Artikel ini sebetulnya pertanyaan pribadi buat diri sendiri, jadi buat kamu yang nggak mampu beli tiket pesawat domestik jangan baper. Sebetulnya kegelisahan yang kamu rasakan jauh sebelum hari ini atau tanggal 8 Januari 2019. Ketika si merah dengan lantang mengumumkan bahwa tidak ada bagasi gratis lagi dan berniat membawa bawaan lebih mau tidak mau membayar lebih.
Dan kepedihan itu semakin sempurna ketika melihat harga tiket pesawat tahun 2019 ini naik hingga dua kali lipat.

Sebagai anak rantau yang wajib mudik setiap tahunnya, berita ini jelas membuat air mata jatuh tanpa rasa. Sudahlah mudik setahun sekali, eh harga tiket semakin tak berperikemanusiaan. Kalau dirasa-rasa hampir semua THR habis untuk membeli tiket pesawat dan oleh-oleh.
Lalu apa kabar hobi piknik dan melanglang buana nusantara. Jelek-jelek begini aku ini pahlawan dan duta bangsa lho Kak. Maksudnya? Relawan yang dengan biaya sendiri jalan-jalan keliling Indonesia lalu mencoba meningisnpirasi melalui foto, video dan cerita di semua platform media sosial demi kemajuan pariwisata Indonesia tercinta.
Duh siapa yang suruh Kak. Kalau mau menginspirasi kan kontennya bisa saja cari di google di-reupload atau retweet.
*lalu hening*
Tidak Ada Pilihan
Sebelum warga maya ramai membuat petisi kenaikan harga tiket pesawat domestik yang harganya lumayan ehem. Sejujurnya saya mengetahui bahwa ada yang tidak wajar dengan harga tiket pesawat tahun 2019.
Jadi ceritanya ketika liburan natal tahun lalu, saya kan mudik lalu karena tiak ada kerjaan memeriksa harga tiket mudik Idul Fitri tahun depan. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kesibukan pekerjaan membua saya lupa memesan tiket pulang kampung, yang berujung pada drama mudik dengan tiket paling mahal sedunia (harga tiga kali lipat) dan connecting flight keliling nusantara untuk sampai di rumah.

Hati tidak mampu menerima menghadapi kenyataan bahwa tiket mudik tahun depan harganya dua kali lipat dari biasanya. Padahal lebaran masih enam bulan lagi lho Kak.
Daripada terjadi hal tidak diinginkan – harga tiket makin menggila – saya membulatkan tekat membeli tiket bagaimanpun caranya. Mau berhutang dengan menggunakan pay later traveloka atau dicicil 12 kali tanpa bunga. Apalagi ibu sudah memberi kode, jika tahun tidak mudik akan dicoret dari kartu keluarga dan daftar warisan.
“Sudahlah status single masa lebaran nggak mudik. Kalau punya anak istri, Ibu bisa maklum”. Ibu memasang wajah dingin, ketika saya mengemukakan rencana jalan-jalan di liburan Idul fitri tahun ini.
Piknik Tahun Ini
Setelah tiket mudik didapat apakah semua terasa baik-baik saja? Nggak juga, karena sebagai penghobi jalan-jalan saya punya rencana traveling tahun ini dan tiketnya belum dibeli. Hu… Hu… Hu…
Tapi karena pada dasarnya saya juga orangnya nggak ngoyo alias woles ya santai saja. Traveling itu seperti pernikahan, jika jodoh semuanya akan dimudahkan oleh Tuhan termasuk biayanya. Apa yang kita pikir nggak mungkin bisa saja terjadi seperti beberapa perjalanan di tahun 2018 .

Lagian sejak punya hobi traveling tahun 2010 saya tidak pernah memaksakan rencana perjalanan. Semuanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kalau tahun 2010-2014 saya lebih banyak backpacker di Sumatra, itu karena lebih punya banyak waktu dan lokasi kerja saya berada di Jambi (tengah-tengah pulau Sumatra). Perjalanan ke utara dan selatan pulau Sumatra bisa dilakukan dengan bus.
Lalu jika sekarang lebih banyak piknik hore-hore manja ke mancanagera karena lebih banyak kesempatannya di Batam. Salah satu nikmat tinggal di Batam lebih murah dan mudah jalan-jalan ke luar negeri.

Nah untuk kamu yang tinggal di Jawa dan Sumatra harusnya bersyukur karena infrastruktur jalan sudah lebih baik. Jalan tol di pulau Jawa sudah terhubung dari timur ke barat. Sedangkan jalan tol Sumatra sebentar lagi akan terhubung dari utara hingga selatan.
Tapi aku ingin piknik yang agak jauh ke Indonesia timur Kak.
Ah Indonesia timur nggak akan pindah seperti halnya Indonesia, jadi jika berniat piknik agak jauh dan menggunakan bujet yang lebih besar yang menabung atau lebih giat mencari penghasilan tambahan. Tenang gaes, konon perairan di Indonesia sudah terhubung oleh tol laut, yang artinya banyak kapal yang menhubungkan pulau-pulau di nusantara. Walau membutuhkan waktu lebih panjang namun tidak ada salahnnya mencoba gaya perjalanan ini.

Jika pada akhirnya saya agak sedikit tricky dengan menggunakan maskapai tetangga untuk bertandang ke negeri sendiri itu adalah salah satu solusi bagi travel bujet. Bayangkan tiket pesawat sekali jalan Batam – Silangit di atas 1,5 juta rupiah dan KL – Silangit 600 ribu rupiah. Tidak salah dong kalau saya memilih menyebrang ke Johor sejenak lalu terbang ke pulau Samosir dari Kuala Lumpur.

Kenali Potensi Daerahmu
Lalu yang bujet jalan-jalannya mepet bakal kurang piknik dong? Kata siapa. Piknik kan tidak harus menggunakan pesawat terbang dan pergi jauh. Coba kamu kenali potensi sekelilingmu dan berusaha menguliknya lebih dalam, dengan tidak mengenal keindahannya saja tapi melihat potensi lainnya.
Mari mengintip negara kecil di dekat Batam yang dulu sering dianekdotkan sebagai sebuah titik. Negara itu nyaris tidak memiliki apa-apa jika dibandingkan di Indonesia. Tapi mengapa kunjungan wisatawannya melampaui negeri kita yang konon indanya bagai serpihan surga yang jatuh ke bumi. Wisata itu bukan tentang potensi alam dan budaya tapi juga potensi sumber daya manusia yang mampu menjual komoditas wisata menjadi luar biasa. D

Hikmah
Daripada mengutuki dan meratapi keadaan yang tak berpihak kepada kita traveler berbujet tipis lalu menggalang masa agar pemerintah menurunkan harga tiket pesawat dengan memberikan subsidi atau memberikan kartu piknik nasional kepada setiap rakyat Indonesia. Lebih baik mengambil hikmah dari semua ini. Paling tidak tempat wisata yang sudah terlalu ramai menjadi lebih nyaman untuk dikunjungi.

Secara psikologis dengan mahalnya biaya piknik orang akan lebih bisa menghargai arti sebuah destinasi. Karena mereka yang datang adalah orang-orang yang benar-benar berniat pergi bukan hanya mereka yang ingin sekedar berkunjung karena murah.
Coba bandingkan destinasi wisata berbiaya ratusan ribu rupiah dengan puluhan juta rupiah. Pasti kamu kan lebih menghargai yang mahal dong, nggak akan membuang sampah sembarangan apalagi merusaknya.
*Melirik peserta trip island hopping yang tanpa sungkan menginjak-injak terumbu karang*
iya betul kak D anggap ja seleksi alam gitu yah. Jadinya yang beneran doyan jalan tetep juga halan-halan meski harus jual ginjal ehhe
SukaSuka
Ya jalan jalan kan bisa yang murah meriah sama tante tante wkakakakak
SukaSuka
Memang tiket pesawat dari Singapura ke luar negeri lain lebih murah daripada tiket pesawat dari Jakarta?
SukaSuka
ke KL sih lebih murah dan Batam KL Cuma naik feri dan bus. Dari Batam mau piknik ke Raja ampat atau flores itu makin berat
SukaSuka
Maksud saya dari Changi ke Jepang atau ke Eropa misalnya.
SukaSuka
AirPort tax aja udah berkali lipat suta gimana ceritanya lebih murah tapi kmrn sempat sih tiket ke Turki lebih murah dari suta.
SukaSuka
Jangan lupa mampir ya kakak kakak di blog saya.. saya pemula kak
SukaSuka