Hirka yang artinya dicintai. Inilah karya yang lahir dari cinta dan perjalananan panjang. siapa sangka di tahun 2015, Nurman Farieka Ramdany melahirkan produk sepatu cantik berbahan baku kaki kulit ayam, satu-satunya di dunia.
Sebuah bentuk cinta . Karena sesungguhnya material unik merupakan hasil riset Faturahman (ayah Nurman) lebih dari 20 tahun. Dari sini kita belajar, tak ada yang sia-sia dari kerja keras dan ketekunan. Karena Hirka memang patut dicintai, seperti cinta ayah kepada anaknya.

Tekstur sepatu kulit itu sepintas mirip kulit hewan reptil yang biasa dibandrol jutaan bahkan puluhan juta rupiah, jika sudah menjadi sepasang sepatu. Namun kini ia hadir dengan estetika yang tak kalah tapi tetap terjangkau di kantong kebanyakan orang.
Nurman Farieka Ramdhany. Tahun 2015 usianya baru saja di awal 20-an tapi visinya untuk membuat produk yang berbeda sangatlah mengelora. Ia ingin membuat sepatu dari bahan yang belum terpikirkan oleh orang lain. Berbekal hasil riset sang ayah, kulit kaki ayam yang biasa dijadikan keripik. Kini menjadi material kulit yang kuat dan mudah dibentuk. Tantangan terbesar bagaimana membuat kulit kaki ayam yang rapuh menjadi liat dan tahan lama. Lainnya, teknik pewarnaan yang tidak membuat tekstur kulit menjadi pudar tapi tetap tahan lama.

Awalnya Nurman mengaplikasikan kulit kaki ayam ke produk kulit dan dompet saja, sembari melanjutkan riset kekuatan jenis kulit tergolong baru. Ia juga mulai melakukan pewarnaan produknya agar terlihat semakin cantik. Ternyata sambutan pasar positif dengan motif kulit yang terlihat eksotis. Masukan untuk memproduksi sepatu menggunakan material ini berdatangan. Tahun 2016, ia melanjutkan riset untuk produk sepatu. Tantangan terbesarnya adalah kekuatan material, karena sepatu dikenakan di bagian tubuh yang aktif maka kulitnya harus lebih kuat dibandingkan tas dan dompet.
Nurman memperkenalkan sepatu kulit kaki ayam setahun kemudian dengan nama Hirka. Meski mendapat banyak respon positif dari pecinta sepatu nyatanya pasar dalam negeri tak terlalu positif. Konsumen dalam negeri masih menganggap aneh sepatu dari kulit kaki ayam. Tapi patut disyukuri pasar Singapura meminta produksi lebih.
Nurman mengaku, modal usaha sepatu yang ia geluti dari hasil menjual sepatu berbahan kanvas. Pada akhirnya setiap produk akan menemukan pasar yang tepat. Meski tak direspon terlalu baik di dalam negeri, pembeli dari kalangan menengah ke atas berdatangan. Keunikan yang menjadi magnet utamanya, tak berlebihan jika sepatu berkualitas super dibandrol hingga 6 juta rupiah per pasang.
Dengan packaging dan esensi yang unik dan spesial. Nurman ingin memberikan pengalaman tak biasa ketika konsumen membuka kotak sepatu pertama. Aroma unik pun menyeruak hadir bersama sepatu, semua benar-benar memanjakan panca indra.

Pandemi sempat mengguncang Hirka, awalnya keuntungan per bulan bisa mencapai 90 juta lalu anjlok 50% lebih. Saat orang orang mulai WFH pastilah tak akan berpikir membeli sepatu baru. Tapi beruntung orderan dari kalangan kolektor masih lancar jaya. Nurman mengaku siap bangkit lagi setelah kita kembali normal.
Pengalaman ikut ajang 10th SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Award 2019 yang dinisiasi PT Astra International Tbk juga memberikan pelajaran berharga. Saat proses penjurian, ia diingatkan para juri agar tidak cepat puas. Punya produk unik harus terus jadi modal kuat terus berinovasi untuk masyarakat. Jawaban yang disampaikan pada juri saat ditanya mengapa produknya layak jadi yang terbaik, dijadikannya alarm kreatif.
“Produk saya keren!,” kata Nurman. Benar saja, Nurman jadi yang terbaik untuk kategori kewirausahaan dalam ajang itu.

Kini, riset sepatu kasual sudah hampir rampung. Sol keras diganti karet. Jahitan blake stitch welting (menyatukan bagian atas sepatu dan sol dengan menjahitnya dari dalam) diganti cementing menggunakan lem. Kulit ceker ayam yang tadinya menyelimuti tubuh sepatu, kini jadi ornamen menarik.
“Ada dua produk sepatu kasual yang bakal dikeluarkan tahun depan. Targetnya 500 pasang per bulan. Bakal lebih murah dibanding sepatu formal yang tetap bakal dibuat 40 pasang per bulan,” kata dia. Harapannya besar. Dengan produksi lebih besar, ia bakal menambah 30 orang baru, mulai dari penyedia ceker ayam, perajin, hingga promosi produk.
Tidak mengherankan jika produk Hikra sudah menjelajah dunia seperti Jepang, Singapura, Hong Kong, Malaysia, Turki, Prancis, Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat. Perkembangan teknologi informasi dan digital marketing informasi keunikan produknya cepat tersebar. Ada kisah lucu, ketika orang-orang Brasil keliling Bandung berjam-jam hanya untuk menyambangi workshopnya dan melihat proses pembuatan sepatu kulit kaki ayam.
Kini kulit kaki ayam yang biasa dijumpai di sup atau bungkus keripik, jadi naik kasta. Ia bertengger manis menjadi sepatu keren di kotak dan siap melanglang buana. Sejak dijual melalui website hirkaofficial.com langkahnya makin tak terbendung. Dengan mudah produk hand made ini melenggang di pasar internasional bersama produk bermerk. Jelas ini bukan akhir cerita dari kulit kaki ayam karena konsumen menanti inovasi dan model berikutnya dari Hirka.
Referensi
- https://tribunjabarwiki.tribunnews.com/2020/10/03/nurman-farieka-ramdhany-bikin-sepatu-dari-kulit-kaki-ayam-mereknya-hirka-produknya-keren
- https://hirkaofficial.com/pages/history-hirka
- https://www.kompas.id/baca/sosok/2019/12/17/nurman-farieka-pemuda-bandung-yang-menyulap-ceker-ayam-jadi-sepatu
- https://www.sukabumiupdate.com/fashion/119877/sepatu-dari-kulit-ceker-ayam-buatan-pemuda-di-bandung-pertama-di-dunia
- https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/2023/assets/download/E-Book-SIA-2023-final.pdf

