Papua, Travelling

Candid Distrik Kurulu

Yuk Candid
Yuk Candid

Suka tantangan dan hobi memfoto objek sembunyi-sembunyi alias candid. Mari ke desa Yiwika, Distrik Kurulu, Wamena, tempat mumi Wim Motok Mabel bersemayam.

Memasuki gerbang beratap rumbia beberapa warga berpakaian tradisional menyambut. Mata mereka menatap tajam , lebih tajam dari lensa kamera. Apalagi menatap kamera DSLR ber-body bongsor. Seorang ibu memberi kode kepada anaknya dengan lirikan dan bisikan yang tidak kami mengerti. Sejenak kemudian kaos jersey yang dikenakan tak tampak di badan sang anak, menyisakan selembar Sali (kulit kayu).

Suasana berubah eksotis, para wanita berdiri di depan honai merajut noken. Anak-anak hilir mudik berlarian bertelanjang dada. Siapapun yang melihat akan tertarik untuk mengabadikannya. Tapi hat-hati kakak tak ada yang gratis. Pake Edison – guide kami – mengisyaratkan agar bersabar, setelah hujan reda baru bisa melihat mumi Wim Motok Mabel.

Matahari bersinar kembali, Wim dikeluarkan dari persemayamannya. Didudukan di atas potongan kayu bagai singgasana. Wajahnya mendongak ke atas dengan mulut membuka lebar. Ada aura mistis melihat mumi panglima perang berusia ratusan tahun. Badannya duduk terlipat terkesan renta namun tetap disegani warga desa Yiwika. Bagi suku Dani tidak semua jasad diawetkan dan dijadikan mumi, hanya mereka yang disegani. Sebagai bentuk penghormatan , agar tetap dimuliakan oleh generasi berikutnya. Tiap lima tahun sekali diadakan upacara pemotongan babi, lemaknya dibalurkan ke tubuh mumi. Dan kalung dileher ditambahkan sebagai penanda umur mumi.

Tidak tahu berapa jumlah uang yang diberikan Pak Edison kepada kepala suku. Yang jelas setelah setumpuk kertas berwarna merah berpindah tangan kami bebas memfoto Wim Motok Mabel. Semua orang seolah-olah tidak ingin kehilangan momen “berharga”, suara shutter speed berpacu bersama waktu. Lampu flash menyala-nyala mirip pers confrence. Wim Motok Mabel jadi bintang sesaat, warga-warga Yiwika berpakaian tradisional kalah pamor. “Argo terus berjalan”, bisik pak Edison. Satu persatu kami berfoto dengan mumi, tanpa jeda sedikitpun dan akhirnya selesai. Kepala suku memberi waktu sudah habis.

Wajah-wajah itu tetap nanar berharap, ada kamera yang menyapa. Dan benar saja ketika @ajuuunk membidikan satu jepretan, tanpa ragu mereka meminta bayaran. Tak ada kompromi soal harga, uang dua puluh ribu dan rokok tidak bernilai. Lima puluh ribu per orang dibayar kontan. Kalau satu frame ada empat orang tinggal mengalikan saja. Aksi kejar-kejaran kerap terjadi antara wisatawan dan penduduk setempat, jika transaksi tidak memuaskan. Sayapun berpikir berkali-kali untuk memotret atau membeli souvenir di sini. Apakah anda tertantang melakukan aksi candid di Yiwika?

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

RELATED STORIES
Selamat Pagi Wamena
Kurima, Jalur Trekking Terbaik
Kehangatan Kilise
Teatrikal Lembah Baliem
Dari Gunung Tujuh ke Habema
Candid Distrik Kurulu
Euphoria Danau Sentani 2013
Napak Tilas Gereja Tua Assei
Ifar Gunung – Napak Tilas Sang Jendral Amerika
Kuliner Papua, Ekstrim Sampai Lezat

Baliem Pilamo Hotel, Wamena
Travellers Hotel Sentani

33 tanggapan untuk “Candid Distrik Kurulu”

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s