Ketika memutuskan untuk naik maskapai plat merah Saudi Arabia yang terbayang di benak saya adalah makan kari kambing selama penerbangan. Jika penerbangan Singapura-Jeddah 9 jam berarti akan dua kali makan yang artinya ada dua menu nasi kari yang harus saya habiskan.

Walau aslinya saya nggak terlalu rewel soal makanan tapi kalau perut didera makanan kaya lemak dan daging bakal protes. Ya sudahlah kita nikmati saja penerbangan 9 jam bersama pesawat Boeing 777-300ER. Dengan konfigurasi tempat duduk 2-3-2 jarak antar kursi jauh lebih besar dibandingkan pesawat maskapai plat merah Indonesia apalagi LCC. La iyalah, orang Arab kan besar-besar kalau dikasih kursi kecil dan jarak pendek seperti orang Indonesia bisa keram otot apalagi penerbangan sepertiga hari.
Karena ini penerbangan durasi panjang di tempat duduk sudah disediakan kebutuhan “tidur manja”. Mulai dari selimut, bantal dan sleeping kit (kaos kaki, penutup mata, penutup telinga dan sikat gigi). Kok sikat gigi masuk perlengkapan tidur? Sebelum tidur sebaiknya sikat gigi mulut andai saat tidur mulut menganga, aromanya tidak mengganggu orang.
Beberapa artikel berkisah bahwa pramugari maskapai ini tidak terlau suka difoto dan ini beneran terjadi sama saya. Ketika mau memfoto pramuggari cantik berdarah India yang wajahny mirip bintang Bollywood langsung menolak. Padahal si Embak ini mukanya cantik banget dan duduknya tepat di depan saya. Ah mungkin dia ingin kecantikannya hanya dilihat oleh saya dan bukan dengan Anda pemirsa blog *senyum-senyum bayangin si Mbak*.

Walaupun si Mbak galak tapi tetap baik hati buktinya saya dikasih headset untuk menonton film selama penerbangan. Ya elah pramugari ramah dan baik itu SOP, jangan GR dulu.

Karena ini penerbangan panjang maskapai menyediakan berbagai ragam hiburan mulai dari musik, film, permainan sampai tampilan muka bumi 3 dimensi yang dilalui pesawat secara real time. Tersdia wifi juga sih tapi harganya lumayan, harga kuota internt beberapa mega setara dengan puluhan giga di bumi ibu pertiwi Indonesia. Jadi saya memilih offline selama penerbangan. Lagian untuk apa online kalau saya bisa menonton film selama penerbangan walau videonya full sensor, beberapa bagian malah di blur. Duh kok jadi inget siaran televisi di negeri sendiri jangan-jangan penerapan sensor oleh KPI inpirasinya dari sini.
Makan Besar
Untuk ukuran orang Indonesia, porsi makan maskapai ini cukup besar. Dalam sekali hidangan ada roti lengkap dengan selai dan mentega , mekanan penutup (buah atau puding), juice buah dan makanan utama. Menu utama ini variasi biasanya penumpang diberikan dua pilihan makanan berbahan dasar ayam atau kambing.
Secara umum menu makanan utama yang biasanya terdiri dari nasi berbumbu (lemak) dan potongan daging cita rasanya tidak terlalu Arab walau memiliki rasa rempah yang kuat. Dan saran saya makanlah selagi hangat karena itu akan jauh lebih nikmat.
Roti & Mentega
Sepertinya hampir di menu sarapan moderen orang Arab selalu hadir seperti ketika saya makan di salah satu fastfood kekinian Al Baik. Meski sudah ada kentang dan nasi tetap saja roti hadir. Tekstur rotinya tidak terlalu lembut, cenderung padat jadi cukup nampol di lambung.
Bagi yang tidak doyan nasi bisa menjadi aternatif dengan menyelipkan potongan daging di nasi ke dalam roti. Saya pribadi suka roti dengan olesan mentega tanpa selai atau gula.
Dessert
Untuk ukuran porsi makanan di pesawat dessertnya lumayan besar dan mewah bandingkan dengan dessert di maskapai plat merah Indonesia akhir-akhir ini. Dua yang berkesan bagi saya adalah kek coklat dengan kek keju yang lembut banget. Maaf kek kejunya tidak sempat difoto karena terlalu bersemangat makan.
Kek coklat teksturnya lembut banget dan begitu dibelah fla coklat meleleh keluar. Anjrit!!! Tekstur kek berpadu dengan fla membuat dessert semakin sempurna dengan semburat pahit coklat bubuk yang ditabur di atasnya.
Kalau dessert buahnya biasa saja sih, ini kan hanya potongan buah tapi ada yang selalu hadir di sana tanpa absen yaitu tomat ceri. 😀
Setelah makan pramugari atau pramugara akan berkeliling menawarkan teh atau kopi yang dituangkan dari teko kuningan langsung.
Hiburan
Satu-satunya hiburan di pesawat yang bisa dinikmati selama penerbangan 9 jam layar monitor ini. Bagi kamu yang sering berpergian dengan pesawat terbang mungkin biasa saja tapi bagi saya yang luar biasa adalah penunjuk waktu dan tempat miqat. Miqat itu titik awal memulai ibadah umroh dan sebetulnya berada didarat tapi bagi beberapa jam’ah yang tidak melewati darat melakukan di udara. Jadi jangan heran terkadang kita melihat beberapa jamaah umroh mengenakan ihrom di bandara.
Toilet & Ruang Sholat
Saya nggak bilang fasilitas MCK karena di pesawat kita hanya boleh melakukan cuci-cuci kecil dan bukan yang besar bahkan mandi. Meski pesawatnya besar tetap toiletnya kecil 😀 tapi ada beberapa di tiga area : depan, tengah dan belakang.

Karena maskapai Saudi Airlines melayani penerbangan umroh dan haji tidak mengherankan menyediakan musholla yang cukup besar untuk ukuran pesawat. Kalau menurut itung-itungan saya ruangan ini setara dengan 9 tempat duduk penumpang.
Di bagian depan terdapat layar penunjuk kiblat. Karena kita bergerak mobile jadi arah kiblat dapat berubah dan sebetulnya sih bisa ditoleransi. Tapi demi kesempurnaan ibadah tidak ada salahnya selalu mengarah ke ka’bah walau sedang di dalam kendaraan.

Lalu waktu sholatnya bagaimana? Kita kan sedang di perjalanan dan bisa saja waktunya berubah-ubah. Tenang teman untuk waktu sholat kamu bisa menanyakan kepada pramugari atau pramugara. Dan mereka juga siap membantu menetukan arah kiblat kalau kamu masih bingung dengan petunjuk di layar.

Pramugari Indonesia
Untuk penerbangan langsung Jakarta-Arab Saudi atau sebaliknya beberapa pramugari yang bertugas adalah orang Indonesia. Mungkin hal ini dilakukan untuk mempermudah penumpang berkomunikasi, terkadang jama’ah haji atau umroh Indonesia baru pertama kali naik pesawat.
Kalau pramugarinya orang Indonesia saya juga lebih nyaman kalau mau minta sesuatu seperti bantal tambahan atau selimut.
Halah Mas sampeyan berani manjanya dengan yang lokalan.
Terus aku harus manja dengan Mas-Mas pramugara Arab yang berjambang dan berbulu?
Terserah aja deh…. #@#%#@$%@
Pada awalnya saya tidak terlalu berharap banyak dari maskapai plat merah, apalagi yang sudah punya pasar pasti. Seburuk apapun kualitas pelayanannya tetap akan punya konsumen tapi stigma itu berubah setelah mencoba empat kali penerbangan (Singapura – Jeddah, Jeddah-Istanbul, Istanbul-Jeddah, Jeddah-Jakarta) Saudi Airlines. Mungkin ini terkait juga dengan Saudi Airlines yang merupakan anggota Sky Team sehingga memiliki standar pelayanan tertentu.
Jujur awalnya saya sempat beranggapan pelayanan di pesawat sama dengan pelayanan bandara di Jeddah terutama imigrasi dan konter check in. Ternyata bukan saya saja yang mengalaminya, petugas dengan enaknya bermain-main gadget dan menelepon padahal antrian sudah mengular.
Paling parah sih ketika adzan berkumandang tanpa ada kata-kata atau menitipkan konsumen yang sudah mengantri ke loket sebelahnya sang petugas langsung kabur. Lalu kami yang sudah mengantri bengong lalu bingung bagai anak ayam ditinggalkan induknya.
Memang ada perbedaan manajemen bandara, imigrasi dan maskapai plat merah tapi pelayanan penerbangan yang baik idelanya dari masuk bandara hingga sampai ke tujuan konsumen dilayani dengan dengan. Kata kerennya pelayanan yang terintegrasi tidak hanya baik di satu lini tapi di semua lini. Jangan sampai nila setitik merusak susuk sebelangah.
“Apaan sih Kak, dari maskapai sampai bahas susu segala.”
“Enggak Aku mau curhat aja…”
“Memang situ curhat di sini bakal dibaca pemerintah Arab Saudi?”
“Au… Ah… Elap.”
“Kalau mau curhat ke pemerintah Arab Saudi, pake bahasa Arab…”
“Kan ada google translator…”
“Haram Kak google buatan orang Amerika dan mendukung LGBT bisa masuk neraka…”
” Aku lelah…”
Lalu tulisan ini ditutup tanpa penutup yang manis karena penulisnya lelah :D.
Jadi tetap makan kari kambing terus atau ada steak sapinya kak? cakeep reviewnya..
SukaDisukai oleh 1 orang
Bisa milih kok ada ayam
SukaSuka
Aku kemarin naik scoot. Kalau dibandingkan sama konfigurasi tempat duduk, lebih besaran scoot ya, 3-4-3, atau bisa jadi sama aja dengan tempat duduk lebih kecil (walau aku ngerasanya nyaman aja).
Soal makanan sama, tapi makanan kedua hanya dikasih snack dengan porsi lumayan hwhw. Gakpapa, karena pas sampe Jeddah langsung dikasih makan lagi 😀
Bedanya gak ada TV aja scoot. Jadi 9 jam perjalanan kulalui dengan…. tidur 😀 untungnya penerbangannya selalu malam jadi ngantuk.
SukaDisukai oleh 1 orang
pengen coba scoot , ini LCC nggak sih scoot ?
SukaSuka
Iya itungannya LCC, adiknya Singapore Airlines. Pesawatnya lungsuran si abangnya semua.
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalau lungsuran interior sama artinya lumayan oke sih
SukaSuka
Pengalaman saya naik Saudia waktu umroh kurang lebih begitu. Berangkat pramugari /a bule mata biru rambut pirang, ketus orangnya, kata orang travel mereka disewa sepaket/outsource dari Eropa. Entahlah. Pas pulangnya dpt pramugari/a Asia Tenggara (Indonesia /Filipina) ramah. Amazingnya pulang dari airport Jeddah, petugas ga jelas, suruh penumpang pindah pintu keberangkatan ke lantai atas, terus suruh balik lagi, padahal banyak lansia yg ikut. Overall sih umroh adalah pengalaman travel tak ada tandingannya, sekalipun dibandingkan dgn Turki, Jepang atau Australia (baru itu yg terjauh). Hahaha.
SukaSuka
hahha aku pikir aku aja yang kiran pramugari pas berangkat agak judes karena mungkin beda budaya, orang indonesia memang ramah ya
SukaSuka
Berarti beli tiket saudi airline selalu dpat makan ya mas
SukaSuka
Kalau di atas 3 jam penerbangan dapat makan
SukaSuka