
Empat hari berada di kota ujung barat Indonesia memberikan kisah-kisah unik yang terkadang tidak masuk akal. Seperti ketika pertama kali berada di pusat kota pada siang hari. Sudah menjadi kebiasaan , segala aktivitas di kota ini berhenti dari pukul 13:00 sampai 16:00. Toko-toko akan tutup setengah hari lalu akan buka kembali menjelang sore hingga malam.
Ada beberapa versi mengapa masyarakat sabang memiliki kebiasaan unik seperti ini. Versi pertama mengungkapkan bahwa jaman dahulu di sini ada pelabuhan besar dan aktivitas bongkar muat kapal sering terjadi pada saat malam hari hingga menjelang subuh. Jadi sudah menjadi kebiasaan warga Sabang apabila bekerja di malam hari dan tidur di siang hari. Dan kebiasaan teresebut terbawa sampai sekarang , meskipun sekarang kota ini tidak memiliki pelabuhan barang yang besar.
Kisah versi kedua ini, saya dapatkan dari penjaga toko gerai Piyoh, khas oleh-oleh khas Sabang. Dia bertutur bahwa jaman dahulu di Sabang terdapat rumah sakit jiwa terbesar di Asia Tenggara. Dan pulau ini dijadikan tempat pengasingan bagi mereka yang sakit jiwa. Pada waktu tertentu pasien RSJ dibiarkan bebaskan untuk berjalan-jalan. Tepatnya pukul 13:00-16:00. Nah bagi mereka yang merasa waras biasanya lebih memilih tinggal di dalam rumah dan beristirahat sampai sore hari.
Satu lagi yang unik dari kota ini. Jangan heran jika anda berjalan-jalan di kota Sabang akan sering menjumpai mobil mewah berlalu lalang. Saya sempat berpikir bahwa di sini banyak orang kaya. Atau mungkin banyak pejabat yang menyembunyikan hartanya di sini. Ternyata pelabuhan Sabang tidaklah berbeda dengan Batam, merupakan pelabuhan bebas dimana barang-barang dari luar negeri bisa masuk tanpa bea masuk.
Berdasarkan definisi bahasa Indonesia sertifikat adalah tanda atau surat keterangan (pernyataan) tertulis atau tercetak dari orang yang berwenang yg dapat digunakan sebagai bukti pemilikan atau suatu kejadian. Sertifikat nol kilometer adalah surat keterangan dari walikota Sabang yang menyatakan kita pernah menjejakan di bagian terbarat Indonesia. Awalnya saya berpikir bahwa di dekat tugu nol kilometer ada petugas yang berjaga dan mencatat siapapun yang datang. Dan sertifikat dapat diambil disana. Tapi pada kenyataan untuk mendapatkan sertifikasi kita datang ke dinas pariwisata setempat atau beberapa tempat yang sudah ditunjuk. Dari pengalaman saya pribadi sertifikat nol kilometer dapat di beli di toko Liberty jalan perdagangan dan di Outlet Piyoh. Sertifikat ini dapat dibeli oleh siapa saja tanpa menunjukan bukti kita pernah berkunjung ke tugu nol km.
Setiap kota di Indonesia memiliki cerita dan keunikannya tersendiri. Berinteraksi dengan warga lokal menambah wawasan dan informasi tentang kota-kota yang kita kunjungi. Kira-kira apa yang unik dengan kota anda? Jika benar-benar unik besok saya akan datang… hahahahhahaha (kalo ada WTB=waktu tenaga biaya)
Jelajah Aceh 2011 (part 1): Awal Yang Tak Selalu Indah
Jelajah Aceh 2011 (part 2) : Lut Tawar Begitu Menggoda
Jelajah Aceh 2011 (part 3) : Uji Nyali dan Dingin.. Brrrr
Jelajah Aceh 2011 (part 4) : Ayo Bergaya ke Burgayo
Jelajah Aceh 2011 (part 5): Labi-Labi Berjodoh
Jelajah Aceh 2011 (part 6): Kenangan 7 Tahun Bencana Tsunami
Jelajah Aceh 2011 (part 7) : Tidur Dimana?
Jelajah Aceh 2011 (part 8): Berlayar ke Ujung Barat Indonesia
Jelajah Aceh 2011 (part 9) : Santai di Pantai, Slow di Pulauuuu
Jelajah Aceh 2011 (part 10) : Keheningan Iboih
Jelajah Aceh 2011 (part 11): Check Out!
Jelajah Aceh 2011 (part 12) : Pengelana Senja
Jelajah Aceh 2011 (part 13) : Bukan Wisata Kuliner Biasa
Jelajah Aceh 2011 (part 14): Memburu Sunrise Benteng Jepang.
Jelajah Aceh 2011 (part 15) : Pantai di Kota Sabang
Jelajah Aceh 2011 (part 16) : Dari Off Road Sampai Nol Kilometer
Jelajah Aceh 2011 (part 17): Sabang, Happy New Year!!!
Jelajah Aceh 2011 (part 18) : Pulang dan Berpisah
Jelajah Aceh 2011 (part 19) : Yang Unik Dari Sabang
Simak Yuk Serunya #NekadTraveler
Nambahin.. Yang unik lagi di Sabang adalah banyak penduduk lokal yang parkir motor dengan kunci yang tetap menempel. Seperti tidak takut kalau motor mereka dicuri. Kemungkinan besar memang karena sulit sekali mencuri motor dan mengeluarkannya ke luar pulau Weh secara aksesnya hanya pelabuhan Balohan.
SukaSuka
makasih kk , masukannya… seperti batam ya org cuek aja ga kunci motor. kmrn pas jumatan disabang juga heran kok org2 ga pada cabut kuncinya
SukaSuka