Canon PhotoMarathon XVI Singapore 2018 – Salah satu liburan berkesan bulan Juli lalu mengikuti lomba foto di negara tetangga. Bukannya sok-sokan tapi gegara HARRIS Photo Hunt 2018, saya jadi kecanduan ikutan lomba foto on the spot. Selain menambah pengalaman dan teman, gelaran ini menambah kemampuan dan wawasan. Apalagi Canon PhotoMarathon XVI Singapore 2018 diikuti oleh ribuan fotografer dari Asia Tenggara.
Saya bukanlah penghobi fotografi yang suka belajar dengan mengulik katalog atau buku. Momen belajar saya adalah ketika jalan-jalan dan ketika dihadapkan momen barulah intuisi bergerak mencari teknik untuk menghasilkan karya terbaik. Dan sialnya karena tak paham dengan kamera sendiri sering kali momen terlewatkan begitu saja. Proses belajar seperti ini sungguh menyakitkan tapi jelas akan selalu diingat.
Meski lomba berlangsung tanggal 28 Juli 2018, satu sehari sebelumnya saya sudah berada di Singapura karena takut terlambat sampai di venue perlombaan. Sejak pukul 08:00 Suntec City Convention Hall yang berada di kawasan Raflles Boulevard sudah ramai, ternyata Canon Photo Marathon XVI Singapore 2018 bukanlah satu-satunya gelaran yang dihelat di sini. Banyak pameran, seminar dan lomba berlangsung di salah satu gedung pamera terbesar di Singapura.
Pada awalnya sempat bingung letak loket registrasi tapi dengan melihat orang menenteng kamera dan bertas besar saya akhirnya sampai di lokasi lomba. Antrian di pintu utama sudah mengular, sebelum meja pendaftaran dibuka pukul 09:00.
Lomba dibagi dua kategori yaitu siswa dan umum dengan biaya pendaftaran 10 SGD dan 15 SGD . Selain kategori di atas peserta dapat mengikuti partai kelompok yang penilaiannya berdasarkan nilai komulasi anggota kelompok. Setiap grup yang beranggotakan 3-4 orang mendaftar dengan biaya 60 SGD dan masing-masing anggota grup secara otomatis turut serta dalam lomba tunggal.
Belakangan saya baru tahu pemenang kategori kelompok atau grup akan diikutsertakan di perlombaan Canon PhotoMarathon Tokyo , tentu saja gratis tiket dan akomodasi ke negara matahari terbit. Duh tahun depan jadi pengen ikutan lomba grup.

Tahun ini panitia tidak mengijinkan kamera saku dalam pertandingan tapi peserta dari kelompok siswa mendapat pinjaman kamera DSLR oleh Canon dengan dikoordinasi komunitas fotografi sekolah atau kampus. Jadi tidak mengherankan untuk kategori siswa jumlah pesertanya sangat banyak. Duh anak jaman now masih sekolah maenannya kamera, jaman saya dulu paling mainan gundu.

Sebelum mandaftar di loket setiap peserta wajib mengisi form pernyataan untuk menjaga keamanan ( afety) diri sendiri. Terkadang untuk mendapatkan foto dan momen luar biasa fotografer mengabaikah kaidah safety yang dapat membahayakn diri sendiri dan orang lain.
Saat pendaftaran setiap peserta mendapatkan goodie bag yang isinya id card, majalah canon, satu botol air mineral dan kaos peserta. Kata seorang peserta tahun lalu, kaos tahun ini tidak sebagus tahun lalu. Ya mungkin karena krisis ekonomi dunia harga barang naik tapi uang pendaftaran tidak naik, jadi kualitas kaosnya diturunkan. Tidak mengapa kualitas kaosnya diturunkan asalkan kualitas acara dan hadihanya tetap menggiurkan. Bayangkan total hadiah sampai 50.000 SGD alias setengah milyar lebih dalam bentuk produk.
Juri dan Jawara Tahun Lalu
Sejujurnya saya tidak mengenal juri di Canon PhotoMarathon XVI Singapore tahun ini. Bukannya tidak peduli, tapi dunia fotografi tidak seperti dunia blogger yang begitu global apalagi ini berasal dari negara tetangga.

Namun yang cukup mengejutkan ketika melihat foto jawara tahun lalu tiba-tiba Jirawat, pemenang utama tahun lalu menyapa saya dan bertanya apakah saya menyukai fotonya . Karena sempat melihat profilnya di beberapa kali di media online, saya langsung menyapa dan mengajak berfoto bersama. Jarang lho saya mengajak artis atau seleb untuk foto bersama kalau tidak terlalu spesial (artis minim prestasi kaya sensasi).

Fotgografer muda asal Thailand ini berkisah ia sempat gugup saat lomba tahun lalu karena waktu itu pengalaman pertamanya di Singapura. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan karena tidak terlalu paham dengan negara di selatan semenanjung Johor. Ketika tema pertama “Tilt” keluar dia butuh waktu dua jam untuk memikirkan foto apa yang akan dibuat lalu di jam terakhir ia melakukan pemotretan dengan bantuan temannya sebagai model.
“Membuat foto tidak hanya perlu konsep yang baik tapi juga unsur emosi, ekpresi harus dipertimbangkan selain faktor tekniks” , ujarnya ketika ditanya bagaimana membuat foto yang baik. Duh ternyata sebuah karya foto tidakah semudah yang saya bayangkan, apalagi ini kelasnya lomba internasional. Indah saja tidak cukup tapi harus ada hal-hal lain yang membuat juri untuk melirik karya lebih lama.

Sebagai peserta lomba pemula, obrolan singkat bersama Jirawat jelas menambah semangat dan wawasan bahwa fotografi tidak hanya sekedar jepret mendapatkan gambar indah luar biasa tapi ada kisah panjang di balik proses karya .
Salah satu yang menarik di ajang ini adalah turut sertanya kaum tuna rungu. Panitia menyediakan penyulih bahasa tutur ke bahasa isyarat bagi kaum tuna rungu.Mereka pun ditempatkan di kursi khusus agar dapat melihat peraturan lomba yang diperagakan oleh sang penyulih. Melihat ini saya jadi sadar bahwa sesungguhnya keterbatasan fisik tidak membatasi kreativitas seseorang namun sayang terkadang saudara-saudara kita yang memiliki kekurangan tidak mendapatkan kesempatan.
Sembilan Jam Tiga Tema
Saat yang dinanti akhirnya tiba, setelah pendaftaran peserta selanjutnya pembukaan acara dan sesi foto bersama lalu panitia mengeluarkan tema foto pertama berjudul Solitude. Sebelum pukul 2 siang semua karya harus sampai ke meja panitia, jadi kalau dihitung waktu hunting tidak sampai 3 jam.
Bersama Andi, salah seorang fotografer Batam saya hunting mencari objek yang sesuai dengan tema. Kita berdua sempat sama-sama bingung karena ini pengalaman pertama kami di ajang ini. Berkali-kali menggali konsep foto sesuai tema tapi nyatanya sudah banyak dilakukan oleh peserta lain. Mau hunting agak jauh nggak tahu jalan.
Dan lagi-lagi masalah yang sama terjadi seperti di lomba sebelumnya, saya tidak terlalu memahmi fitur kamera yang saya miliki. Ironis banget Mas, kameranya smart tapi penggunanya stupid.

Manajemen waktu hal yang harus diperhatikan ketika mengikuti lomba foto hunting on the spot. Panitia tidak memberi tahu kapan waktu makan siang atau istirahat, jadi kita sendiri yang harus mengaturnya. Setelah “lelah” hunting akhirny saya dan Andi memutuskan berteduh di mall untuk makan siang, tepat setengah jam sebelum tenggang waktu submsi karya, kami masuk ke antrian meja panitia. Binggo! Saya an Andi menyelesaikan tantangan pertama.
Tema ke dua bertajuk Simplicity, kali ini saya hunting sendirian karena Andi menghilang sepertinya jalan-jalan bersama keluarganya. Banyak peserta dari Indonesia (Batam) yang mengikuti ajang ini tidak sampai selesai karena mereka balik hari, berangkat pagi-pagi dan kembali ke Batam saat petang.
Karena tidak ada teman, saya agak malas-malasan hunting dan mengambil objek candid yang tidak jauh dari lokasi Canon PhotoMarathon XVI Singapore 2018.
Sudah dipastikan objek yang diambil sama dengan peserta lain dan jika sampai di meja juri maka harus beradu dengan foto sejenis. Tapi sudahlah berhubung udara Singapura panas saya memilih memfoto dari balkon Suntec City Convention Hall. Dan satu jam kemudian sudah mensubmisi tema ke dua bertajuk simplicity yang hunting benar-benar simple.
Pukul lima sore panita mengeluarkan tema ke tiga bertaju GLOW, duh langsung dong kebayang glowing in the dark, blink-blink ala Syahrini dan warna kuning emas. Tanpa ragu saya langsung menuju Marina Bay, maksud hati memotret keindahan sunset di sana plus pantulannya saat surya tenggalam. Tapi apakah masih keburu soalnya waktu submisi pukul delapan, paling tidak pukul tujuh harus sudah kembali lokasi lomba dan mengantri.
Dengan mengandalkan MRT akhirnya saya sampai di Marina Bay dan bertemu dengan Andi beserta keluarga yang ternyata lebih memilih jalan-jalan daripada hunting foto di sesi ke dua dan tiga. Dan siapa sangka jelang sore semakin banyak objek foto di Marina Bay karena sedang ada latihan perayaan ulang tahun. Pesawat-pesawat tempur melesat di angkasa hingga saya mendapatkan gambar spektakuler di atas.

Tepat pukul 7 saya bergegas kembali ke lokasi lomba untuk mensubmisi foto tema terakhir. Sepertinya tak banyak orang yang mensubmisi lomba di tantangan ke tiga. Menuurut saya karena waktunya nanggung, di Singapura sunset dimulai pukul 7 sedangkan batas waktu submisi pukul 8. Padahal sesuai teman glow idealnya foto diambil setelah gelap, tapi itulah seninya lomba foto, semakin sulit temanya akan semakin seru.
Melihat jajaran fotografer terkenal Batam, Indonesia bahkan mancanegara saya tidak terlalu berharap menang. Andaipun menang itu hanya keberuntungan bukan kemampuan pribadi. Masa blogger yang pegang kameranya kalau piknik saja bisa menang.
Booth & Stand Seru
Selain mengikuti lomba semua peserta bisa menikmati serunya booth Canon, mulai dari studio foto 3 dimensi ala film The Matrix, mencoba kamera terbaru Canon , mencetak foto hingga membersihkan kamera. Semuanya gratis! Dan yang bikin iman belanja makin kendor, tawaran spesial beragam produk pendukung gelaran mulai dari kamera, memory card, hardisk hingga kursus kelas Canon.
Tidak mengherankan gelaran Canon PhotoMarathon Singapore selalu ditunggu oleh penggemar foto Asia Tenggara. Belakangan saya baru tahu ternyata peserta dari Kepri banyak banget dan Indonesia tak pernah absen memenangkan perlombaan ini. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Jirawat bahwa fotografer Indonesia luar biasa.
Akhirnya saat yang dinanti itu tiba, tepat pukul 9 malam, satu per satu pemenang dari beragam kategori dan tema dibacakan. Dan sumpah saya ternganga melihat foto para pemenang, sampai ada satu foto mendapatkan standing ovation dan tepuk tangan dari peserta yang ada di hall. Foto milik Gerdie Hutomo bertema GLOW menjadi juara ke 2 untuk kategori umum. Foto yang menggambarkan siluet balerina dalam temaram waran merah biru itu memang memukau.
Saya menjadi termotivasi untuk lebih mengulik kamera yang saya miliki. Rasanya berdosa banget nggak sih, sudah beli kamera mahal-mahal tapi tidak pernah diulik. Seperti sudah punya istri cantik tapi tidak pernah digauli. *eeh*
Meski tak memenangkan perlombaan atau mendapatkan door prize tiket pp Singapore-Munich, hati ini bahagia bisa menyelesaikan tantangan dan mendapatkan pengalaman luar biasa. Saya pastikan tahun depan saya akan kembali mengikuti Canon PhotoMarathon Singapore.
BEST OF SHOW – STUDENT (Timothy John Low Wen, NANYANG POLYTECHNIC)
BEST OF SHOW – OPEN (Azril Azam Bin Abdul Rahim)



















Pemenangnya keren-keren banget Mas
SukaSuka
Iya out of The box dan aku sampe ternganga , banyak orang Indonesia yang menang
SukaSuka
Pas banget ya foto yang LV dan heli yang membawa bendera SG. Keren
SukaSuka
asik lho deket2 ultah singapur banyak tontonan gratis salah staunya latihan perayaan
SukaSuka
Keren-keren banget hasil yang juara padahal potonya simpel tapi berkelas
SukaSuka
out of box pokoknya juranta dan kita nggak kepikiran
SukaSuka
Hasil foto pemenang keren banget. Seru loh mas pengalamannya, yg baca ikut merasakan kebingungan saat nyari foto berdasarkan tema, apalagi yang ikutan lomba. Semoga tahun depan udah bisa menguasai kameranya saat lomba ya mas.
SukaSuka
hayuk ikutan palingan mejeng pas lomba karena para fotgrafer butuh model, kita sampe kesusahan cari model
SukaSuka
Seru banget bang !
Aku jadi tergiur ikutan.
Tapi, jleb banget dg kalimat “sudah beli kamera mahal-mahal tapi tidak pernah diulik. Seperti sudah punya istri cantik tapi tidak pernah digauli. ”
Karena aku pun gak paham kameraku 😦
SukaSuka
Yang saya suka dari penulis satu ini adalah kalimat-kalimatnya yang bikin lahap untuk dibaca. Meski tidak juara, tapi foto-fotonya cantik-cantik. Pengen baca lagi tuh cerita nginap di **** Singapura hehe
SukaSuka
hahahahah pengalaman yang suram tapi sekaligus seru
SukaSuka
Event yang seru banget. Sayangnya gak pernah cocok dengan waktu libur. Kece ya booth untuk foto.
SukaSuka
semoga tahun depan bisa ikutan dan kita ikut yang beregu
SukaSuka
Luar biasa kakak satu ini, fenomenal , fantastis
SukaSuka
Seru banget lombanya kak. Hasil foto pemenangnya keren-keren banget ya..
SukaSuka
Keren, Mas! Punya kemauan dan berani mencoba itu nilai plusss banget. Semoga di kesempatan berikutnya Mas Danan bisa menjadi salah satu pemenangnya. Aamiin
SukaSuka
duh kalau menang dan sampe dikirim ke tokyo bakal sujud sukur dah… kayaknya kecil banget kesempatanntya
SukaSuka
keren amat foto foto pemenang nya
pengen banget belajar bisa foto, tapi waktu nya tidak bisa seperti dulu lagi
jadi nya cuma bisa mengagumi karya karya orang lain dhe
hehehe
SukaSuka
Kalo yang moto jago sih mau objeknya sesimpel apa juga tetep keren abis ya hasilnya…..
SukaSuka
Tapi walaupun objeknya simple semangat fotografer profesional luar biasa. Kita udah leyeh leyeh mereka masih hunting . Ya usaha nggak mengkhianati hasil. Malah ada yang bawa model, lighting dan semua foto dikonsep. Aslinya banyak belajar sih daripada lombanya
SukaSuka
Duh keren banget nih acaranya, ramai banget yang ikut nih, singapore emang asik nih buat hunting photo mas
SukaSuka
duileee.. rame sekali yang ikut kaak.. hadiahnya gede soalnya yaa.. tapi kalau ramr kayak gitu, harus puter otak cari objek yang lain dari yang lain.
SukaSuka
Ini keren ya panitianya, tidak mengijinkan kamera saku dalam pertandingan tapi peserta dari kelompok siswa mendapat pinjaman kamera DSLR oleh Canon dengan dikoordinasi komunitas fotografi sekolah atau kampus. Yang begini perlu ditiru nih Om, mungkin banyak yang berskill photography tapi tak punya alat, jadi tetap bisa berekspresi dengan alat pinjaman ya.. bravo ya
SukaSuka