
“Tut…” Suara panjang kematian. Jantungnya berhenti berdetak.
Tangisan memecah keheningan malam. Suara langkah kaki menghambur memenuhi ruangan. Doa dan penyesalan meluncur deras mengiringi jasad lelaki di atas ranjang. Paramedis sibuk memeriksa nadi dan raga.
“Jeduk… “. Sengata listrik Automated External Defibrilator mengguncang. Tapi tetap tak ada reaksi.
Penyeselan tumpah bersama air mata. Anak-anak itu kembali mencintai ayahnya dan mengampuni dosa-dosanya. Tapi sudah terlambat. Jarak benci dan cinta begitu singkat. Hanya sejeda waktu.
“Tut…tut…tut…” Suara berirama. Memanggilnya kembali. Pelan-pelan kuletakan jiwa ke dalam raga tak berdaya. Kuberi satu kesempatan mereka bersama dalam jeda jarak waktu.
“Sret…”. Kuhapus buku suratan. Kutulis ulang dalam jeda jarak waktu tertentu akan kembali menjemputnya menghadap Sang Kuasa.
You have provided an awesome resource.
SukaSuka
thanx you visit my website
SukaSuka