Curahan

Kegabutan Saat Social Distancing : Bakat Terpendam Bermunculan

Sudah berapa purnama saya tidak menulis bebas tanpa bayang-bayang pekerjaan ataupun idealis sebagai travel blogger. Rasanya agak malas ngeblog traveling di saat orang tidak bisa kemana-mana. Bukannya tulisanmu menghibur tapi seperti mengorek-ngorek luka lama. Hiks! Bayangkan kamu tidak bisa kemana-mana dan tiket refund belum ada kepastian. Eh teman kamu malah cerita jalan-jalan terus.

Perih!

Jadi mari kita letakan sejenak pengalaman jalan-jalan atau informasi traveling yang gemilang itu. Lihat tuh forum dan grup traveling pembahasannya nggak jauh-jauh dari refund tiket pesawat. Tapi paling miris sih melihat teman penghobi traveling yang ter-lockdown di negara orang. Niatnya minta tolong dengan mengirimkan surat ke KRBI, eh malah jadi bahan bullyian netizen +62 setelah suratnya bocor di lambe turah.

Grup WA jalan-jalan saya sekarang tidak pernah membahas traveling lagi agar kami tetap sehat mental dan fisik. Yup kita semua lelah di-PHP dengan kondisi yang tidak pasti. Kapan bisa traveling lagi. Kapan refund tiket cair. Kapan bisa kembali ke Indonesia. Kapan kondisi akan normal seperti semula. Kapan saya dapat jodoh. Eeh.

Nggak ada yang tahu.

Aku Yang Mulai Lelah

Ketika pertama kali social distancing dikumandangkan, saya tidak terlalu peduli. Oh hanya disuruh duduk manis di rumah, mengurangi aktivitas di luar rumah dan bertemu orang. Ah mudah, lagian bertahun-tahun saya jomblo (hidup sendiri). Jadi tidak sulit kalau hanya disuruh berdiam di rumah. Sejatinya saya yang terlihat ekstovert dan suka bersosialisasi dengan traveling juga memiliki sisi introvert. Ketika duduk dibangku SMP dan SMA bahkan kuliah lebih suka di rumah dan mengerjakan beberapa hobi, seperti membuat kerajinan, menjahit bahkan membaca.

Apalagi tahun ini saya mengikuti sejenis long course yang seharusnya setiap hari ada kelas usai jam kantor tapi karena himbuan social distancing, kursus saya ikut-ikutan membuat kelas jarak jauh.

Jadi dapat dipastikan setiap hari ada kelas online, kerja online, tugas online dan aktivitas online lainnya yang kadang membuat saya kehabisan waktu. Tapi setelah dua minggu tidak kemana-mana rasanya ada yang hilang. Saya sakau ingin menonton film ke bioskop dan nongkrong di kafe. Nah lho!

Ternyata kesibukan di dunia maya tak membuat jiwa ini bisa tenang terkurung di rumah. Apalagi sebentar lagi akan tiba waktu Ramadhan. Terbayang kebersamaan keluarga yang akan mustahil terjadi tahun ini. Sejak awal Maret saya sudah meminta ijin kepada orang tua agar tidak mudik demi kebaikan bersama. Alhamdulilah kedua orang tua mengerti dan iklas tapi kok belakangan saya yang tidak iklas.

Sepertinya jiwa saya mulai lelah… Yup manusia mahluk sosial dan membutuhkan interaksi sosial dengan manusia lain.

Berkarya dan Pelarian

Saya mencoba untuk tetap bahagia dengan mencari kegiatan yang membuat saya tetap waras walau terlihat gila. Setelah hampir 20 tahun tidak pernah menyentuh dapur, saya mencoba untuk memasak. Tujuannya bukan untuk berhemat karena seujujurnya masak untuk satu orang itu lebih boros dibandingkan membeli makan di luar. Tapi ini bukan soal uang atau berhemat (cieee) tapi kesehatan jiwa dan raga.

Sayapun mulau angkat wajan lagi sembari mengingat ilmu memasak dari ibu yang sudah puluhan tahun. Sempat gagap di dapur ya seperti anak kecil yang sudah lama tidak naik sepeda. Pastinya ada drama menabrak pagar atau jatuh.

Pengalaman mengolah makanan ini akan jauh lebih seru jika diabadikan ke dalam video. Bermodalkan ponsel (tanpa tripod) saya membuat beberapa video masak instagram berdurasi 1 menit dengan narasi sedikit julid dan ngegas. Tidak menyangka mendapat respon positif dari beberapa rekan dan ada yang menyarankan untuk pindah platform ke youtube.

Rasanya membuat video memasak tak membuat saya terlalu bahagia. Setelah makan malam saya kembali berdiam dan sesekali menatap layar komputer. Baiklah, bagaimana kalau kita membuat yang lebih meriah dan seru dengan belajar bermain musik.

Sejatinya saya bukan musisi dan tidak bisa bermain alat musik tapi dengan teknologi app garage saya bisa bereksperimen membuat musik lalu akhirnya lahir single perdana saya, Maret Misteri.

Teman Bicara

Bagi saya bicara dengan orang lain itu salah satu bentuk cara mencari keseimbangan jiwa, bayangkan kalau saya tidak bicara dengan siapapun seminggu saja. Wah bisa gila. Sebetulnya cuhat itu melegakan walau tidak menyelesaikan masalah. Nah mengapa kalau ada temanmu curhat didengarkan saja walau kamu tidak dapat menemukan solusi .

Sejak belajar broadcasting di salah satu radio online sekitar 15 tahun lalu, saya mendapat media baru untuk curhat dan berbicara. Walau tidak selalu membicarakan kehidupan pribadi tapi nyatanya berbicara berbagai topik cukup memberikan keseimbangan jiwa dan raga. Biasanya sebelum siaran saya akan riset dulu dengan membaca lalu menyampaikannya melalui bahasa tutur yang lebih santai.

#8 Sadarkah Kerja Kersmu Toxic Bagi Orang Rintik Titik Hujan

#8 Sadarkah Kerja Kersmu Toxic Bagi Orang
  1. #8 Sadarkah Kerja Kersmu Toxic Bagi Orang
  2. Prolog Kerjasama Antar Pegawai
  3. Review Film Your Name Engraved Herein 2020
  4. Suap di Lingkungan Kerja
  5. #prolog suap di lingkungan kerja

Untuk mengobati kerinduan siaran saya memiliki podcast bertemakan traveling. Tapi karena sejak pandemik COVID-19 saya enggan untuk membahas traveling, akhirnya saya membuat podcast bertajuk Rintik Titik Hujan. Di podcast ini saya lebih bebas bereksplorasi dengan tema yang lebih beragam dan gaya tutur androgini.

Materinya pun beragam mulai membahas tema yang menjadi fenomena di masyarakat atau menceritakan pengalaman hidup orang lain. Oh iya agar lepas dari imej travel blogger saya menggunakan nama samaran Hujan.

Episode 58 – Review Film Losmen Melati Podcast Jalan2 Cuap2

Tahun ini banyak film horor rilis di bioskop Indonesia, nah film yang satu ini awalnua akan rilis sebagai series di OTT tapi akhirnya tayang di bioskop. Jadi kepo kan? — Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/jalan2cuap2/message
  1. Episode 58 – Review Film Losmen Melati
  2. Epsiode 57. KKN Adalah Budaya Kita
  3. Podcast Jalan2 Cuap2 dari dananwahyu.com
  4. 56. Dilema Beli Sepatu Thrifting , Donasi Yang Diselewengkan
  5. 55. Jalan Jalan Jangan Lupa Pulang

Chanel Youtube Baru

Sejak melihat video masak di instaggram, beberapa rekan blogger menyarankan saya untuk membuat chanel masak memasak. Karena konon tak banyak chanel memasak berkonsep komedi.

Baiklah saya berpikir sejenak. Kira-kira apa ya konsep chanel youtube memasak kali ini? Banyak usulan dari beberapa teman blogger seperti #kokijulid, #kokingegas atau #kokinyinyir. Terinspirasi dari Emak-Emak yang sering ngomel akhirnya muncul ide chanel youtube Dapur Mak Unyeng.

Karena sedari awal tidak mau tampil di depan kamera maka tampilan Mak Unyeng saya percayakan kepada animasi emak-emak berkerudung dan bergigi ompong. Agar lebih terkonsep saya buat OST Dapur Mak Unyeng untuk memperkuat branding Mak Unyeng.

Akhir pekan lalu Dapur Mak Unyeng tayang perdana di kanal youtube. Saya tidak terlalu berharap banyak dari chanel ini mengingat algoritma youtube saat ini tidak lagi berpihak kepada video kreatif tapi lebih mengutamakan judul-judul yang bombastis dan up to date.

Tapi paling tidak chanel ini menjadi tempat saya belajar dan bereksperimen, mengasah kemampuan memasak sekaligus voice acting. Nyatanya tidak mudah untuk menirukan suara emak-emak merepet sepanjang 1 menit tanpa jeda.

Tetap Sehat & Kreatif

Imbas pandemi COVID-19 juga berdampak pada insan kreatif seperti blogger, vlogger dan influencer. Di saat seperti ini hotel atau negara mana yang ingin mempromosikan wisatanya jor-joran. Jadi wajar jika teman-teman influencer yang selini dengan industri pariwisata terdampak. Begitu juga para influencer kuliner, apa kamu tega menetapkan tarif postingan kepada pengusaha kuliner yang omsetnya turun menjadi 20% saja?

Kita tidak akan pernah tahu kapan kondisi pulih, wong pandemiknya berakhir saja kita tidak tahu. Setelah pandemik butuh waktu lama untuk recovery, saya sih maunya tidak lama agar tahun depan bisa traveling. Tapi jika kondisinya tidak memungkinkan saya tidak akan memaksa.

Akan banyak yang berubah setelah wabah ini, begitu juga industri traveling dan bidang pekerjaan yang berkaitan dengan industri ini. Memang untuk saat ini tidak banyak yang bisa kita lakukan karena aktivitas dibatasi. Tapi mau tidak mau kita harus bersiap dengan segala kemungkinan yang terjadi.

Bagi saya pribadi sekarang adalah saat yang tepat untuk belajar, menggali kemampuan diri yang mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya, seperti teman saya membuat kerajinan dari kayu. Padahal teman saya ini perempuan. Ada juga yang menjadi pejuang dapur atau menjadi petani dadadakan tapi bukan petani digital (di shopee)

Banyak bakat-bakat baru bermunculan saat social distancing yang teramat panjang ini. Ya kita harus senantiasa aktif, kreatif dan berpikiran positif agar dapat melewati cobaan hidup paling “wow” di kurun waktu 100 tahun.

Lalu apa yang sudah kamu lakukan di saat social distancing. Nonton drakor sambil menghayal punya pacar Oppa-Oppa atau hanya swapt swept tinder biar dapat gebetan bule?

10 tanggapan untuk “Kegabutan Saat Social Distancing : Bakat Terpendam Bermunculan”

  1. Seneng sekali bisa menemukan blog ini, secara udah lama banget tidak menulis blog lagi.
    May this renew touch base and hope to meet in person soon. Stay safe and (please be patience when under lockdown), may we all kept afar from this pandemic.

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s