Tahukah kalian bahwa manusia itu sesungguhnya digariskan nomaden, selalu memiliki keinginan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Jadi tidak heran jika nalurimu menginginkan berpergian setelah berbulan bulan tidak keluar rumah. Jalan kemana kita setelah pandemi COVID-19?
Setelah sekian bulan di rumah, saya hanya ingin jalan-jalan yang benar-benar jalan kaki. Maunya sih hiking di pegunungan, taman nasional dan area publik yang banyak memiliki banyak pohon tapi saya sadar akan banyak protokol perjalanan terutama penerbangan untuk bisa berpergian ke luar negeri. Jadi saya memilih Singapura sebagai negara pertama yang akan saya kunjungi setelah wabah pandemik.
Kebetulan saya tinggal di Batam dan tentu saja ongkos ke Singapura dengan feri jauh lebih murah dibandingkan dengan pesawat terbang ke Jakarta. Lalu bagaimana dengan akomodasinya, apa tidak mahal?

Tips Hemat Jalan ke Singapura
Singapura dikenal sebagai salah negara berbiaya hidup tinggi namun selalu ada cara bagi pelancong untuk memaksimalkan uang. Oleh karena itu saya menyarankan menginap di Batam jika ingin one day tour ke Singapura, berangkat dengan feri pertama lalu kembali ke Batam dengan feri terakhir.

Sebetulnya bisa menginap di Singapura dengan harga terjangkau, caranya dengan mencari kamar bujet di Redoorz Plus. Harga kamar di Singapura rata-rata di atas 700 ribu sedangkan satu tempat tidur dormitory 200 ribu rupiah.

Bandingkan dengan dengan harga kamar di RedDoorz Batam yang tidak sampai 200 ribu rupiah sudah dapat dihuni dua orang. Kamar standar RedDoorz pastinya memiliki fasilitas wifi, kamar mandi bersih, televisi dan air mineral kamar. Jauh lebih murah kan?

Sebaiknya cari penginapan atau hotel yang jaraknya dekat dengan pelabuhan feri internasional. Meski di Batam ada lima pelabuhan feri internasional, saya menyaranakan melalui Batam Center sebagai pelabuhan feri dengan jadwal penyebrangan paling banyak.

Jika ingin lebih berhemat bawalah makanan dari Batam. Biasanya sebelum menyebrang saya membeli dua nasi bungkus, satu dimakan saat sarapan di atas kapal dan satunya dimakan saat makan siang. Sedangkan makan malamnya di Batam saja sepulang dari Singapura. Saya juga membawa makanan kecil dari Batam karena dompet tidak iklas membeli roti seharga 5 SGD di Singapura padahal di Batam hanya 10 ribu rupiah.
Agar tidak dehidrasi jangan lupa membawa air minum dan selalu membawa thumbler karena di Singapura banyak tempat pengisian air minum. Jika terpaksa air keran di sana sangat aman untuk diminum.

Jika di Singapura hanya satu hari tidak usah membeli SIM Card atau internet karena di sana banyak wifi gratis. Tapi jika pergi beramai-ramai dapat menyewa wifi modem per harinya 85 ribu rupiah .
Wisata Jalan Kaki
Singapura merupakan salah satu kota yang paling ramah bagi pejalan kaki. Selain banyak fasilitas seperti trotoar yang luas, pengemudi di sini sangat menghargai pejalan. Oleh karena itu saya lebih suka berjalan kaki di Singapura dibandingkan di negara sendiri.

Hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan aktivitas jalan kaki adalah mengenakan alas kaki dan pakaian yang nyaman serta membawa barang seperlunya.
Cuaca di Singapura sama uniknya dengan Batam, panas dan hujan tidak dapat diprediksi berdasarkan musim karena ini adalah wilayah kepulauan dimana awan dapat cepat bergeser dari satu wilayah ke wilayah lain. Jadi senantiasa membawa jas hujan atau payung.

Pilihan wisata jalan kaki pun beragam, dari jalan-jalan keliling kota, meyambangi ikon kota dan landmark Singapura, mencari lokasi instgramable sampai ke tempat-tempat yang tidak populer bagi wisatawan. Saya pernah membuat tulisan perjalanan mencari lokasi foto terbaik di Singapura.

Fasilitas tranportasi umum yang memadai membuat jalan-jalan ke Singapura menjadi sangat mudah dan menyenangkan. Tanpa perlu google map atau menggunakan aplikasi ponsel, sebetulnya kita tidak perlu takut nyasar karena banyak petunjuk jalan.

Setahun belakangan saya lebih suka jalan-jalan ke tempat yang tidak terlalu mainstream bagi wisatawan. Terkadang blusukan ke pemukiman atau kampung-kampung memberikan prespektif baru tentang Singapura. Seperti pengalaman beberapa waktu yang lalu ketika menyambangi Lorong Buangkok, kampung terakhir Singapura. Dari sini saya belajar bahwa, Singapura tidak selalu tentang moderenitas. Masih ada orang-orang yang memilih hidup berdampingan dengan masa lalu dan kesederhanaan.

Berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi pulau-pulau kecil di Singapura ternyata tidak kalah seru. Seperti pengalaman beberapa waktu yang lalu mengelilingi pulau Ubin yang merupakan salah satu tempat warga lokal melakukan aktivitas outdoor di akhir pekan. Namun walaupun berjalan di tengah hutan kami masih bisa menemukan mesin otomatis penjual minuman.

Berjalan dari Barat ke Timur
Pernah berpikir melakukan trip sehat berjalan dari pantai barat ke pantai timur Singapura? Tenang kalau kamu lelah masih bisa menggunakan kendaraan umum. Tapi menurut saya trip ini mengasikan untuk menjelajah semua taman nasional Singapura. Tapi pertama jangan pernah membandingkan taman nasional di Singapura dengan Indonesia. Karena taman nasional di negeri singa adalah taman fasilitas dengan aneka tumbuhan bukan hutan bahkan gunung seperti di Indonesia.

Sebagai panduan dapat menggunakan aplikasi NParks Coast To Coast Trail. Melalui aplikasi ini dapat menyelesaikan petualangan dari pantai Barat hingga pantai Timur Singapura sekaligus mengenal koleksi tumbuh-tumbuhan dan burung.

Tersedia 10 check point yang harus diselesaikan di jalur petualangan sejauh 36 km. Harusnya petualangan ini dapat diselesaikan dalam satu hari tapi karena lokasi check point instagramable, saya jadi berlama-lama.
Buat yang penasaran dengan tantangan NParks Coast To Coast Trail dapat menginstal aplikasinya. Masih penasaran berikut beberapa foto sepanjang perjalanan menjelajah taman dari barat sampai timur Singapura.





Setelah pandemi COVID-19 bukan berarti masalah hidup selesai, akan banyak pekerjaan rumah untuk mengembalikan kondisi ekonomi dan sosial. Agar tetap semangat bekerja kita butuh reward untuk diri sendiri dan orang-orang yang kita cintai. Salah satunya dengan traveling mandiri atau bersama keluarga. Sudahkah kamu merencanakan perjalanan terbaik paska pandemi COVID-19 berakhir?

Di manapun berada, protokol kesehatan jadi yang utama ya om. Mudah2an semua bisa sehat. Udah bosen juga nih lama2 di rumah.
SukaDisukai oleh 1 orang
pasti dan sepertinya tarveling ke luar negeri nggak akan semudah dulu…
SukaDisukai oleh 1 orang
Singapura nnih kece banget deh kalo mau jalan kaki. Pedestrian walk-nya aman, lebar, enak banget deh pokoknya. Dulu ke SG pasti encok karena jalan terus. Hahaha 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Aku kalau pulanb dari singapur langsung langsing kak wkwkakwk
SukaDisukai oleh 1 orang
wakaka ya lumayan ada gerak ya kak, jalan kaki terus semacam workout sampe bisa bikin langsing hihihi
SukaDisukai oleh 1 orang
aku pun juga pengen balik ke Singapura selepas pandemi ini. nginepnya juga di RedDoorz biar terjangkau.
SukaSuka
Tapi kayaknya prosedur nya bakal ketat banget
SukaSuka
Bang, apa sudah bisa masuk Singapura sekarang seperti biasa? apa masih ketat pemeriksaannya bagi kita turis indonesia yg mau masuk ke sana via batam? Tq bang..
SukaDisukai oleh 1 orang
Belum dibuka Bambang… nggak usah mimpi ke singapur dan ke Malaysia dulu. Kecuali kalau punya uang untuk karantina mandiri 14 hari di sana dan berobat kalau positif covid . Ke Malaysia minimal harus bawa uang 7 juta untuk sewa hotel 2 minggu
SukaDisukai oleh 1 orang