Angin utara memang bagai musuh dalam selimut, diam diam berhembus tanpa ampun membuat nelayan kalang kabut di tengah lautan. Sejak Desember sudah banyak kisah nelayan kapalnya tenggelam dan karena karena angin utara. Lalu mengapa masih ada yang nekat mengadu layar?
Ini hanya permaianan , membentang layar lalu beradu kencang itu memacu adrenalin. Meski hujan sempat mengguyur 48 jam penuh, layar warna warna akhirnya terkembang tanggal 12 Januari 2025
Lagi-lagi videonya sudah agak basi. Maaf lagi lumayan sibuk dengan pekerjaan kantor, maunya setelah acara langsung diedit dan diunggah. Tapi tenang buat kamu yang penasaran dengan Kenduri Laut di batas negara ini bisa membaca tulisan rekan Blogger Kepri.
Kenduri Laut Mongkol Pulau Pemping
Kenduri Laut merupakan bentuk rasa syukur masyarakat nelayan atas laut yang telah memberikan berkah dan rezeki bagi mereka. Di beberapa tempat di nusantara, Kenduri Laut identik dengan aktivitas larung sesaji. Namun bagi masyarakat Melayu yang sudah menganut agama Islam yang kuat, Kenduri Laut sering diwujudkan dalam aktivitas doa dan makan bersama di pinggir pantai.
Pulau Pemping yang wilayah lautannya berbatasan langsung dengan Singapura merupakan pulau terluar di nusantara. Tidak banyak yang tahu bahwa budaya Melayu masih kental dalam kehidupan masyarakatnya. Jadi tidak mengherankan saat Kenduri Laut berlangsung para warga mengadakan lomba perahu dan jong yang identik dengan budaya Melayu
Penasaran dengan aktvitas Kenduri Laut di Pulau Pemping, mari saksikan video berikut.