“Srek… srek… srek…” Suara es diserut terdengar begitu nyeri di telinga tapi menyejukan jiwa. Bayangkan di udara sepanas Melaka, es parut dingin manis akan memenuhi rongga mulut. Nikmatnya mencair berputar-putar di lidah bersama kacang tanah merah , santan kelapa dan tepung kenyal kehijuan bernama cendol.

Saya yakin, yang spesial bukan limpahan susu kental manis di atas es serut sejernih kristal tapi sirup merah . Ia tak hanya manis tapi menghamburkan aroma unik yang akan menarik ujung lidahmu untuk menari . Bersamaan dengan itu menghadirkan rasa yang tak tak tergambarkan. Ya inilah rahasia yang tak pernah terpecahkan mengapa orang selalu setia menanti es Pak Poh .
Apek-apek yang kini tak memutar roda kemudi pemarut es. Tugasnya sudah tergantikan oleh mesin motor listrik. Tapi ia tetap cekatan melayani pembeli , menghimpun beragam rasa isian es ke dalam mangkuk melamin merah oranye.

Butuh perjuangan lebih untuk bisa duduk di kedai Min Chong. Berkali-kali kami mengitari jalan satu arah Bunga Raya dan Jalan Jawa mencari tempat parkir. Tapi Windi punya jurus jitu, memarkir mobilnya di 1st Inn Hotel lalu masuk ke lobi hotel menyamar sebagai tamu. Numpang ke toilet. Lalu keluar halaman hotel jalan kaki sambil pasang tampang super tenang. Setenang samudera biru. *cieee yang numpang pipis dan parkir*

Sejenak kami terlempar ke masa “Baba Nyonya”. Menyusuri rabat rumah toko tepian jalan Bunga Raya. Bagai ABG di era itu berjalan ceria menyambut kudapan sore hari. Bangunan di sini memang tak pernah berubah sejak seabad lalu. Tapi jalan sempit itu kini dipadati kendaraan roda empat.
Tak hanya kudapan yang bisa diburu, pandanglah lebih seksama deretan bangunan tua itu. Resto bercita rasa khusus yang menjual panganan berat berbaur dengan toko kelontong. Sebut saja Medan Makan Boon Leong , Medan Makan Bunga Raya, White Wantan Mee dan Kedai Makan Bunga Raya.
Jalan bunga Raya kini dipadati kendaaraan
Maria berisyarat agar kami menyebarang jalan , tangannya menunjuk kedai sederhana di depan bertuliskan Min Chong . Senyumnya mengembang, laksana tuan rumah mempersilakan kami datang ke rumahnya lalu berpesta.
Ritual kecil dimulai. Kami duduk melingkari meja kayu bujur sangkar. Es Pak Poh kini bersanding manis dengan sepiring rujak. Lalu tersenyum manis ke arah kamera aksi yang menempel di tongsis. “Cheese!”
Berikutnya empat garpu makan menari riang dalam limpahan kuah rujak. Menjejak setiap potongan buah yang tertusuk lalu menggeliat ringan di antara kentalnya bumbu pedas bertabur remah kacang tanah goreng. Sebelum sempat menyentuh gigi, potongan buah disambut lidah berliur.
“Hmmm nikmatnya , bumbu rujak ini.” Meski agak sedikit pedas, ditawarkan dengan sesuruput es Pak Poh.

“Mereka suami istri?” Menunjuk wanita tua peracik rujak lezat.
“Bukan. Mereka itu sepupu. Generasi kedua pemilik kedai ini. Konon tak banyak kerabatnya yang mau meneruskan usaha ini. Anak-anak mereka memilih usaha lain”, jelas Maria menjawab ke-kepo-an saya.

Min Chong bukan sekedar kenikmatan jajanan , tapi legenda cita rasa yang tak hilang tergerus moderenisasi. Melahirkan kerinduan tempo dulu tak hanya rasa tapi nuansa . Menikmati jajanan sambil memandang dinding dan langit-pangit kedai. Rak tua tinggi yang kini tak banyak digunakan, tempat memajang bahan baku seolah berbisik. ” Ada banyak kisah di sini.”

Di salah satu rak tergantung foto-foto pejabat dan perdana mentri yang pernah singgah di Min Chong. Mungkinkah mereka punya kenangan di sini?
Siapapun yang pernah singgah , pasti akan terkenang rasa nikmat es dan rujak Min Chong.
Tak ada remah atau kuah tersisa di piring dan mangkok. Kami terdiam tergoda kenikmatan jajanan Baba Nyonya. Lihat ada pembeli lain yang sedang menanti di depan. Saatnya menyudahi pesta kecil ini.
Kembali roda penyerut es berputar menghadirkan suara tak nyaman berirama. Ini bukan ritme musik selamat datang, tapi nada sumbang berdendang sebelum es es Pak Poh bertandang ke mulut. 😀
Kudapan Ala Baba Nyonya di Melaka, Malaysia
Min Chong Hygienic Ice Cafe
Alamat: 43, Jalan Bunga Raya, 75100 Melaka, Malaysia
Telepon:+60 13-910 0828
Buka Sabtu-Jumat (11:30-18:00)
Nice Es cendolnya Mas Danan ketika diteguk saat cuaca panas… Namun di sini malah hampir tiap hari hujan nih…
SukaSuka
batam juga udah mulai ujan terus pak…..
SukaSuka
om danan paling pinter meramu rasa dan kata 😀 jadi bayangin rasanya jadi PM …
SukaDisukai oleh 1 orang
saya kalo nulis makanan penuh penghayatan kadang sampe ngencesss 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
kebayang enaknya,seger2 pedes kayak rujak hehe
SukaSuka
hahahhahah ngerujak yuk bang *ngidam
SukaSuka
asli danan niat bgt ambel photonya dari atas 😀
SukaSuka
ya kan eksis atuh,,,,
SukaSuka
Cukup jauh untuk sebuah es serut
SukaSuka
untuk sebuah keontetikan rasa ngga ada yg jauh…. begitu juga dengan cari suami kan>? *kaburrr
SukaSuka
Hore gak banyak foto makanan seksi yang bisa menyiksa 😉
SukaSuka
ini artinya makannya pada brutal semua.. ngga sempet foto2… pada kehausan 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Aku ingat waktu jaman SD senang banget jajan es serut yang direkat dan diberi tangkai ditengahnya oleh sepasang alat yang terbuat dari batok kelapa. Setelah itu diguyur sirop merah dan oranye. Jadi deh lolipop es yg cepat mencair kalau tidak segera di emut..
Melaka itu membawa kita ke banyak nostalgia 🙂
SukaSuka
itu es payung bukan? hahahahah rasanya pengen balik lagi ke melaka
SukaSuka
Kayak emang es payung deh..Lupa namanya. Aku juga pengen banget balik ke sana 🙂
SukaSuka
kalo dari batam deket…. melaka
SukaSuka
Aduh.. jadi pengen makan rujak plus es campur…
SukaSuka
dimana nih di batam ya es ama rujak , bukit senyum?
SukaSuka
Parutan es batunya khas sekali ya hehe, kayak warung-warung jadul di Palembang
SukaSuka
Seger banget pastinya kerongkongan saat dimandiin pke es bikinan ‘si ngkoh’ 😀
SukaSuka
pokoknya maknyus banget nih kudapan sore
SukaSuka
jadi pengen ke melaka, selama ini cuma lewat aja
SukaSuka
malaka banyak yg seru kok , ngga hanya kota kota tua, next time aku posting pulau tersembunyi di sana
SukaSuka
Nyesal bacanya disaat terik gini, jadi ngiler
pastinya rasanya enak, karena rahasia racikan diwariskan ke adik kakak sepupuan itu ya mas
SukaDisukai oleh 1 orang
Semoga tetap terjaga nih resep tradisinya…
SukaSuka
pastinya seger banget apalagi di udara yg panasss
SukaSuka
Waah, kebetulan lg merencanakan ke Melaka. Bisa dicoba ini:))
SukaDisukai oleh 1 orang
wajib coba kalo ini mah
SukaSuka
mampir ah kalo ada rezeki 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Jadi pingin icip. Setelah baca postingan diatas kenapa jadi kangen pingin makan es tung tung yang dua rebuan di jajanan sd yaa yaduuuh 😦
SukaSuka