Bagi saya kantor itu tidak hanya tempat bekerja dan mencari nafkah, tapi tempat seru-seruan untuk berkarya dan menyalurkan hobi. Kebetulan tempat saya bekerja memberikan banyak ruang untuk berkreasi, kebetulan lagi ada teman-teman sefrekuensi.
Dari hanya iseng-iseng mengisi waktu luang akhirnya kami jadi kecanduan bikin konten lomba. Kebetulan perusahaan dan induk perusahaan tempat kami bekerja sering membuat lomba video. Dari sini akhirnya kami juga memberanikan diri ikut lomba di luar kantor, walau ada yang menang dan tidak menang tapi semua itu proses belajar.
Menyambut ulang tahun induk perusahaan ke 56, ada beberapa lomba video yang bisa diikuti dengan tema ulang tahun dan akhlak. Tapi tahun ini ada lomba podcast juga lho, lagian sepertinya kita butuh sesuatu yang baru setelah tahun-tahun kemarin ikutan lomba video tema ulang tahun.
“Ngobrol di Kantor” is Back
Sebetulnya dua tahun lalu kami di kantor bikin podcast dengan judul “Ngobrol di Kantor” dengan memanfaatkan ruang Ethics Cafe di kantor yang memang dibuat ala-ala Kafe. Ini ruangan juga aslinya hasil kreativitas gegara ikutan lomba mendekor ruangan dengan teman Ethics. Eh ternyata setelah lomba bisa dimanfaatkan jadi ruang makan dan “studio” mini.

Sebetulnya tema podcast kali ini memang “jualan gas” banget karena sebagai perwira kita harus menjad brand ambasador produk. Eh tapi tapi lagi ya, kebetulan bisnis perusahaan tempat kami bekerja nggak langsung jualan gas ke konsumen. Kita itu lebih ke bagian yang mengurusi bagian teknikal jualan gas gelondongan. Kalau dianalogikan seperti PLN, kami yang mengurusi jalur transminisi listriknya bukan bagian marketing yang menjual listrik langsung ke konsumen.
Pekerjaan rumahnya adalah riset, agar yang kita omongin menyambung dengan tema. Setelah memilih satu tema “jualan gas”, podcast dibuat. Dengan persiapan beberapa poin dan pertanyaan biar bahan omongan tidak melantur.
Untungnya tim sudah klik, kita briefing sebentar lalu pengambilan gambar sekitar 1 jam.
Video Akhlah dan Nggak Ada Akhlak
Pasti kalian bertanya apa sih itu akhlak? Sebetulnya itu pedoman bersikap bagi pekerja BUMN dan anak-anak perusahaannya. Nah untuk detailnya silakan googling karena aku bukan duta akhlak :D, karena aslinya aku agak-agak nggak ada ahlak.
Gimana nggak ada ahlak, bikin video akhlak kok ada adegan buang gas :D.

Sebelum membuat video saya dan Ganang sempat brainstorming, ngobrolin ide. Kita manusia manusia tak berakhlak ini bingung mau membuat apa. Setelah mengintip-mengintip buku saku akhlak, kita punya beberapa ide tapi eksekusinya masih kabur.
Baiklah kita tuangkan ke dalam skenario sederhana lalu diskusi lagi, pokoknya semuanya diseusaikan dengan sumber daya. Secara pandemi nggak bisa pakai talent terlalu banyak, lalu lokasi shootingnya yang gampang, sekitaran kantor dengan peralatan seadanya.
Oh iya jangan berpikir kalau kami menggunakan peralatan yang mahal dan lengkap untuk membuat konten. Dengan pertimbangan efisiensi waktu, akhir-akhir ini untuk produksi hanya mengandalkan ponsel. Bukannya tidak ingin meningkatkan kualitas produksi tapi kalau hanya untuk keperluan konten media sosial rasanya, ponsel cukup.
Karena kalau menggunakan mirrorless atau DSLR, proses paska produksi membutuhkan waktu panjang, bayangkan berapa waktu untuk transfer file antar gadget dengan format berbeda dan harus dikonversi. Belum lagi mengedit dengan PC yang sourcenya dari kamera berbeda dan tone warna harus dirapikan satu per satu. Kalau kami sibuk mengerjakan ini, lalu kapan kerjanya. Bisa-bisa disleding sama Boss karena berhari-hari mengedit video.


Camera… Rolling… Action!!!
Setelah proses ina inu di belakang layar, akhirnya proses pengambilan gambar dimulai. Dengan menyesuaikan waktu bekerja kami kami masih menjalankan split work untuk menghindari pandemi.

Kebetulan Ibu Kusmiyati, sang talent kami masuk kerja setelah jam makan siang. Jadi pengambilan gambar dilakukan sebelum beliau bekerja. Setelah briefing beberapa menit akhirnya kami melakukan pengambilan gambar di ethics kafe dan kamar mandi kantor. Lamanya kurang lebih 1 jam.

Spesial untuk sang talent, cukup mudah mengarahkan karena kami sudah sering membuat konten. Paling seru, sang artis ini akan melakukan adegan apa pun tanpa protes.






Buat yang penasaran bagaimana keseruan suasana pengambilan gambar, berikut videonya.
Mendapat 2 Penghargaan
Oh iya untuk lomba video akhlak ini kami tidak pernah menyangka akan mendapatkan juara pertama karena kami membuat dan mengumpulkan karya jelang deadline. Ya tidak mudah bagi kami pekerja lapangan di tengah pandemi untuk mengatur waktu shooting. Sedangkan untuk lomba podcast kami mendapatkan juara ke tiga.
Pasti kalian kepo, hadiahnya untuk apa? Semua hadiah kita bagi tiga dan sisany untuk makan-makan :D, lumayan bisa traktir teman kantor. Nah kalau bagian saya, hadiahnya untuk beli mic wireless, biar proses bikin konten makin seru dengan alat tambahan.
Doakan kami semakin produktif berkarya, karena proses berkarya ini yang membuat saya tetap sehat dan waras di kantor.