Wonderful Indonesia – Biarlah bayu menggerakan biduk berlayar lebar berpacu melawan waktu untuk menjadi yang tercepat. Ini bukan kisah tentang tanah Melayu di masa lalu tapi kesatria samudera di masa kini yang berlaga di selat antar dua negara.
Jelang angin munson bulan Januari perhelatan 2nd Wonderful Indonesia Nongsa Regatta 2017 kembali digelar di Nongsa Point Marina & Resort. Meski tak semeriah tahun sebelumnya ritual “pesta angin utara” tak mungkin diabaikan para penggila kapal layar.

Gemuruh suara angin dan liarnya riak gelombang perairan selat Singapura tak hanya membuat layar kapal terkembang tapi juga senyum mengembang para pengemudinya. Adrenalin sontak menumpahkan semangat tanpa lelah menarik ulur tali sekaligus layar agar bayu terpandu maju menuju arah.

Kilas Balik Nongsa Regatta
Jauh sebelum Nongsa Regatta ada di perairan ini telah berlangsung perlombaan sejenis bertajuk Singapore Straits Regatta. Ide awal muncul di tahun 1994 dan sempat menjadi kontroversi karena pada waktu itu lebih banyak penggemar olahraga layar lokal berkubu ke Singapura sebagai hub kapal pesiar di Asia.
Tahun 1995 Singapore Straits Regatta resmi diadakan yang merupakan kerjasama antara Raffles Marina , Nongsa Point Marina , Changi Sailing Club dan didukung oleh Singapore Sailing Federation (sebelumnya dikenal sebagai Yachting Association Singapore).
Tahun 1999 Singapore Straits Regatta menjadi bagian dari kompetisi series layar dunia yang tergabung dalam Asian Sailing Circuit untuk memperebutkan piala bergengsi Sir Thomas Lipton . Acara ini menggabungkan tiga perlombaan layar di tiga negara yaitu : The Raja Muda International Regatta , Phuket Piala Raja dan Singapore Straits Regatta.
Guna mendukung percepatan wisata bentang bahari di Indonesia , sejak tahun 2016 Singapore Straits Regatta dikembangkan menjadi Nongsa Regatta yang disponsori oleh Wonderful Indonesia. Tak hanya perlombaan sejenis yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah tapi sistem perijinan yacht juga dipermudah dengan memanfaatkan teknologi digital YachTERS (Yacht Electronic Registration System).
Pemilik yacht bisa mengurus clearence aproval time Indonesian territory (CAIT) lewat ponsel . Pelancong yang menggunakan yacht cukup melakukan pendaftaran secara online sebelum memasuki wilayah Indonesia. Data itu akan terkoneksi dengan 9 Kementerian dan Lembaga terkait, antara lain Imigrasi, Bea Cukai, Kemenhub dan Mabes TNI.

Kembali Menyapa Selat Singapura
Meski bukan pertama kali berlayar di tengah angin utara saya tetap gugup melihat liukan ombak selat Singapura. Tapi demi menyaksikan 10 Keelboat IRC (yacht) berlaga , sang bayu saya abaikan.
Kapal yang kami tumpangi berguncang hebat tak kala mesin kapal bermanufer diam di satu titik . Jangkar memang tidak diturunkan agar kapal lebih mudah bergerak mengejar objek. Semua blogger dan awak media bersiap dengan kameranya masing-masing untuk menangkap momen.

Tapi malang, ketika ombak besar menghantam kapal semua orang kompak terjungkal lalu panik mencari pegangan. Saya sempat khawatir takut kamera saya terjebur ke dalam laut.
Ombak tahun ini terasa lebih besar dari tahun lalu , mungkin karena kapal yang digunakan sekarang lebih besar jadi guncangan juga lebih kuat.
Perlahan namun pasti saya beringsut dengan menggunakan bokong mencari posisi aman bagi tubuh dan kamera. Lalu menyandarkan diri pada sebuah tiang agar keseimbangan terjaga. Terakhir mengambil posisi menungging agar dapat merekam momen dengan sempurna. Mungkin posisi ini agak vulgar dan nista tapi yakinlah ini paling aman dan nyaman.

Perahu layar sudah bersiap digaris mulai yang terlihat nisbi karena tidak ada tali atau garis nyata seperti di lintasan lari. Hanya dua buoy berwarna merah dan kuning menjadi panduan. Kapal-kapal bersiap di antara keduanya , setelah semua bersiap di garis start suara terompet panjang berkumandang.
Tiga juri Internasional dari Singapura dan Indonesia – Lock Hong Kit, Ran Tee Suan dan Iwan Ngantung – fokus memandu pertandingan. Meski ada kapal utama tempat para juri mengamati , namun mereka tak segan turun ke laut dengan speed boat untuk melihat pertandingan lebih seksama.

Pada awalnya semua perahu dalam satu haluan namun pada akhirnya mereka menjalani takdirnya masing-masing . Ada yang melaju kencang di depan atau ada yang tertinggal di belakang karena lajunya terganjal ombak besar . Dan mungkin saja ada yang harus tumbang sebelum sampai di lintasan akhir berjarak 2 mil.
Kepiawaian para awak yang terdiri dari 6 sampai 7 orang menentukan nasib dan laju perahu. Pastinya setiap orang memiliki tugas masing-masing dan harus ada seorang pemimpin yang mengambil keputusan di saat genting.
Saat angin dari samping berhembus layar belakang digerakan fleksibel agar perahu tak berubah haluan. Ketika angin berhembus dari buritan, layar depan dibentangkan lebar-lebar agar kapal melaju dengan kecepatan maksimum.

Dan momen paling mendebarkan adalah saat kapal harus mendadak berubah arah , para awak kompak duduk di sisi perahu hingga layar condong ke samping nyaris menyentuh permuka air . Salah perhitungan perahu bisa terbalik.
Selama tiga hari penuh perahu-perahu layar ini berlaga , sistem penilaiannya berdasarkan poin yang dikumpulkan setiap harinya. Meski ada juara harian tapi nilai komulatif yang akan menentukan sang jawara.
Pertandingan tiga hari yang dimulai sejak 20-22 Januari 2017 dimenangkan oleh Discover Sailing Asia Getaway , Quarterdeck di posisi ke dua dan Waka Tere di posisi ke tiga. Meski wajah -wajah lama masih mendominasi pertandingan namun setiap setiap perlombaan memiliki kisahnya masing-masing.

Semangat peserta lomba memang tak pernah surut tapi semangat para penonton luruh ketika guncangan ombak makin menggila, menggoyang lambung di perut dan membangkitkan rasa mual. Beberapa blogger dan awak media mabuk laut sedangkan sisanya mabuk kamera , kebanyakan foto narsis di depan kapal.
“Kami menyerah Bang… Nggak kuat… Kantong kresek mana? “, sambil melambaikan tangan ke kamera minta dibawa ke darat.
Bang Rico sang nakoda dengan sigap memacu Boat Go tapi sebelum sampai ke daratan sepertinya digoyang sekali dua kali tidak mengapa kan?
“Yuk digoyang… Mang!”
“Hueks!” Satu blogger tumbang , terkapar tak berdaya , sedangkan lainnya asik goyang dumang. *halah*
Dinghy Sang Junior
Sebelum sampai ke daratan perlombaan Dinghy masih berlangsung dan terlihat semakin seru. Khusus tahun ini hanya ada kelas junior diperuntukan bagi anak-anak berusia 8-15 , jadi area lombanya di sekitar jetty. Tak seperti tahun lalu arena dinghy hingga mendekati jetty Turi Beach Resort.

Masih sama-sama mengandalkan kekuatan angin dinghy merupakan perahu kecil dengan layar tunggal. Untuk mengarahkan perahu pengemudinya mengatur arah layar dengan menarik dan mengulur dua tali layar di bagian bawah layar.
Dan saat kondisi ekstrim tak segan sang pengemudi memiringkan perahu agar dapat berbelok. Tak seperti yacht yang memerlukan kerjasama tim, dinghy membutuhkan keterampilan individu untuk mengendalikan perahu.
Ya kalau dalam analogi kehidupan dinghy itu kaya para jomblo yang mengarungi kehidupan sendiri. Sedangkan yacht itu mirip sebuah keluarga jadi kerjasama dan tantangan hidup jauh lebih komplek.
Gimana mau kehidupan yang lebih seru dan komplek, nikah aja Kakak. *nyengir sambil kasih kode*

Menilik bentuk layarnya ada dua jenis dinghy yaitu Laser dan Optimus. Laser memiliki bentuk ramping dengan ujung yang lebih mengerucut dan runcing . Sedangkan Optimus desain layarnya lebih melebar dengan pengait atas yang lebih fleksibel dan dapat digerakan
Peserta perlombaan Dinghies terdiri dari 30 atlet yang berasal dari Kepulauan Riau dan Banten. Pemenang perlombaan ini didominasi oleh remaja binaan Riau Yacht Club, Nongsa.
Imutnya RC Sailboats
Kapal-kapal mainan ini terlihat imut di antara kapal-kapal besar. Tapi yakinlah yang mengendalikannya bukan anak-anak berbadan kecil tapi bapak-bapak berperut besar dan buncit. *eeh*
Pertama kali menyaksikan perlombaan RC sailboats tawa saya tak bisa berhenti . Bagaimana tidak, setelah melihat perahu layar berukuran besar lalu kapal dengan ukuran mini berlenggak-lenggok di pantai.
Meski kecil kapal-kapal ini didesain sangat mirip dengan aslinya , lambungnya aerodinamis agar dapat melajut cepat di atas air. Dua layarnya dapat bergerak bebas dan dikendalikan dari jauh dengan remote.

Agar kapal dapat melaju cepat dibutuhkan kemampuan membaca arah angin serta ketepatan mengubah arah layar melalui remote control. Prinsipnya sama persis dengan mengendalikan kapal layar besar tapi untuk desain dan pengoperasiannya dibutuhkan pengetahuan elektronik dan mekanik agar sistem kendali jarak jauh responsif.

Perlombaan RC sailboats dimenangkan oleh Geoff Sheperd , juara ke dua diraih oleh Bart Ouwerling dan juara ke tiga diraih oleh Mark Biggs.
Liarnya angin utara terkadang menyurutkan langkah untuk mengarungi samudra tapi manusia selalu punya cara untuk menikmati kondisi alam seburuk apappun . Ini bukan menaklukan alam teman tapi berkompromi dengan alam.
Ah jadi penasaran kira-kira seseru apa yang Nongsa Regatta tahun depan?
Tulisan ini diikutsertakan WRITING COMPETITION FOR KEPRI BLOGGER dengan tema 2ND Wonderful Indonesia Nongsa Regatta 2017 yang diadakan oleh Nongsa Point Marina & Resort
Info lebih lanjut tentang event 2nd Wonderful Indonesia Nongsa Regatta 2017ini dapat menghubungi contact person Nongsa Point Marina & Resort, sebagai berikut:
Prakash Reddy | Marina & Water Sports Manager
- T: +62 778 761 333 ext. 6110
- E: prakash@nongsapointmarina.com
Yossie Christy Thenu | Junior Marketing Communications & Public Relations Executive
- T: +62 778 761 333 ext. 6841
- E: jr.marcomm@nongsapointmarina.com
- Facebook Page: Nongsa Point Marina & Resort
- Twitter: @nongsapoint
- Instagram: @nongsapoin
- Youtube: Nongsa Point Marina & Resor
Seperti biasa, aku selalu suka foto-fotonya.
SukaDisukai oleh 1 orang
tahun ini lebih susah ambil foto2nya , apa karena kapal lebih besar jadi berasa banget guncangannya…
SukaSuka
Informative mas…. #sungkem
SukaDisukai oleh 1 orang
udah kaya apa sungkeman
SukaSuka
Mana pose nungging yg sekseh badai tuh ?
SukaDisukai oleh 1 orang
Untung tak ada yang mengabadikan semua asik moto kapal
SukaSuka
Sayang aku gak lihat pose nungging itu yaah 😂😂
SukaSuka
kita udah pada menyelamatkan diri masing2 kak, ada senderan , ada yang kayang , ada yang gelendotan
SukaSuka
Ih seru amat ada acara beginian….kayak lomba kapal2 di eropa 😉
SukaDisukai oleh 1 orang
Ini jadi agenda rutin KK dan mayoritas dari luar negeri
SukaSuka
Ngeliat resortnya dari laut gitu macam di LN ya mas Danan. Jadi, sekian lama di Batam, sudah semua pulau dijelajahi, kah? haha
SukaSuka
Hahaha di kota batam aja ada 300 pulau kayaknya belum sampe 5 persen apalagi kepri
SukaSuka
ya ampun really miss Batam so much. Acara ini terlihat sangat keren dari cerita kak Danan dan teman-teman yang hadir. Semoga next year punya kesempatan untuk berkunjung dan melihat langsung perhelatan ini.
SukaDisukai oleh 1 orang
Ayuk KAK tahun depan ke sini
SukaSuka
Acaranya pasti seru banget, sayang gak bisa datang.. suka foto-fotonya.
SukaSuka
ayo kak tahun depan wajib nih
SukaSuka