Kuliner, Timor Leste, Travelling

Explore Timor-Flores 2012 (part 7): Kampung Alor, Kampung KD

Rumah KD dan suami di Kampung Alor
Narsis di  rumah KD

Taxi berhenti di persimpangan antara  Comoro dan kampung Alor. Jajaran kios pakaian  menyapa setiap pengunjung dari sisi jalan selatan,suasananya sangat Indonesia. Konon di sini pusat grosir di Timor Leste. Bangunan semi permanen di depan toko membentuk lorong. Anak-anak kecil menyapa kami dalam bahasa Indonesia dengan sangat fasih. “Anak-anak kamu suka menonton sinetron Indonesia”, ujar seoarang bapak di depan kios, menjawab penasaran kami.

Kampung Alor bagian sejarah perkembangan Islam di Timor Leste. Pada tahun 1512 Abdullah Afif – pedagang arab- tiba dan menetap di Dili;
Kemudian disusul Habib Umar Muhdlar tahun 1678.  Awal abad 19 pedagang Islam Hinda Belanda (Indonesia) tinggal dan menetap di Dili. Mereka berasal dari Kupang, Kepulau Solor, Adonara, Alor, dan dari Bima (Nusa Tenggara Barat), Kepulauan Maluku, Bugis-Makasar serta Button. Muslim Indonesia hidup berkelompok dan berdampingan di perkampungan Arab di Desa Lecidere (sekarang Jalan Dr Antonio de Carvalho). Muslim dari Pulau Alor Nusa Tenggara sebagian tinggal di Kampung Karaketu Farul.Perluasan kota Dili tahun 1955 merelokasi penduduk Kampung Karaketu Farul ke Bairo Morros  –  Morro Alor- artinya Kampung Alor. Di tahun yang sama H.Hasan bin Abdullah Balafif , Cheve Morro Allor merencanakan pendirian masjid An Nur.

Memasuki kompleks masjid terbesar di Dili, pedagang panganan menyambut. Tergoda  jajanan khas siswa Madrasah Diniyah An-Nur kami bergabung. Duduk santai sambil menikmati bakwan seharga 20 centavos. Berikutnya beberapa pentol kanji 10 centavos menyusul ke dalam lambung.

Mencari makanan halal di Kampung Alor sangat mudah. Supir taxi kami ke Tasi Tolu merekomendasikan Coto Makasar terlezat di sini. Tapi siang ini kami tergoda nasi kuning di luar komplek masjid seharga 1 dollar. Aroma gurih menyeruak begitu kuat. Lalu disiram bumbu kuah opor dan taburi kering tempe. Sepotong ayam kecap diselipkan. Karena hari masih pagi, dibungkus saja untuk makan siang. Penjualnya ibu muda asal Makasar dan masih WNI. Dia berkisah setiap 3 tahun memperbarui ijin tinggal. Memilih  mencari nafkah di Dili karena mudah mendapatkan dollar.

Kembali kami – saya, Elyudien, Eva dan Rosi – menyusuri jalan kampung Alor menuju utara. Baru saja jalan beberapa ratus meter seorang ibu bersama putrinya melambai. Dia menawarkan ayam panggang seharga 1/2 dollar. Wah terlihat nikmat melihat potongan daging mengepul di atas bara api. Lemaknya meleleh bersatu dengan bumbu menebarkan aroma lezat. Tapi masih ada satu misi yang harus kami selesaikan di kampung Alor. Sepakat,  waktu makan siang akan kembali ke sini, menjemput “ayam bakar”.

Berjalan beberapa ratus meter menemukan  pertigaan menghadap Pantai Kelapa. Meskipun masih pagi, udara di sini cukup panas . Sejenak duduk di pinggir pantai sambil menggali informasi rumah KD dari seorang pematung. Markus (40) biasa menjajakan karyanya di pinggir pantai, depan Dive Center Lorosae.  Elyuiden memesan patung topeng mirip wajahnya seharga 5 dollar. “Nanti sore patung pasti jadi”. Markus berjanji.

Penunjuk paling mudah menujur rumah KD adalah Dive Center Lorosae. Awalnya ragu memasuki gang Alde berbatu kontur gelombang. Namun petugas Dive Center meyakinkan bahwa di sana rumah Sang Diva. Rumah megah dengan pagar menjulang setinggi dua meter.  Bagian  dalamnya tidak terlihat jelas. Rosi mencoba mengintip namun terhalang polikarbonat berwarna biru. Puas berfoto dan membuat reportase “narsis”, kembali meninggalkan rumah  sekaligus kampung Diva Indonesia. Krisdayanti.

Pusat Grosiran - Pasar di Kampung Alor, Dili Timor Leste
Pusat Grosiran – Pasar  Kampung Alor, Dili Timor Leste
An Nur - masjid terbesar di kota Dili
An Nur – masjid terbesar di kota Dili
Jajanan khas Indonesia di komplek Masjid An Nur
Jajanan khas Indonesia di komplek Masjid An Nur
pentol kanji (bakso sagu) 10 centavos saja.
pentol kanji (bakso sagu) 10 centavos saja.
lauk pauk nasi kuning seharga 1 dollar
lauk pauk nasi kuning seharga 1 dollar
setengah dollar - ayam bakar di pinggir jalan
setengah dollar – ayam bakar di pinggir jalan
Pantai Kelapa di seberang rumah KD
Pantai Kelapa di seberang rumah KD
pengerejin patung (kiri) ; Diver di Dive Center (kanan)
pengerejin patung (kiri) ; Diver di Dive Center (kanan)

Explore Timor-Flores 2012 (part 1): Tawaran Menggiurkan
Explore Timor-Flores 2012 (part 2): Dari Barat Ke Timur
Explore Timor-Flores 2012 (part 3): Sejengkal Waktu di Kupang
Explore Timor-Flores 2012 (part 4): Jejak Sasando
Explore Timor-Flores 2012 (part 5): Lintas Negara 12 Jam
Explore Timor-Flores 2012 (part 6): Jalan Tanpa Snappy
Explore Timor-Flores 2012 (part 7): Kampung Alor, Kampung KD
Explore Timor-Flores 2012 (part 8): Mengais Cinderamata Pasar Tais
Explore Timor-Flores 2012 (part 9): Sholat di Masjid An Nur
Explore Timor-Flores 2012 (part 10): Senyum Kunci Masuk Istana
Explore Timor-Flores 2012 (part 11): Nge-Mall di Timor Plasa
Explore Timor-Flores 2012 (part 12): Bonus Keindahan Di Cristo Rei
Explore Timor-Flores 2012 (part 13): Hampir Malam di Dili
Explore Timor-Flores 2012 (part 14): Rosalina Pulang
Explore Timor-Flores 2012 (part 15): Friend, Fotografi , Food
Explore Timor-Flores 2012 (part 16): Pantai Pertama Flores, Kajuwulu
Explore Timor-Flores 2012 (part 17): Kearifan Lokal Renggarasi
Explore Timor-Flores 2012 (part 18): Petualangan Mendebarkan, Murusobe
Explore Timor-Flores 2012 (part 19): Life Begin At Forty
Explore Timor-Flores 2012 (part 20): Clement on Kelimutu
Explore Timor-Flores 2012 (part 21): Kenangan Desa Wologai
Explore Timor-Flores 2012 (part 22): Green Green
Explore Timor-Flores 2012 (part 23): Riang Nga-Riung di Riung
Explore Timor-Flores 2012 (part 24): Hot dan Cold Trip
Explore Timor-Flores 2012 (part 25): Kampung Bena
Explore Timor-Flores 2012 (part 26 ): Ruteng, Sofi dan Pesta
Explore Timor-Flores 2012 (part 27 ): Lingko, Spiderweb Rice Field
Explore Timor-Flores 2012 (part 28 ): Dintor dan Ide Si Mami
Explore Timor-Flores 2012 (part 29 ): Firasat Wae Rebo
Explore Timor-Flores 2012 (part 30 ): Labuan Bajo Time
Explore Timor-Flores 2012 (part 31 ): Kanawa The Love Island
Explore Timor-Flores 2012 (part 32 ): Hopping S.O.S.
Explore Timor-Flores 2012 (part 33 ): Ini Komodo Bukan Omdo
Explore Timor-Flores 2012 (part 34 ): Caca Marica Pulau Rinca
Explore Timor-Flores 2012 (part 35 ): Drama Happy Ending

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s