“Kak bagaimana sih jadi travel blogger seperti Kakak?” Itulah pertanyaan yang paling sering saya terima saat ini ketika memiliki hobi traveling dan ngeblog.
Jawabnya jelas sangat mudah. “Kamu jalan-jalan lalu menuliskan kisah perjalananmu di blog.”

“Tapi saya belum bisa menulis dan tidak terlalu paham IT. Jadi apa yang harus saya lakukan, jalan-jalan dulu, belajar menulis atau membuat blog dulu?” Duh saya jadi bingung kalau pertanyaan sudah berkembang seperti ini. Tapi baiklah saya akan sedikit berkisah bagaimana akhirnya saya menjadi travel blogger.
Pola kerja dua satu – dua minggu kerja, satu minggu kerja – yang memaksa saya untuk traveling. Kok memaksa sih Kak? Jadi ceritanya dulu bekerja di pedalaman hutan Jambi dan rumah di Lampung. Setelah dua minggu bekerja di hutan, mau tidak minggu berikutnya harus pulang ke Lampung karena saat off duty tidak diperkenankan tinggal di site.

Jadi setiap dua minggu sekali melewati perjalanan darat Jambi-Lampung selama 14 jam. Karena jenuh tidak ada aktivitas di rumah selama bebas tugas saya mencoba backpacking ke Sulawesi Selatan. Usai perjalanan rasanya sayang jika tidak membuat catatan perjalanan, apalagi banyak koleksi foto serta video perjalanan.

Maunya sih membuat blog sendiri tapi belum percaya diri karena tidak pandai menulis sampai akhirnya menemukan komunitas blog keroyokan. Blog keroyokan ini memiliki beragam topik dan salah satunya traveling. Setelah membaca beberapa tulisan traveling, akhirnya saya paham ada beberapa genre tulisan traveling, mulai dari catatan perjalanan, ulasan tempat wisata sampai tips perjalanan dengan gaya bertutur yang beragam. Tapi saya paling suka gaya bertutur yang sedikit jenaka dan tidak terlalu formal.

Momen paling menyenangkan adalah ketika tulisan pertama dibaca orang dan diapresiasi dengan komentar positif. Interaksi antar blogger lain dengan beragam latarbelakang merupakan proses belajar yang berharga. Apalagi ketika tulisan saya dikomentari oleh blogger lain yang ternyata wartawan senior.
Setelah sekian tahun akhirnya kegiatan menulis dan ngeblog menjadi hobi yang tidak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari hingga memberikan label baru pada diri yaitu travel blogger.
Travelblog.id
Tahukah kamu sekarang ada blog travel yang membuat penghobi wisata bisa saling berbagi jurnal dan pengalaman. Karena lebih fokus ke satu tema, Travelblog.id lebih seru dibandingkan blog keroyokan bertema umum. Diskusi di kolom komentar juga semakin asik apalagi topik tulisan dibagi ke dalam beberapa kelompok seperti : jalan-jalan, kuliner, tips & info serta seni & budaya.

Pertama kali mengetahui travel blog Travelblog.id bagai melihat oase di gurun pasir. Selama ini belum pernah ada travel blog yang fokus membahas traveling, kebanyakan berupa forum atau grup media sosial saja. Melalui travel blog seperti ini dokumentasi perjalanan yang ditulis menjadi lebih rapih dan mudah untuk dicari.

Selain berbagi pengalaman dan jurnal, para anggota dapat mencari teman sehobi untuk berbagi biaya perjalanan. Maklum saja saja, biaya jalan-jalan di dalam negeri lebih mahal dibandingkan ke luar negeri, apalagi beberapa destinasi wisata tidak memiliki fasilitas transportasi umum yang memadai. Bayangkan keseruan kalau kita punya teman traveling yang sehobi, sama-sama suka membuat dokumentasi perjalanan seperti video dan foto.

Mengenal Seni, Budaya & Sejarah
Ketika melihat kategori seni dan budaya, saya jadi teringat pengalaman perjalanan 7 tahun lalu. Dahulu saya berasumsi travelling itu hanya mengunjungi tempat-tempat indah saja.
Karena cuaca sedang tidak bersahabat, hampir semua pantai di pulau Selayar disapu badai akhirnya kami mencari alternatif destinasi wisata dan satu-satunya pilihannya adalah mengunjungi gong nekara terbesar di Asia Tenggara.

“Memang apa istimewanya gong ini”, tanya saya kepada seorang teman.
“Gong ini membuktikan betapa tinggi peradaban orang-orang di jaman dulu.”
“Maksudnya?”
“Untuk membuat gong sebesar ini tidak mudah bukan, dibutuhkan teknologi dan ilmu pengetahuan. Bayangkan orang jaman sudah memiliki teknologinya.”
“Oooo.” Saya mulai mengerti karena untuk membuat perkakas dari logam setidaknya pengerajin harus mengerti mengerti teknologi padu padan logam apa besi mudah dibentuk.
“Tahu tidak berapa usia gong ini?”
“Tidak tahu…”
“Dua ribu tahun lebih.”
“Ah yang bener. Kok kamu tahu?”
“Makanya belajar sejarah dong. Jadi gong ini diyakini peninggalan China yang dibawa oleh orang Dong Son. Hal ini membuktikan bahwa di jaman dulu orang-orang sudah melakukan ekpedisi.”

Saya makin terkagum dengan teman saya dan berjanji tidak akan menuliskan wisata alam saja tapi juga mengulik seni, budaya dan sejarah nusantara melalui pengalaman travelling.
Mengapa Kuliner Diceritakan
Rasanya tidak perlu diceritakan mengapa saya hobi makan dan gendut. Tapi saya perlu berbagi kisah bahwa setiap rasa itu memiliki kisahnya masing-masing. Mengapa ia lahir dan hadir di meja makan lalu menjadi sebuah karya seni dan bagian dari budaya.

Duh berat banget Kak, ngomongin makanan pakai budaya dan karya seni. Baiklah saya akan berkisah kuliner dengan cara yang lebih sederhana. Melalui foto dan video di travelblog.id. Tapi saya dapat memastikan setelah tergila-gila dengan traveling selanjutnya kamu akan penasaran dengan pengalaman kuliner di setiap daerah.
Bagimana Menulis di Travelblog.id
Jika kamu ingin menulis dan menjadi bagian kontributor Travelblog.id caranya mudah banget, tinggal mendaftarkan diri dengan mencantumkan surel dan membuat akun. Jika akun sudah disetujui kamu tinggal melengkapi seluruh data pribadi terutama kolom media sosial kamu dan alamat rumah.

Memang untuk apa semua itu? Agar kita sesama member Travelblog.ID bisa saling kenal dan saling dekat. Jika tulisanmu banyak dibaca orang pastinya akan banyak yang penasaran dengan profil kamu dan mereka akan mengikuti media sosial mu.
Kalau alamat rumah dibutuhkan untuk mengirimkan souvenir. Hah souvenir? Jadi setiap tulisan atau video yang kamu posting di Travelblog.id akan mendapatkan poin dan nantinya bisa ditukarkan dengan beragam barang yang bergguna bagi kegiatan traveling. Keren kan?

Sebetulnya tidak ada syarat khusus untuk menulis di Travelblog.id, namun sesuai dengan semangat berbagi, informasi yang diberikan harus mudah dimengerti dan bermanfaat bagi orang lain. Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan), pornografi dan berbau profovokasi. Satu yang tidak boleh lupa adalah semua konten bebas dari unsur plagiasi yang artinya harus murni karya kontributor baik tulisan, foto maupun video.
Ngeblog Sekaligus Ngevlog
Sejak lima tahun terakhir ini saya aktif membuat video perjalanan yang formatnya beragam bisa vlog (video blog) atau video reportase perjalanan biasa.
Memang ada bedanya?

Jelas berbeda dong, kalau vlog seperti halnya blog lebih bersifat personal dan kebanyakan didominasi oleh video sang vlogger yang bicara di depan kamera. Sedangkan video reportase perjalanan lebih bercerita melalui bahasa gambar dan suara narator. Saya pribadi lebih suka membuat video reportase karena tidak terlalu pandai bicara di depan kamera.
Jika ditilik lebih dalam aktivitas ngevlog tidak berbeda dengan ngeblog, yang berbeda hanya format akhirnya saja. Lalu pertanyaannya apakah kedua aktivitas ini dapat dilakukan secara bersama-sama. Jadi ketika traveling kita membuat merekam video perjalanan lalu setelah itu menuliskan kisahnya di dalam blog. Wah bisa banget! Jadi usai traveling bisa mendapatkan dua konten sekaligus.
Berbagi Kisah Perjalanan Travelblog.id
Awal tahun ini saya bergabung dengan Travelblog.id dan mulai membagikan beberapa vlog traveling, pertama perjalanan bersepeda ke Poyotomo dan kedua kisah keindahan pulau Batu Berlubang. Meski baru bergabung senang bisa berbagi tips dan kisah perjalanan.
Berharap dari langkah kecil ini dapat memberikan inspirasi kepada teman-teman pejalan bahwa banyak tempat indah di nusantara yang dapat dikunjungi dan wajib kita jaga kelestariannya seperti Pulau Batu Berlubang di Kepulauan Riau.


Lomba Review Website Travelblog.id
Bagi kamu yang sudah bergabung dengan Travelblog.id dapat mengikuti lomba review website Travelblog.id. Hitung-hitung mengadu peruntungan untuk mendapatkan hadiah menarik sekaligus menebar kebaikan.

Mekanisme Lomba:
- Wajib menulis review tentang Travelblog.id di blog/web milik PRIBADI dan blog/web tersebut dalam keadaan aktif (minimal posting 1 bulan terakhir)
- Ulasan yang di isi meliputi
– Fitur user Travelblog.id ada apa saja? (Post artikel, Video & Rewards poin)
– Fitur dari website Travelblog.id secara keseluruhan
– Kelebihan dari Travelblog.id untuk publik
– Manfaat dari Travelblog.id untuk publik - Tulisan minimal teridiri dari 500 kata
- Tulisan/Ulasan merupakan karya asli/bukan plagiat. Tidak diperbolehkan mengandung unsur SARA, menyebarkan kebencian dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba
- Setelah menulis ulasan mengenai Travelblog.id share artikel tersebut & mention ke social media Travelblog.id (twitter, instagram/instastory, facebook) sebagai tanda kamu telah berpartisipasi di lomba #TRAVELBLOGIDREVIEW
- Artikel harus memberikan link ke Home Travelblog.id (https://www.travelblog.id/) dan ke salah satu kategori dibawah ini:
– Jalan-jalan: https://www.travelblog.id/category/jalan/
– Kuliner: https://www.travelblog.id/category/kuliner/
– Seni & Budaya: https://www.travelblog.id/category/senibudaya/
– Tips dan Info: https://www.travelblog.id/category/tips-info/
Setiap jejak digital yang baik dan bermanfat pasti akan menjadi ladang pahala bagi pembuatnya. Mari menebar kebaikan melalui kisah dan video perjalanan yang menginspirasi banyak orang melalui Travelblog.id.
“
Ah, sayang sekali baru tahu info lomba ini …
SukaSuka
aku juga baru tahu awal bulan kmrn ternyata lombanya diperpanjang sebulan
SukaSuka