
Masyarakat Mentawai mengenal pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin. Ada beberapa pekerjaan yang hanya dilakukan oleh kaum pria, salah satunya berburu. Sejak usia 5 tahun mereka belajar memanah dari batang bambu . Setelah mencapai usia 10 tahun diperkenalkan panah beracun untuk berburu di hutan. Sebelum memulai perburuan pertama , keluarga melaksanakan pesta adat agar anak lelaki terhindar dari musibah. Keterampilan membuat dan menggunakan panah beracun wajib bagi pria Mentawai.
Setelah wanita mendapat les private mencari ikan di sungai lengkap dengan rok daun pisang berjumbai-jumbai. Giliran pria membuat panah beracun. Dan ini hanya dilakukan oleh kaum adam. Wanita hanya boleh melihat dari jauh. Konon panah beracun lelaki berbahaya, apalagi rayuannya. Hush… Mari kita fokus melihat Sikerei membuat panah beracun
Sikeri Amanggaresik membawa sekotak perkakas kayu, terdiri dari kayu pemukul beragam ukuran. Kotak kayu berukuran 30×20 cm dikosongkan dijadikan tempat meramu racun. Kulit kayu laingik diserut harus menggunakan parang, bentuknya mirip sisa rautan pensil. Setelah terkumpul banyak lalu dihaluskan bersama doro (cabai rawit) , baklau sejenis lengkuas dan ragi, tumbuhan khas Mentawai yang mengandung racun. Tanpa menyentuh tangan ramuan dimasukan ke dalam penjepit lalu diambil sarinya berwarna keputihan.
Saripati ramuan racun ditampung dalam belahan bambu lalu dimantrai. Agar racun yang dihasilkan ampuh ada beberapa pantangan . Pembuat panah tidak boleh tidur dengan istri, tidak boleh minum air mentah, tidak boleh makan yang asam-asam. Ternyata membuat panah beracun susah-susah gampang. Pakai acara puasa “begonoan” segala.
Anak panah dikeluarkan dari buk-buk – wadah bambu panjang – dan siap diolesi racun. Sikerei mengambil serumpun anak panah dengan hati-hati mengoles racun ke ujung mata anak panah terbuat dari batang arirubuk , sejenis aren berduri. Dengan ketelitian tinggi kuas bulu kera melambai-lambai , melumuri ujung panah sepanjang 12 cm. Sejenak kemudian anak panah dikeringkan di atas tungku. Seharusnya di bawah sinar matahari, tapi cuaca sedang mendung jadi menggunakan panas tungku. Sekali lagi ujung anak panak diolesi racun dan kembali dikeringkan , begitu seterusnya hingga ketebalan racun sesuai keinginan.
“Apakah ada penawarnya jika terkena racun”, tanya Elyudien. Sambil memasukan anak panah ke buk-buk Sikerei menjawab , tidak ada. Bagian yang terkena racun harus dipotong alias diamputasi untuk menghindari kematian. Kami terdiam sesaat. Lalu bagaimana dengan hewan buruan yang terkena racun, apakah aman dimakan. Aman, ujarnya singkat.
Belum mendapat jawaban memuaskan yang logis tentang racun yang masuk ke hewan buruan, Sikerei sudah mengangkat busur, bersiap berburu. Lebar busur serentang tangan orang dewasa dan terbuat dari batang aren atau paula. Sikerei bertutur untuk mendapatkan bentuk busur sempurna, batang aren digosok dengan kulit ikan pari lalu kulit durian hutan berwarna kemerahan. Agar anak panah dapat melesat diberi dari kulit kayu baiko yang dipilin.
Tali busur sudah direntangkan, anak panah ditarik kebelakang siap melesat. Sikerei mengarahkan ke pohon di depan Uma, sekali sentak anak panah meluncur bebas menerobos ranting dan daun. Seketika suara burung mencicit panik , lalu berterbangan. Tak ada ampun bagi hewan yang terkena anak panah. Inilah cara pria Mentawai berburu. Dan hanya pria yang diijinkan untuk membuatnya. Karena ini panah beracun lelaki… eh, panah beracun milik lelaki maksudnya.
Digoyang Ombak 12 Jam
Menghargai Alam
Kisah Panjang Menuju Air Terjun
Penangkap Ikan Paling Cantik
Panah Beracun Lelaki
Kabit , Celana Lelaki
Turuk Laggai, Gerak Tari Alam
Menikmati Blue Sky Holiday di Masilok
wiw…racun yang ini bahaya
SukaSuka
xixixixiixi… racun yg enak
SukaSuka
Jangan sampai salah memanah rekan sendiri ya 😀 .
SukaSuka
pokoknya salah panah amputasi, kecuali kalo pake panah asmara … aihhhhhh
SukaSuka
racun lelaki yang menyeramkan, apalagi rayuannya hihiy 😀
SukaSuka
nah itu yg musti diwaspadai :p
SukaSuka
jadi penasaran, panah beracun ini digunakan hanya untuk berburu? pernah ada perang suku juga gak sih, atau untuk mengusir penjajah Belanda misalnya?
SukaSuka
sepertinya Mentawai ga jadi daerah jajahan karena ga ada benteng2 peninggalan … kalau perang suku ga tahu ya yg jelas sistem kekerabatan mrk kuat tidak seperti di Papua…
SukaSuka
kalo perang asmara? #eaa #abaikan
SukaSuka
asmara… sebentar aku tanyakan kepada Rika, gadis asli Mentawai (beneran nelp nih) #modus
SukaSuka
hahaha 😀
SukaSuka