Kamu penulis daerah dan ingin ceritamu diangkat ke layar lebar atau kaca? Kamu harus ikutan program Scene 2021 dari Direktorat Industri Kreatif, Film, Televisi dan Animasi. Karena kamu akan diajarkan bagaimana menterjemahkan ide ke dalam skenario oleh para profesional dan ini gratis.
Baiklah saya akan berkisah bagaimana akhirnya mengikuti program ini dan belajar dua minggu penuh bersama sinesas terbaik negeri ini. Bayangkan nama besar industri perfilman di negeri ini membimbingmu seperti Niniek L Karim, Slamet Rahardjo, Christine Hakim.
Scene Medan 2020
Melalui instagram Kemenparekraf saya melihat program Scene 2021 yang didadakan di beberapa kota di Indonesia, salah satunya adalah Medan. Dengan berbekal sinopis dan ide cerita akhirnya saya terpilih menjadi salah satu dari peserte Scene Medan. Saya hampir saya tidak bisa mengikuti workshop yang berlangsung selama tiga hari karena pandemi.

Seperti masuk kawah candra dimuka saya mengenal “dunia baru” penulisan fiksi. Salah satu hal yang paling menegangkan adalah di hari terakhir kami satu persatu diminta untuk mempresentasikan ide cerita di depan para produser dan petinggi layanan OTT (Over The Top) yang memang sedang mencari cerita film atau series untuk diproduksi. Lagi-lagi saya beruntung, ide cerita saya “ditaksir” oleh sebuah OTT.

Panitia dan mentor menginformasikan bahwa setelah acara di tiga kota : Bali, Jogja dan Medan, dari 60 orang akan diambil 10 peserta terbaik untuk diikusertakan ke Scene lanjutan yang akan dilakukan 2 minggu di Bogor.
- [VLOG] Perpustakaan Fasilitas Terlengkap Sejengkal Saja dari Batam Library@harbourfront
- Ini Bukan Omdo (Omong Doang), Komedo Bisa Bikin Gaya Kamu KO
- Hai Batam, Ramadan Sebentar Lagi Datang, Buka Puasa Dimana Ya
- Dari Siang Sampai Malam di National Gallery Singapura
- Video Series – Happy Birthday Transgasindo ke-23
Scene Lanjutan 2020
Cuti tahun 2020 yang hampir tidak terpakai karena korona akhirnya bisa untuk kegiatan yang bermanfaat. Saya diijinkan cuti setengah bulan untuk mengikuti Master Class Pengembangan Skenario dan OTT.
Pada awalnya saya berpikir bahwa hari-hari akan dipenuhi dengan kelas menulis dan review skenario oleh para mentor. Tapi nyatanya banyak tamu-tamu spesial yang menjadi pemateri. Duh kalau diceritakan pastilah akan sangat panjang karena hampir setiap hari ada kejutan. Berikut video keseharian dan aktivitas selama “karantina” di hotel kawasan puncak.







[VLOG] Perpustakaan Fasilitas Terlengkap Sejengkal Saja dari Batam Library@harbourfront
Dulu saat sekolah di SMA , pergi ke perpustakaan adalah sebuah kegiatan rekreatif. Bayangkan saya bisa membaca komik seharian sambil tiduran di selasar anak. Eh tapi ternyata jaman now , ada perpustakaan yang koleksi bukunya jauh lebih lengkap dan nyaman . Lokasinya hanya sejengkal saja dari pulau Batam. Andai tiket feri tidak naik menjadi tiga…
Ini Bukan Omdo (Omong Doang), Komedo Bisa Bikin Gaya Kamu KO
Buat cowok cowok pernah nggak punya pengalaman, outfit sudah keren dari ujung kaki sampai ujung rambut. Badan harum semerbak tapi saat bercermin, terlihat pori pori wajah besar dan muncul komedo hitam di hidung. Sudah coba ditutupi dengan foundation tapi tidak membantu. Saat udara panas, seolah meleleh membuat wajah makin berminyak. Percaya diri langsung drop, langsung…
Jalan-Jalan Tipis
Selain serunya kelas ini saya akan menceritakan keseruan kelas lanjutan ini yang ternyata waktu belajarnya itu dari pagi pukul 08:00 sampai 22:00 WIB, tanpa libur wekeend. Seru kan?
Eit tapi tenang kami masih sempat kok jalan-jalan ke Kebun Raya dan Ikea. Karena saya anak film jadi kebagian piknik ke kebun raya. Sempat sih menulis manja dan mencari inspirasi tapi akhirnya kami ingin cepat-cepat kembali ke hotel untuk menulis perbaikan skenario. Sedangkan anak-anak film yang didominasi kaum hawa piknik belanja ke IKEA Alam Sutra 😀



Tapi sebetulnya tanpa piknik, hotel tempat kita tinggal suasananya juga sudah seperti liburan. Ini dipuncak lho Kak.
Hai Batam, Ramadan Sebentar Lagi Datang, Buka Puasa Dimana Ya
Ramadan tiba, ramadan tiba, tiba-tiba ramadan . Salah satu yang ditunggu dari bulan penuh rahmat kali ini ada ritual buka puasa bersama. Paket buka puasa bersama merupakan salah satu highlight bisnis kuliner di Batam. Tidak mengherankan karena momen Ramadan menjadi tujuan wisata kuliner wisatwan negara tetangga. Nah kira-kira tahun ini akan berbuka puasa di mana…
Dari Siang Sampai Malam di National Gallery Singapura
Masih dari rangkaian Singapore Art Week 2025. Usai melewatkan makan siang di Singapore Art Musuem, saya bergerak dengan shuttle bus gratis menuju galeri museum terbesar di Singapura di l distrik paling premium Singapura.
Pitching di Depan Produser
Gong dari Master Class selama dua minggu ternyata kami akan pitching di depan produser, dalam sebuah gala dinner di hotel Mulia. Persiapan para mentor untuk “menjual” kami benar-benar luar biasa. Kami tidak presentasi biasa tapi dalam sebuah format aksi panggung yang berbeda.


Ide cerita ke 60 peserta Scene 2020 dimuat dalam katalog mewah yang nantinya dibagikan kepada para tamu undangan. Penasaran dengan aksi 10 peserta Scene Lanjutan 2020 di depan para produser. Intip ya gaes video berikut.

Wajib Ikutan Scene 2021
Sebetulnya saya ingin membagikan pengalaman ini jauh-jauh hari sebelum Scene 2021 dimulai agar lebih banyak penulis daerah dengan ide segar mendapatkan wadah untuk berkarya dan belajar. Saya yakin di setiap daerah Indonesia memiliki kekayaan dan keragaman ide cerita film yang lahir dan budaya setempat dan bisa diangkat ke layar lebar.
Setelah Bandung dan Surabaya, bulan Juni Scene 2021 akan menyambangi kota Padang. Nah bagi kamu penulis di Sumatra, inilah kesempatan kamu untuk menjadi peserta Scene 2021. Berikut persyaratannya:

Submit ide terbaikmu di link http://bit.ly/scene202 sebelum tanggal 30 Mei 2021 dan dapatkan kesempatan mengembangkan ide skenario untuk diproduksi.

Bagi teman-teman di wilayah nusantara lainnya, tunggu Scene 2021 yang akan hadir di Labuan Bajo dan Makassar. So wujudkan impian mu untuk menjadi penulis skenario profesional.

Satu tanggapan untuk “Hai Sumatra Belajar Bikin Skenario Gratis Yuk!”