Kepulauan Riau, Travelling

Tak Gentar Diguyur Hujan, Lomba Perahu Layar Pulau Pemping

Angin utara memang bagai musuh dalam selimut, diam diam berhembus tanpa ampun membuat nelayan kalang kabut di tengah lautan. Sejak Desember sudah banyak kisah nelayan kapalnya tenggelam dan karena karena angin utara. Lalu mengapa masih ada yang nekat mengadu layar?

Ini hanya permaianan , membentang layar lalu beradu kencang itu memacu adrenalin. Meski hujan sempat mengguyur 48 jam penuh, layar warna warna akhirnya terkembang tanggal 12 Januari 2025

Saya sempat enggan bangkit dari peraduan melihat langit kelabu. Setelah kemarin pagi pagi datang ke pelantar desa Pemping, lomba layar dibatalkan panitia.

“Lihat Bang! Air tinggi, angin kencang dan masih ada hujan. Rasanya tak mungkin lomba dilanjutkan.”

“Lomba voli?”

“Ya lihat nantilah. Tapi sepertinya batal. Padahal ibu-ibu dah masak-masak, tapi apa mau dikate.”

Saya hanya bisa berdoa sembari menyuapkan mia ayam bakso yang kuahnya bercita rasa soto. Baru saja suapan terakhir selesai dikunyah. Brrr… Hujan turun dengan kencang tanpa ampun bersama angin tunggang langgang, membuat kami yang di teras , tersapu dan basah.

“Ih kejamnya hujan, sudahlah berteduh. Masih juga disemprot.”

Warga desa Pemping penonton lomba perahu layar

Saya masih berharap dan berpikir positif , hujan akan reda dan lomba perahu layar digelar. Tapi ternyata harapan saya tak dijabah alam, dua jam lebih menanti tak ada pertanda. Saat kopi hitam sudah diseruput tuntas saya bergegas kembali ke mes, ya tak ada pilihan daripada sampai malam terjebak hujan.

Tiga Jam Saja

“Pak Danan, tak jadi? Ke pantai kita?”, Dedi seorang rekan kerja bertanya.

“Yakin cuaca bagus.” Keluar melihat langit, tangan melambai lambai , memastikan tak ada titik hujan turun.

“Yuklah kita lihat ke pantai.” Dedi mengengkol motor. Saya pun langsung membonceng , motor melesat penuh semangat ke desa di pulau perbatasan nusantara, Pemping.

Warga rama di berdiri di sepanjang pelantar, layar kapal mengembang megah menahan angin dikendalikan 5-6 pria di atas perahu. Gerimis sempat turun sejenak tapi tak menyurutkan semangant peserta , panitia berteriak di depan TOA mengatur alur layar dan lalu lintar, agar peserta tak tertabrak kapal penonton.

Rute perlombana kapal yang dibagikan panitia

Kapal layar berlayar sejajar di atas lintasan tak kasat mata, tandanya hanya tiang tiang memanjang berjarak. Dalam satu komando kapal kapal bergerak bagai anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Cepat berayun ayun bersama riak gelombang air. Dua layar bergerak ke kanan ke kiri untuk mengarahkan kapal dengan tepat, mereka hanya mengandalkan angin.

Kapal melesat bagai anak panah melaju cepat saling berpacu

Salah perhitungan kapal bisa bergerak ke arah yang salah tapi paling apes layar tumbang hingga lambungnya terbalik lalu karam. Angin utara hari ini memang terlalu liar untuk dikendalikan setidaknya ada 4 kapal yang tumbang. Ada juga yang bergerak liar tak mengikuti alur, ia terus melajur ke arah Selat Singapura.

Kapal penonton liar bergerak di antara lomba

Biasanya lomba sejenis sering diadakan saat memperingati hari kemerdekaan RI . Tapi entah mengapa lomba diadakan jelang pergantian tahun untuk yang ketiga kalinya. Selain lomba perahu layar ada dua partai lainnya : lomba speed boat dan ketinting.

Panita sudah bersiap di dujung dermaga membentang alur pelayaran sembari sesekali memanggil peserta yang belum mengambil nomor urut.

“Kepada perwakilan kelompok Kumbang Laut, harap mengambil undian nomor urut.”

Tiba tiba langit kembali kelabu , rinai hujan panjang kembali mendera muka bumi bersama angin . Kami penonton yang berada di atap dermaga tetap basah karena tempias, tapi berusaha setia dengan pertandingan. Penasaran siapa yang akan menjadi jawara tahun ini.

Ah tapi nyatanya hujan tak bisa ditoleransi , saya beringsut kembali ke daratan , pakaian mulai basah karena hujan. Ih bisa masuk angin jika tak meneduh. Rekan saya Dedi Salman , nyatanya sudah duduk duluan mencecap kopi hangat.

Satu jam sudah berlalu dan hujan masih deras mengguyur. Nampaknya lombar perahu layar adalah partai pertama dan terakhir. Lomba speed boat dan ketinting dibatalkan, jika dilanjutkan esok. Siapa yang akan menjadi peserta, semua orang bekerja.

Kapal layar karam mendapat bantuan dari panita
Keseruan perlombaan kapal layar di pulau Pemping Batam

Rasanya memang agak sedikit kentang sih karena kamera panjang saya belum keluar dari tas untuk mengabadikan momen istimewa. Saya hanya menggunakan kamera ponsel. Baiklah kita tunggu tahun depan saja atau tahun ini , jelang hari kemerdekaan akan banyak perlombaan sejenis :D.

Lima pria mengendalikan layar agar dihempas angin , kapal melaju

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar