
31.12.2011
Di ujung barat Indonesia…
(rekam jejak detik-detik sang surya tenggelam)
31.12.2011
Di ujung barat Indonesia…
(rekam jejak detik-detik sang surya tenggelam)
Empat hari berada di kota ujung barat Indonesia memberikan kisah-kisah unik yang terkadang tidak masuk akal. Seperti ketika pertama kali berada di pusat kota pada siang hari. Sudah menjadi kebiasaan , segala aktivitas di kota ini berhenti dari pukul 13:00 sampai 16:00. Toko-toko akan tutup setengah hari lalu akan buka kembali menjelang sore hingga malam.
Hujan deras mengguyur Sabang membuat orang-orang tertidur makin lelap setelah melewati malam panjang. Semua pelancong pun berpikir sama. Ah.. ini kan hari minggu, ketinggalan kapal pagi masih ada yang siang.
Lanjutkan membaca “Jelajah Aceh 2011 (part 18) : Pulang dan Berpisah”
Ceremonial pergantian tahun Masehi selalu ditunggu-tunggu , momen yang dipercaya sebagian orang sebagai ajang intropeksi diri. Menjadi malam panjang penuh kemeriahan. Begitu juga dengan Sabang, kota kecil di ujung barat Indonesia begitu bergairah menyambut pergantian tahun.
Lanjutkan membaca “Jelajah Aceh 2011 (part 17): Sabang, Happy New Year!!!”
Hari ini tanggal 31 Desember 2011. Target kami adalah mengelilingi pulau Weh. Dari pantai kasih perjalanan dilanjutkan menuju selatan melewati daerah perbukitan Cot Ba U dan Cot Abeuk. Ketika sampai di persimpangan Balohan Vira menelpon dia bersama Edy telah sampai pelabuhan. Kamipun langsung meluncur menjemput mereka berdua
Lanjutkan membaca “Jelajah Aceh 2011 (part 16) : Dari Off Road Sampai Nol Kilometer”
Pagi sepulang dari Anoi Itam. Sabang diguyur hujan lebat sampai rencana kami ke Sumur Tiga pun gagal. Memang sempat singgah di Sumur Tiga , tapi untuk berteduh bukan untuk berfoto apalagi bermain di pantai. Lanjutkan membaca “Jelajah Aceh 2011 (part 15) : Pantai di Kota Sabang”
Pagi masih kelam. Dinginpun masih menggigit. Sisa hujan semalam membuat orang enggan untuk beranjak dari peraduan. Tapi kami tetap semangat untuk memburu sunrise di Benteng Jepang. Dengan sepeda motor sewaan, kami berpacu dengan waktu menuju Anoi Hitam. Jalanan Sabang nampak lengang, tak banyak orang berlalu lalang. Hanya sesekali di jalanan Sumur Tiga kami jumpai sapi yang memang dibiarkan liar. Lanjutkan membaca “Jelajah Aceh 2011 (part 14): Memburu Sunrise Benteng Jepang.”
Menikmati makanan lokal merupakan alternatif bagi para pelancong untuk lebih mengenal ciri khas daerah tertentu . Bagi penghobi makanan, aktivitas ini lebih dikenal dengan wisata kuliner. Meskipun makanan tradisional dapat kita jumpai di restoran kota besar. Sensasi menikmati makanan di daerah asalnya akan sangat berbeda. Contohnya ketika pertama kami sampai di Takengon, minum secangkir kopi Gayo di pinggir danau Lut Tawar. Antara aroma, cita rasa dan keindahan alam membangun kenangan yang tidak akan terlupakan.
Lanjutkan membaca “Jelajah Aceh 2011 (part 13) : Bukan Wisata Kuliner Biasa”