Fish Talk. Ikan bicara? Duh jadi kebayang adegan bawang putih yang lagi nyuci di kali lalu bertemu ikan mas ajaib.
“Kan… Mamah tiri aku kejem banget. Kalau dia tahu pinggan kesayangannya pecah aku akan dihukum.”
“Jangan bersedih wahai bawang putih. Pinggan ini akan aku kembalikan seperti semula.”
“Tring…” Pinggan pecah belah itu kembali utuh.
“Kan bisa balikin mantan aku nggak?”
“Jreng…”
Adegan tadi nggak bakal kamu jumpai di Resto Fish Talk yang berlokasi di Ruko Khazanah, Sukajadi – Batam. Karena sesungguhnya ikan-ikan di sini akan berkisah lewat rasa, bukan lewat kata.
***
16 Januari 2016. Sambutan ramah Mbak Helvi owner Fish Talk bikin blogger Batam tambah sumringah. Selain mendapat icip-icip ikan gratis , hari ini kita bakal ngulik ilmu kanuragan (media sosial) dari foodies Batam ngehits, Kak Chandrana Rachman. Meski akun IG @batamliciouz belum genap setahun, tapi follower-nya sudah 24 ribu lho. Ini tanpa bot atau borong follower . Patut menjadi catatan , beliau sukses mengubah mindset Batam tidak hanya seafood, tapi jajanan pinggir jalannya patut dicoba.
Ilmu Media Sosial
Mengutip beberapa tips branding beliau. Apa sih yang menjadi ciri khas mu? Kalau kamu ulik IG @batamliciouz bakal menemukan informasi lengkap dan detail dalam dua bahasa. Di awal keterangan instagram ada info makanan halal dan non halal. Jadi kenali pemirsamu. Mereka yang tak menginginkan info makanan non halal akan mudah mensortir informasi.
Jangan selalu berpikir tentang uang. Siapa sih yang tak butuh uang, tapi apapun yang kamu kerjakan dengan total, rejekinya akan datang sendiri. Meski kerjasama atau sponsor berdatangan Chandra tak maruk , ia selektif memilih job. Menolak endorse produk atau jasa yang tak ada hubungan dengan kuliner. Loyalitas follower akan berkurang ketika kita tidak konsisten akibat lebih memilih “bayaran”.
Hukum keseimbangan berlaku ketika bersosialisasi di dunia maya. Jika orang ingin baik dengan kamu, berbaiklah kepada orang. Jika ingin banyak di-like , seringlah me-like orang. Jika ingin IGmu banyak komentar , berkomentarlah di IG orang lain. Salah satu indikator IG sehat tanpa follower dan like palsu adalah kolom comment, karena sampai saat ini belum ada bot komentar.
Beberapa blogger pun penasaran , bagaimana pria berusia 34 tahun itu tetap punya badan bagus meski punya hobi kuliner. Jawabannya sih simple, batasi jumlah icip-icip, ketika kulineran hanya minum air putih. Kalau di rumah minum infus water, semakin asam dan pahit makin oke. Olahraga , biar racun dan lemak terbuang.
Untuk membatasi jumlah undangan icip-icip , sekarang Chandra menetapkan rate tetapi dengan syarat hanya makanan lezat yang diposting . Eh tapi namanya rejeki, undangan icip-icip bukan berkurang malah membludak. Tapi tetap Chandra tak mau postingan IGnya berisi endorsement melulu. Harus ada kulineran yang dibayar dari kantung sendiri.
Begitu juga dengan piknik harus ada yang dari kantung sendiri meski banyak gratisan <~~ gua banget.
Saatnya Icip-Icip
Tuntas mengenyam ilmu dari foodies Batam terkenal, saatnya mengunyah menu andalan Fish Talk. Bentar aku mikir dulu, mau nyicip yang mana semuanya kelihatan enak banget bukan enak aja.
Colekan pertama saya hempaskan ke tongkol berwarna merah membara. Dipotong melintang dengan lapisan daging hitam putih menggoda indra. Tanpa basa-basi ia dilumurkan dalam sambal pedas. Sepotong rasanya tak cukup untuk segunung nasi putih. Cuilan pertama menghampiri indra pengecap tanpa nasi.
“Jeder…” Tekstur khas tongkol goreng nan legit menggoda langit-langit mulut. Rasa pedas tak usah saya kisahkan lebih detail. Karena tongkol goreng tanpa disambal rasanya enak. Sebagai penghobi ikan laut dalam , saya langsung merem melek merasakan kenikmatan bercampur pedas. 😀
Gadis kecil Kriwil di ujung meja melirik sekilas semangkuk sup bola-bola ikan. Ada keinginan terpendam tapi sang Bunda sibuk mengambil gambar. Hmm… kayaknya enak nih.
Sebelum keduluan si Kriwil , saya mencolek kuahnya sesendok. Jelas enak banget , kaldu ikannya terasa dominan. Bumbunya terasa sederhana, bawang putih, garam dan sedikit pala.
Isiannya jelas tak sesederhana penampakannya yang didominasi warna putih pucat. Bola ikan berdampingan dengan kembang tahu memperkaya tekstur. Udang tanpa kulit membuat aroma semakin kuat.
Satu yang tak boleh terlewatkan untuk di kunyah , tahu cina lembut dipotong melintang.
Bayangkan di tengah hujan lebat, semangkuk sup bola-bola ikan dengan uap mengepul berdampingan dengan sepiring nasi putih. Lalu berlahan namun pasi limpahan kuah beningnya menaungi sepiring nasi yang menggalau kesepian.
Ia akan berlinang-linang bahagia ditemani. Sejenak kemudian linang itu akan menjadi ledakan kebahagian. Tak kala limpahan isian sup dihampirkan lalu disantap dengan dengan sangat sempurna. Ini bukan cinta teman, tapi kenikmatan rasa di kala hujan.
“Maaf, dua sendok sambal mangga tak akan cukup. Apalagi dengan sepiring ikan bakar. Jika kamu memberikan segini, aku minta lebih”, protes mulut saya, yang memang rakus itu. Eh tapi beneran, sambal mangga Fish Talk juara banget. Banyak yang kepincut, meski mulut sudah megap-megap kepedesan tapi tetep saja mencoleknya.
Singgang di pojok meja lagi-lagi di lirik si Kriwil, eh Bundanya ding. Tapi ia mengintip dari balik lensa. Makanan khas Melayu ini sekilas tak terlihat fotogenik. Meski warnanya kuning menggoda, potongan ikan tak beraturan tergenang dalam kuah.
Tapi apalah arti sebuah tampilan , jika aromanya mampu membuatmu terhenyak sesaat dan penasaran mencicipi kuahnya. Rasa asam segar meluahkan tampilan yang tak sempurna. Sekali lagi mencicipinya, rasa ini membuat hari berdendang laksana bait lagu Melayu mendayu-dayu.
Menu tradisi bagai sebuah misteri, ia tak keren di meja makan. Tapi daya magisnya mampu membuatmu rindu berat. Siapa kangen masakan nenek atau bunda di kampung, yang konon warisan leluhur?
Ritual Kecil
Tahu tidak sebelum semua makan besar di atas ada ritual kecil yang tak boleh terlupa. Namanya juga habis dapet wejangan dari foodies beken, kompak para blogger jadi ter-foodies. Semua makanan yang sudah ditata di meja buffet pindah ke keluar ruangan. Konon biar pencahayaannya lebih maksimal. Makanan dalam pinggan seolah berparade di meja depan. Berlomba menampilkan paras tercantik di depan kamera blogger.
Tapi apa nggak sayang makanan cuma diliatin. Yuk dimakan Kak!
Meski Batam terkenal dengan seafood. Fish Talk menyajikan kuliner berbahan dasar ikan dengan cara berbeda. Menghadirkan masakan yang terasa lebih rumahan, bukan ala kafe atau resto.
Soal harga cukup terjangkau. Khusus untuk buffet hanya 15 ribu rupiah saja, terdiri sepiring nasi , satu jenis saur dan ikan. Gimana pas banget kan jadi jujukan makan siang di tanggal tua.
Mau makan besar tetap bisa dengan memilih jenis ikan, jumlah timbangannya berapa dan mau dimasak apa, tinggal bilang. Duh berasa beneran di dapur emak kalo gini.
Penasaran dengan ikan yang berkisah melalui rasa di Fish Talk. Langsung cus saja ke Komplek Khazanah, Ruko Sukajadi Blok RA No. 16. Jangan lupa perhatikan beberapa promosi di bawah bagi yang mau beneran mau makan gratis. Iya gratisan nggak pake bayar atau bisa dibayar dengan keiklasan.
“Nggak takut rugi?”
“Rejeki itu bukan hanya tentang berapa besar yang didapat tapi keberkahan. InsyaAllah berkah kak…”
Fish Talk
Komplek Khazanah, Ruko Sukajadi Blok RA No. 16
Telp 081270057861
Open Hour: 07.00 am – 09.00 pm
Kisah Fish Talk lainnya dari blogger Batam :
- Dian Radiata | Fish Talk – Let’s Talk About the Fish
- Lihat Kepri | Resto Fish Talk Sajikan Olahan Serba Ikan
- Chairudin Lukman | Resto Fish Talk
- Chaycya Oktiberto Simanjuntak | Bicara Rasa di Fish Talk
- Sarah Eyiee | Bicara Rasa di Fish Talk | FISH TALK olahan Ikan yang menggugah Selera Makan Anda…
Sedep sekali kakak
SukaSuka
mkasih kakak… seru nih blogger batam dapetbanyak wejangan
SukaSuka
Salut ama konsistensi dan idealisnya Chandra ya.. Seneng banget bisa dapet ilmu langsung dari dia. Orangnya asik…
Aku jadi laper lagi liat postingan ini, kakaaaaaaak….
SukaSuka
jadi makin ngefans ya?
SukaSuka
Cling… kalau Mas Danan bekisah lewat blog dan jalan2 teyuzz, hehe. Enaknya icip icip ikan bakar khas Melayu itu…. hemmm…
SukaSuka
aku kayaknya memang hanya bisa nulis tentang jalan2 aka piknik aja mas
SukaDisukai oleh 1 orang
Jadi spesialis jalan-jalan itu siip, fokus ! Teriring do’a utk kesuksesan Mas Danan
SukaSuka
matur suwon mas doanya. yang penting happy ngeblog dan piknik
SukaSuka
mw dong ke batam danan
SukaSuka
Yuk kak maen maen lalu kita ke singapura
SukaSuka
Udah tahu ini isinya bakal makanan masih juga dibuka. Eh btw itu postingan harus ada yang bukan endorsement aku setuju banget, capek bacanya kalau isinya endorsement semua.
SukaSuka
bayangin kalo majalah isinya iklan semua walau soft campaign
SukaSuka
Kayak katalog.
SukaSuka
Ahhahahha bener
SukaDisukai oleh 1 orang
saya suka ikan …
foto2nya tambah bikin ngecesss ..
SukaSuka
Masakannya maknyus semua ini
SukaSuka
dan aku belum incip sambal mangganya >_< ,besok2 balik lagi ah
SukaSuka
duh jadi pengen balik lagi nyamperin sambal mangganya
SukaSuka
Mencicip suguhan ikan bergizi plus dapat gizi blogging dari pakarnya ya Mas.
SukaSuka
makanan dan ilmu bergizi ini
SukaSuka
Main di tempat Mbak Dian dan mbak2 yang lain, semua pada posting Fish Talk, mbok aku sekali2 ya diajak beginian dong mz. Biar tambah hits juga kayak kalian hehehe 😉
SukaSuka
Kita bloggwer batam lagi membangun brand *cieeee* bersatu dan sharing ilmu biar bisa dpt job dari negara tetangga … kan mea
SukaSuka
hadehhh lapeerrr…
wkwkkw 😀 itu seriusan bayar seikhlas nya ?
SukaSuka
iya kak khusus hari jumat
SukaSuka
Wah tipsnya boleh dicoba nih dan emang bener semua alias masuk akal hehehe. Sebagai seorang yang kurang suka dengan ikan-ikanan melihat foto-foto di atas malah menjadi sedikit tergugah untuk sekedar mencicipi.
SukaDisukai oleh 1 orang