Bengkulu, Travelling

Indahnya “Bunga-Bunga” di Taman Bunga Curup

Kata Curup sepertinya terdengar tak asing bagi saya. Saat kuliah  (nggak usah tanya tahun berapa) saya  memiliki sahabat seorang gadis Jawa kelahiran Curup bernama Era. Ia selalu berkisah kota kecil  berhawa sejuk tempat ia menghabiskan masa kecil dan remaja. Dan saya tak pernah menyangka kota itu begitu damai indah. Duh tahu gini dulu kalau Era mudik ikutan ke Curup.

Sekarang saya ke sana dengan beberapa bunga bukan nama sebenarnya.

Hush yang saya bawa ini bukan bunga desa  apalagi bunga korban nganu tapi bunga-bunga dari dunia maya. Mereka yang selama ini pose manjanya hanya bisa dilihat di instagram atau tulisan kecenya-nya kamu baca di laman pribadi mereka. Yup, bener mereka para blogger  Indonesia yang kece-kece kaya artis di televisi. Mereka tuh terlihat tak asing  di media sosial  tapi sesungguhnya mereka jauh di seluruh penjuru nusantara. Nggak salah dong kalau aku juluki mereka Kakak Blogger Bunga Nusantara (KBBN).

Kakak Blogger Bunga Nusantara (KBBN) lagi asik berfoto
Kakak Blogger Bunga Nusantara (KBBN) lagi asik berfoto

Taman Bunga Inayah

Kedatangan mereka ke sini memenuhi undangan Dinas Pariwsata Propinsi Bengkulu. Dan sepertinya halnya bunga mereka selalu merekah manja mempesona. Apalagi ketika kami berada di kota berhawa sejuk Curup, tepatnya di taman bunga Inayah seberang danau Mas Harun Bastari.

Era dulu berkisah bahwa lokasi  ini dikenal sebagai  kebun sayur dan buah-buahan. Tapi siapa yang menyangka tempat ini menjadi taman bunga indah lengkap dengan sarana dan prasaran “Pose Manjah Sentosa”. Ada rumah pohon  ala Tarzan dan Jane. Ada deretan taman bunga indah ala lari-lari slowmotion ala  ala Sharuk Khan dan Kajool.  Dan Pastinya ada  booth ala-ala pelaminan   yang bisa dipakai untuk menjebak pacar. “Bang kapan kita kawin beneran bukan kawin-kawinan kaya gini.” *eeh kamu*

Lalu kamu pose ala apa? Aku sih maunya pose ala Mimi Peri tapi aku lagi nggak bawa wardorbe. Jadi aku jadi pengarah gaya dan tukang foto  Kakak Blogger Bunga Nusantara.

Berposa ala kembang desa di antara kembang
Berposa ala kembang desa di antara kembang

Taman bunga Inayah ini berada desa Karang Jaya Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang lebong, jalan lintas antara Bengkulu – Lubuk Linggau. Tarif masuknya cukup 10 ribu rupiah.  Dan jika  dari kota Bengkulu  bisa naik bus ke arah Lubuk Linggau atau menumpang travel dengan tarif 50 ribu rupiah. Meski suasannya sepi di sini sudah ada penginapan.

Kawasan ini memang sedang diproyeksikan untuk  menjadi destinasi wisata andalan propinsi Bengkulu, jadi nggak heran kalau berbagai sarana dan prasarana mulai dibangun. Bisik-bisik tetangga,  tahun 2020 akan ada Festival Bunga jadi hai kamu para bunga bersiap ya.

Wah semua bunga kumpul dong. Nggak cuma bunga Kak, para kumbang juga pasti datang, dimana ada bunga pasti ada kumbang. Dan juga ada kambing… 😀

Fotografer juga harus bisa berpose lho
Fotografer juga harus bisa berpose lho

Selain ada bunga di taman ini juga ada stroberi tapi maaf Kakak kalau kamu datangnya di atas pukul 2 siang stroberinya sudah habis. Jadi kalau mau merasakan kesegaran buah merah ranum menggoda datang lebih awal.

Setelah sesi pemotretan kita tuker-tukeran file foto
Setelah sesi pemotretan kita tuker-tukeran file foto

Taman Bunga dan Jembatan Selfie

Tepat di seberang taman Inayah ada Taman Bunga dan Jembatan Selfie. Meski tak seluas taman bunga pertama, taman di sini berdampingan langsung dengan danau Mas  Harun Bastari. Jadi selain taman bunga kamu juga bisa melihat pemandangan danau dengan lerengan kebun sayur.

Selain itu di sini terdapat bangkai pesawat jenis  jenis Casa 212 seri 200 dan Monumen Perjuangan Rakyat Rejang Lebong. Banyak kan objek yang bisa dijadikan tempat berpose?

Kakak Blogger Bunga Nusantara (KBBN) berpose di danau Mas Harun Bastari
Kakak Blogger Bunga Nusantara (KBBN) berpose di danau Mas Harun Bastari

Wah hasrat berfoto Kakak Blogger Bunga Nusantara sudah tak terbendung lagi, lihat posenya semakin cetar. Dari mengkibaskan rambut, bulu hidung sampai bulu ketiak semua dilakukan  demi  instgram. Kalau saya sih tetap jadi tukang foto saja sambil sesekali mengkibaskan kamera.

Mengkibaskan rambut dan bulu-bulu yang lain , hidung maksudnya
Mengkibaskan rambut dan bulu-bulu yang lain , hidung maksudnya

Tapi sebuah pertanyaan besar mengusik sanubari saya sedari berangkat dari Jakarta tadi pagi. Kenapa sih nama danau di depan saya Mas Harun Bastari. Adakah legenda yang mengkisahkan Mas Harun  mengingkari janji kepada Bastari seperti kisah cinta Dayang Sumbi dan putranya hingga terjadi Gunung  Tangkupan Perahu. Ah mana mungkin mereka berdua kan mas-mas, mana mungkin ada kisah cinta.

Baiklah untuk menghindari ghibah dan fitnah saya akan mencari informasi untuk meluruskan mengapa danau ini bernama Mas Harun Bastari.


Asal Muasal Nama Danau Mas Harun Bastari

Di tahun  tahun empat puluhan danau  ini dikenal dengan nama Danau Kasnah. Kata  Kasnah berarti cermin. Pemberian nama ini karena air danau ini sangat jernih bagaikan cermin , dan pada waktu itu permukaan danau tidak terlalu luas, yaitu hanya kira-kira 14 meter persegi saja. Pada masa itu kawasan Danau Kasnah dikuasai oleh Kelompok Barisan Tani Indonesia ( BTI ).

Tahun 1960 sampai dengan tahun 1965 saat kawasan Bengkulu masih menjadi bagian dari Propinsi Sumatera Selatan. Wilayah ini diambil alih penguasaannya oleh Veteran Curup, yang mana pada waktu itu Panglima Daerah Militer Sriwijaya bernama Harun Sohar dan  berkedudukan di Palembang. Panglima Harun Sohar adalah  orang pertama yang memberikan perhatian terhadap pembangunan danau  dengan memberikan sumbangan dana sebesar Rp. 60.000,-  pembuatan pematang atau bendungan supaya menjadi  danau yang luas dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat baik untuk penampungan air maupun untuk tempat wisata. Pada masa ini  nama danau lebih dikenal dengan Pematang Danau Harun Sohar.

Nama danau Mas Harun Bastari seolah menjadi misteri bagi saya
Nama danau Mas Harun Bastari seolah menjadi misteri bagi saya

Waktu itu gubernur  Sumatera Selatan dijabat oleh  Bastari. Untuk mengefektifkan aktifitas teroterial di lokasi danau, didirikan Pos Garuda Emas ( Gamas ). Sehingga setelah tahun 60-an  nama Danau tersebut bermacam-macam, ada yang menyebutkannya dengan Pematang Danau, ada yang menyebutkan dengan nama Danau Harun, ada juga yang menyebutkan dengan nama ”Danau Bastari“.

Zaman Pemerintahan Otonomi nama danau ditetapkan  menjadi Danau Mas Harus Bastari  untuk mengenang jasa-jasa para perintis yang telah memberikan kontribusi cikal bakal danau. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 461 Tahun 2002, ditetapkanlah kawasan ini sebagai kawasan obyek wisata dengan nama  Danau Mas Harun Bastari ( DMHB ).

Jadi begitu lho Kak kisah aslinya mengapa danau di dekat taman bungan cantik ini bernama Danau Mas Harun Bastari ( DMHB ). Nah karena misteri nama danau sudah terpecahkan saatnya saya yang ganti berpose seperti Kakak Blogger Bunga Nusantara (KBBN).

Tulisan ini merupakan kegiatan Famtrip Festival Bumi Rafflesia 21-23 Juli 2017. Dinas Pariwisata Propinsi Bengkulu.
Tulisan ini merupakan kegiatan Famtrip Festival Bumi Rafflesia 21-23 Juli 2017. Dinas Pariwisata Propinsi Bengkulu.

 

 

 

10 tanggapan untuk “Indahnya “Bunga-Bunga” di Taman Bunga Curup”

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s