Hari itu hati saya berbunga-bunga tak kala pesawat yang saya tumpangi membelah angkasa di atas gugusan bukit barisan. Gundukan bukit berombak kehijauan yang membentang dari utara hingga selatan Sumatra melahirkan nostlagia tersendiri. Empat tahun penuh saya mencumbuinya di setiap off duty tiba dengan motor, kendaraan umum atau berjalan kaki. Dan yang tersisa hanya sebuah propinsi bernama Bengkulu. Nista sekali rasanya, saya baru sempat mengunjunginya setelah mendapat undangan familiarization trip.
Berkali-kali saya berencana ke Bengkulu atau Bangkohulu tapi selalu kandas dengan alasan,” Ah nanti-nanti saja, Bengkulu kan dekat dengan Lampung (kampung halaman dan tanah kelahiran). Padahal sudah dua kali sudah saya menjejakan kaki di Krui, kota Pesisir di Lampung Barat yang jaraknya beberapa km dari perbatasan Bengkulu.

Kedatangan kali ini bukan hanya untuk menggenapi kunjungan propinsi-propinsi di pulau Sumatra namun menjawab penasaran tentang bunga beraroma tak sedap yang ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles dan asistennya bernama dr. Joseph Arnoldi. Seorang Letnan Gubernur Jawa yang tergila-gila dengan dunia botani.
Jika pada akhirnya Raffles hengkang dari Indonesia akibat tukar guling Bengkulu dengan Singapura. Namanya tak akan terlupakan terutama bagi peneliti dan penggemar tumbuh-tumbuhan. Salah satu karya besarnya yang bisa kita lihat hingga saat ini adalah Kebun Raya Bogor.
Sejak 5 tahun lalu saya selalu memantau Komunitas Peduli Puspa Langka di laman facebook. Memperhatikan aktivitas komunitas ini mencari Rafflesia Arnoldi hingga jauh ke pedalaman hutan . Berjalan hingga puluhan kilometer bahkan menerabas derasnya arus sungai. Maklum saja, bunga ini merupakan endoparasit dan tidak dapat diprediksi ia akan tumbuh dimana. Satu-satunya bagian bunga yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Namun sepertinya saya harus mengubur keinginan itu dalam-dalam. Dalam rundown acara familiarization trip kali ini kami hanya akan diajak ke Konservasi Bunga Bangkai Amorphopalus Titanium di Kabupaten Kepahiang.
“Memang bunga bangkai dengan Rafflesia berbeda ya?”, gumam saya di dalam hati. Diam-diam membuka laman google selama perjalanan dari kota Bengkulu menuju Rejang Lebong.
Di dunia ada 30 jenis Rafflesia dan 15 ada di Indonesia, sedangkan Bengkulu memilik 4 endemik Rafflesia, artinya bunga ini hanya akan tumbuh di Bengkulu. Dengan sebaran di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Seblat (kabupaten Bengkulu Utara), dan Padang Guci Kabupaten Kaur. Bikin jadi makin bangga dengan Indonesia.
Sesampainya di hutan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah bus yang kami tumpangi berkelok lincah di antara tikungan tajam. Seperti kebanyakan jalan di lereng bukit barisan, untuk menghindari tanjakan atau turunan ekstrim, biasanya jalanan akan menyisir bukit-bukit yang melahirkan kelokan tajam.
Konon di sini ada 9 tikungan yang mampu membuat lambung penumpang kendaraan terguncang hebat hingga mabuk darat. Catat mabuk darat, bukan mabuk janda. Beberapa rekan blogger memilih untuk tidur walau rasa mual pelan-pelan menghambur dari dalam lambung dan menanti untuk dituntaskan. Tuntaskan saja Kak biar lega! *kasih kantong plastik*

Kira-kira di KM 49 Jalan Liku Sembilan, terpampang spanduk bertuliskan “Bunga Rafllesia Arnoldi Mekar! Mari Saksikan.” Pelan-pelan bus yang kami tumpangi berhenti, rupanya panitia famtrip mempersiapkan kejutan yang katanya memang tidak direncanakan. Berdasarkan informasi penduduk setempat, di bawah jurang ada bunga Rafflesia yang baru merekah 3 hari lalu. Meski merahnya tak terlalu merona seperti pertama kali mekar namun masih elok untuk dipandang.

Satu per satu kami menuruni jurang bertanah gembur, beruntung beberapa panduan tongkat kayu disematkan di sisi jalan semi permanen. Meski agak terseok, akhirnya dari kejauhan Rafflesia Arnoldi terlihat dari atas tebing. Jangan pernah membayangkan kalau bunga ini tumbuh di lahan datar seperti lapangan futsal atau lapangan bola basket. Karena sesungguhnya tumbuhan ini tak memiliki batang dan daun. Ia hanya tumbuh di akar yang menaut pada tumbuhan inang yaitu pohon liana dari genus Tetrastigma.
Tugas berat berikutnya kami harus mengantri dan menjaga jarak aman, agar puspa langka yang ditetapkan Kepres nomor 4 tahun 1993 ini tidak rusak. “Sabar-sabar”. Nyatanya untuk berfoto dengan si bunga (bukan nama sebenarnya) tak semudah yang kamu bayangkan. Seorang rekan blogger pun terjatuh karena tak mampu menahan keseimbangan tubuh di lereng jurang. Untung tubuhnya tak jatuh ke atas bunga.

Empat kelopak berwarna merah bermotif terlihat menarik namun yang membuat serangga (terutama lalat) adalah lubang menganga beraroma daging busuk. Duh aku kok jadi bingung, ini bunga bangkai apa bukan, baunya mirip bangkai lho! Kata pemandu, kemungkinan esok hari bunga ini layu lalu membusuk. Beruntung hari ini kami masih bisa melihatnya.

Meski baunya tak sedap peserta familiarization trip tak segan untuk mendekat dan berfoto. Ini pengalaman langka Kakak. Belum tentu seumur hidup sekali. Apalagi kami juga berkesempatan melihat cikal Rafflesia Arnoldi yang belum mekar mirip kol.

Tapi kan bisa lihat Rafflesia di kebun Raya. Hanya Rafflesia Patma yang dapat tumbuh di luar habitatnya, kalau Rafflesia Arnoldi hanya tumbuh di Bengkulu. Dan Rafflesia yang ada di Sumatra masih memegang rekor Rafflesia terbesar . Dulu di Philipina ada Rafflesia magnifica yang ukuran lebih besar tapi sekarang telah punah. Agar Rafflesia Arnoldi tidak punah maka kita harus menjaga habitatnya.
Berikut aturan dan himbauan dasar masuk kawasan habitat Rafflesia agar tetap lestari
1.Larangan masuk kawasan sendirian dan harus dengan pemandu wisata (guide) setempat.
2. Selalu berjalan di dalam jalan setapak yang telah tersedia;
3. Hanya satu rombongan (lima pengunjung) didekat lokasi. Rafflesia dan tiap rombongan harus bergiliran untuk melihat
4. Hati-hati melangkah, kemungkinan potensi menginjak bakal bunga (Kenop/Bongkol)yang kecil.
5. Dilarang berfoto sambil menyentuh bunga ataupun inangnya.
6. Berfoto disamping Bunga harus seijin dan mengikuti aturan dari pengelola habitat, untuk menjamin keselamatan dan kelestarian Bunga Rafflesia, Bakal Bunga (Kenop/Bongkol) dan Inangnya.
7. Foto group tidak dianjurkan berdekatan dengan Bunga Rafflesia, hal ini untuk mencegah menginjak Bakal Bunga (Kenop/Bongkol), Inang dan menyenggol kelopak Bunga.
8. Larangan merusak dan mengambil tumbuhan.
9. angan membuang sampah sebarangan di dalam kawasan, bawa kantong plastik untuk tempat sampah dan bawa lagi keluar kawasan habitat.
10. Hormati budaya setempat.
11. Jangan lupa untuk Donasi ya, karena gerakan pelestarian Rafflesia murni swadaya masyarakat lokal secara sukarela menjaganya untuk kita semua
Update 27 Juni 2016.Komunitas Peduli Puspa Langka. Bengkulu Heritage Society.
Rasanya tak percaya baru beberapa jam saja menjejakan kaki di Bengkulu sudah bertemu dengan Rafflesia Arnoldi yang terosohor. Dan rasanya tak sabar bertemu kejutan lain di kabupaten lainnya , Kepahiang dan Rejang Lebong. Akankah saya bertemu bunga-bunga lain yang lebih menarik, seperti bunga desa misalnya. *sisir rambut gondrong lalu basahin bibir pakai lidah*

~Asal Muasal Nama Bengkulu~
Nama Bengkulu berasal dari kisah peperangan antara kerajaan Aceh dan kerajaan Sungai Serut pada abad XV. Perang terjadi karena lamaran yang diajukan putra dari kerajaan Aceh terhadap Putri Gading Cempaka (anak bungsu Ratu Agung, raja Kerajaan Sungai Serut) ditolak.
Menurut tambo Bengkulu, putra Sultan Aceh yang juga saudagar dagang- melihat Putri Gading Cempaka yang cantik itu, dan peristiwa ini disampaikan kepada ayahnya Sultan Iskandar Muda. Demi memperkuat pengaruhnya, beliau menyetujui putranya meminang putri, Maka berangkatlah pangeran dari Aceh tersebut disertai oleh satu pasukan, namun lamaran tersebut ditolak oleh Anak Dalam. Anak Dalam adalah salah satu saudara Putri Gading Cempaka yang menjadi penerus tahta Raja Sungai Serut.
Sebagai akibat penolakan itu, putra Sultan Aceh memerintahkan penglima pasukan laut memerangi Anak Dalam. Sekalipun perang ini tidak seimbang, rakyat tetap mempertahankan dengan sungguh-sungguh daerahnya sehingga banyak memakan korban yang bergelimpangan di Sungai Serut dan hanyut ke hulu sungai.
Pada saat pasukan Aceh datang itulah, Anak Dalam berteriak “Empang ka hulu .. Empang ka hulu” yang artinya kurang lebih : ” Hadang mereka .. hadang mereka.. ,” teriaknya “jangan sampai mereka menginjakkan kaki di tanah kita.”
Dari kata itulah akhirnya menjadi Bangkahulu. Lama kelamaan disebut orang menjadi Bengkulu. Dan karena perkataan itu nama Anak Dalam pun dikenal menjadi Anak Dalam Muara Bangkahulu.
Ooh ada asal-usulnya na Bengku ternyata. Bangkahulu apa bangkohulu sih?
SukaDisukai oleh 1 orang
bisa bangkahulu bisa bangkohulu tapi kalau bangko itu mirip suatu tempat di jambi
SukaSuka
Bangko itu kampungnya si Isna 😄
SukaSuka
Bunga raflesia biasanya mekar atau berbunga apakah ada bulan tertentu?
SukaDisukai oleh 1 orang
Ngga tentu kk makanya kita pantau komunitasnya
SukaSuka
Wah bagus ya bunga bunga raflesianya,
Jadi kepengen lihat langsung bunga Raffles yang lagi mekar, hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Ini katanya udah agak layu
SukaSuka
Yaolo Kak D gak nyangka kamu udah 5 taonan lebih nyari2 info soal Rafflesia. Untungnya Kita bisa liat langsung yak kmaren tuh.. 😊😊
SukaDisukai oleh 1 orang
Hoki banget kita itu
SukaSuka
Pernah belajar di sekolah tentang bunga ini? Sempat penasaran, apa benar bau bangke? Eh, ternyata benar ya mas?
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalau ini bau darah seger nah kalau bunga bangkai beda lagi nanti aku tulis lanjutan kisahnya
SukaSuka
keren kak
bisnis waralaba
SukaSuka
Bahagai banget ya dapat melihat mekar lnya bunga rafelesia itu,
SukaSuka
Wah beruntung banget bisa liat raflesia yang sedang berkembang. Pasti hati berbunga-bunga melihatnya
SukaSuka
Cerita yang menarik bangets kak, jadi tahu banyak tentang si “Titiek” Puspa… hehehe… BTW kebayang de serunya jelajah hutan tu ya…
SukaSuka
Wah senangnya bisa melihat langsung bunga ini, saya taunya dulu dari buku IPS semasa SD. Hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
wah blogger soleh beruntung banget ya bisa liat bunga raflesia
memang harus hati hati banget ya foto di dekat bunga ini
salah dikit ..jatuh..duh ga tahu deh
SukaSuka
Asiknya udah bisa liat bunga raflesia dari deket! Dulu punya kesempatan waktu di Bogor, tapi gaada waktu hehe
SukaSuka
Waaah lucky banget kak bisa lihat si Rafflesia Arnoldi.. 😍😍😍
SukaSuka
Super keren banget kakak pertualangannya. Jadi baper deh
SukaSuka
itu bunganya banyak atau cuma satu aja bg?
SukaSuka
satu ajah dan misterius bisa tumbuh dimana aja
SukaSuka
Ah senangnya bisa liat langsung bunga rafllesia langsung ditambah perjalanan yang seru.
SukaSuka
kalau belum mekar jelek ya.. kaya busuk gitu,, begitu udah mekar,, beeuh cantiknya… kaya gadis baru beranjak dewasa :V
Anyway biar bisa ikut kumpul bareng temen2 blogger gini gimana caranya ya?? hehehe..
-Traveler Paruh Waktu-
SukaDisukai oleh 1 orang
Ikut komunitasnya aja kak banyak di internet
SukaSuka
kereen bisa pas nemuin bunga langka lagi mekaar!!!
visit website kami tentang kemasan makanan food grade paper
SukaSuka
beruntung sekali ya bisa lihat langsung saat mekarnya, bagus yaa.. 😀
SukaSuka