Jawa Tengah, Travelling

Sepenggal Akhir Pekan di Solo

Sesungguhnya destinasi traveling favorit saya adalah Indonesia. Bukannya sok nasionalis atau tidak mau membuka diri dengan pengalaman traveling ke luar negeri. Namun saya selalu penasaran dengan budaya dan tradisi beragam suku di Indonesia. Jadi ketika harga tiket pesawat domestik naik, rasanya sedih banget. Dulu dengan memanfaatkan libur akhir pekan saya bisa menyambangi beberapa kota di Indonesia. Salah satu pengalaman libur akhir pekan paling berkesan adalah Solo.


Ini adalah kunjungan saya ke tiga kali ke kota Solo namun di dua kunjungan sebelumnya memang tidak terlalu berkesan karena saya hanya transit beberapa jam saja sebelum melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya. Jadi ketika ada kesempatan menyambanginya saya ingin menjelajah kota Solo.

Banyak yang bertanya kepada saya, kalau liburan dadakan akhir pekan seperti ini bagaimana dengan tiket pesawatnya. Apakah mudah mendapatkan harga dan destinasi yang cocok dengan bujet. Maklum sekarang harga tiket lumayan melambung tinggi membuat penghobi wisata dalam negeri harus lebih bijak mengatur bujet.

Kalau saya pribadi lebih suka mencari tiket dengan harga terbaik di pegipegi karena tampilan harga tiket berdasarkan tanggal. Bagi traveler berbujet tipis seperti saya ini penting banget, jadi bisa membandingkan harga . Nggak apa-apa deh cuti sehari dua hari asalkan mendapatkan harga terbaik.

Fleksibiltas metode pembayaran juga menjadi alasan mengapa memilih pegipegi. Buat yang nggak punya kartu kredit dan nomor rekening tetap bisa melakukan transaksi karena pegipegi menerima pembayaran melalui Indomaret.

Tapi saya pribadi demi kemudahan transaksi dan tawaran promo tetap menggunakan kartu debit dan kredit untuk melakukan pembayaran di pegipegi. Lumayankan kalau tiket liburan bisa dicicil tanpa bunga atau mendapat potongan hingga satu juta rupiah. Jangan lupa gaes diintip promo tiketnya di sini.

Kembali ke Solo

Karena sesungguhnya liburan ke Solo kali ini tidak benar-benar liburan, ada tugas negara yang harus ditunaikan. Maka saya hanya punya waktu jalan-jalan sekitar satu hari saja.

This image has an empty alt attribute; its file name is 2.jpg

Lalu satu hari di Solo ngapain aja? Destinasi pertama jelas Keraton Surakarta Hadiningrat. Meski berdarah Jawa saya tidak banyak tahu tentang akar budaya tradisi Jawa karena saya lahir dan besar di Sumatra. Perjalanan singkat menyusuri bangunan keraton bersama seorang guide membuat saya seperti menjalani perjalanan napak tilas mengenal akar budaya leluhur.

Merdu Suara Lokananta

Loknanta memang bukan destinsi wisata digital favorit anak muda jaman now. Namun bagi pecinta musik tempat ini wajib disambangi jika bertandang ke kota Solo. Dan hari ini saya akhirnya menyasarkan diri ke Lokananta walau sebetulnya tempat ini tutup di hari minggu tapi seorang petugas keamanan membukakan pintu-pintu di Lokananta untuk saya.

This image has an empty alt attribute; its file name is 7.jpg

Lokananta adalah perusahaan rekaman musik (label) pertama dan satu-satunya milik negara yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956 dan berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Sejak berdirinya, Lokananta mempunyai dua tugas besar, yaitu produksi dan duplikasi piringan hitam dan kemudian cassette audio. Mulai tahun 1958, piringan hitam mulai dicoba untuk dipasarkan kepada umum melalui RRI dan diberi label Lokananta yang kurang lebih berarti “Gamelan di Kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh”.


Paling menyenangkan dari semua pengalaman di Lokananta adalah bisa masuk ke studio rekaman dan melihat perkembangan teknologi rekaman dari masa ke masa. Studio rekaman Lokananta tergolong luas untuk ukuran studio rekaman jaman sekarang. Maklum saja proses rekaman musik analog jaman dulu dilakukan secara berjamaah, dimana semua pemusik dan artis melakukan performan bersama-sama. Tidak seperti sekarang, direkam bergiliran lalu di-mixing dengan teknologi digital.

Kini Lokananta memang tidak semasyur dulu namun yakinlah tempat ini seperti sebuah gudang harta karun yang tak ternilai. Lebih dari 5000 musik dan tabuhan tradisional tersimpan rapih di sini.

De Tjolomadoe

Pabrik gula Colomadu memang tidak semanis dulu dengan gunungan gula pasir di dalamnya. Sejak lahan perkebunan tebu di Colomadu tergerus menjadi pemukiman, pabrik gula yang dibangun oleh Mangkunegaran IV kehilangan bahan baku. Akibatnya bangunan pabrik yang berada di Jalan Adi Sucipto ini mangkrak.

Namun dengan sentuhan tangan-tangan kreatif , Colomadu yang berubah nama menjadi De Tjolomadoe bermetamorfosis menjadi tempat wisata kekinian. Mesin-mesin besar tetap berdiri di tempatnya menjadi bagian cerita dari kisah kejayaan masa lalu.

Beberapa bagian ruangan difungsikan sebagai ruang pamer bahkan tempat konser yang bisa menampung ribuan orang. Taman-taman di luar pabrik dibuat apik membuat pengunjung betah berlama-lama untuk berselfie ria.

Saya yang anak seorang pekerja perkebunan seperti de ja vu. Ya, Ayah saya dulunya bekerja di salah satu perkebunan milik pemerintah yang ada di Sumatra, jadi tidak mengherankan jika kunjungan ke De Tjolomadoe seperti sebuah nostalgia. Bagaimana ya jika pabrik gula mangkrak di Sumatra direvilitasi menjadi tempat wisata kekinian seperti ini?

Pasar Triwindu

Saya bukanlah kaum sophaholic yang hobi berbelanja saat traveling, namun kata rekan saya pasar Triwindu wajib ditengok jika jalan-jalan ke Surakata.

“Coba deh kamu nikmati suasana pasar yang menjual barang antik. Selalu tersemat kisah yang tak terucap namun bisa kamu rasakan.”

Berikutnya saya terdiam dionggokan barang bekas yang terdiri dari radio bekas, perabot tua dan sebuah lampu gantung usang. Saya merasakan kisah masa lalu seperti menyambangi rumah Mbak Kakung dan Mbah putri untuk pertama kalinya di Jogja.

Untuk kesekian kalinya hati saya bergetar menyambangi beberapa tempat di kota Surakarta yang mungkin belum memawkili seluruh kisah kota ini. Arloji saya bergetar, tanda bahwa saya harus bergegas kembali ke bandara Adi Soemarmo mengejar penerbangan ke Batam.

Terimakasih Solo untuk pengalaman akhir pekan yang mengesankan. Kira-kira akhir pekan lainnya akan kemana lagi ya. Mungkin ke kota kamu atau kota kita?



8 tanggapan untuk “Sepenggal Akhir Pekan di Solo”

  1. Ampuuunn, beneran nih, aku juga blm bs move on dari Solo.
    Pekan lalu ke sana, baru nyoba kuliner Nasi Liwet sama Bestik Solo doang
    Mauuuukkk bgt ke tempat2 yang ada di postingan ini

    Suka

  2. aku setuju! tempat favoritku travelling masih indonesia! selain aku susah bahasa inggris hahaha
    dan solo, ah bikin aku ingat mantan bang hahaha

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s