAM) seperti ruang pamer yang diperuntukan bagi seniman muda yang ingin berekpresi. Karena selain ada seni statis ada juga seni dinamis seperti pertunjukan panggung walau hanya sebuah monolog dengan latar belakang layar proyektor.

Karena penasarannya akhirnya kami menonton seni pertunjukan yang lebih dinamis, dimana beberapa artisnya melakukan monolog, dialog lalu berinteraksi dengan loncat-loncat di antara kursi penonton.

Yup kursi penonton. Seni mah bebas namanya juga seni. Tapi sejujurnya saya yang terbiasa dengan seni biasa bukan kontemporer agak kaget melihat semua pertunjukan dan instalasi senih di SingaporeARTMuseum (SAM).

Pengalaman menonton seni kontemporer di SingaporeARTMuseum (SAM) memberikan prespektif baru tentang seni dan bagaimana menikmatinya. Sejatinya juga masih penasaran dengan pekan seni Singapura karena kampus-kampus seni di sini membuka pintunya lebar-lebar kepada para pelancong.

Selain memamerkan hasil karya anak didiknya, kampus-kampus ini juga memperlihatkan fasilitas apa yang mereka miliki. Siapa tahu ini, anak, ponakan atau anak kenalan berminat melanjutkan sekolah seni di Singapura.

Yang tidak kalah seru, kawasan SingaporeARTMuseum (SAM) juga asik untuk dijadikan tempat nongkrong atau berfoto. Beberapa kafe dan bangunan jadul membuat saya betah berlama-lama di sini, walau aslinya udara sedang panas-panasnya.

Jadi tahu kan alasan mengapa tahun ini saya kembali ingin menyaksikan Singapore Art Week. Tapi berhubung paspor sedang disekolahkan dan virus corona mulai mewabah di Singapura. Saya memilih berdiam di Batam dan menunggu Singapore Art Week 2021.

Singapore Art Museum
Alamat: 8 Queen St, Singapura 189555
Lokasi: 71 Bras Basah Road, Singapore 189555
https://www.singaporeartmuseum.sg
Telepon: +65 6697 9730

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s