Bukan kebetulan jika alam semesta mempertemukan dua orang yang bersahaja budaya.
A Prayitno tak pernah menyangka impiannya terwujud mengumpulkan seluruh topeng dan wayang nusantara, bahkan manacanegara. Hobi yang ia tekuni sejak remaja ternyata mendapat energi baru dari seorang pengusaha dan kolektor seni bernama Hadi Sunyoto.

“Jika kamu bosan dengan koleksi topeng milikmu, silakan beritahu saya”, ujar Hadi Sunyoto pengusaha kawat las asal Jakarta.
Namun kecintaan akan topeng membuat A Prayitno teguh merengkuh koleksi yang ia miliki dan semakin mencintainya. Terkagum dengan semangat A Prayitno, Hadi Sunyoto malah menawari untuk berburu koleksi topeng nusantara menggenapi koleksinya.
Meski tak mengalami kesulitan keuangan untuk berburu topeng dari Sabang sampai Merauke. Namun yang membuat A Prayitno gundah adalah tak ada tempat bagi ratusan koleksi topeng yang semakin banyak.
Tahun 1998 dibangunlah Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma (RTWSD) di atas tanah seluas satu seperempat hektar, yang akhirnya menjadi rumah bagi ribuan topeng dan wayang.

Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma (RTWSD) berada di jalan Tegal Bingin (Mas, Ubud) Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar, Bali dibangun tidak hanya bertujuan untuk pelestarian budaya , namun ada unsur hiburan dan edukasi. Tidak mengherankan sekarang pengunjungnya lebih banyak dari akademisi , bahkan dari mancanegara.
Memasuki halaman RTWSD pengunjung langsung disambut nuansa asri perpaduan Jawa Dan Bali. Bangunan joglo dengan ornamen Bali kental seolah bertutur ada keselarasan budaya dan alam. Jangan pernah melihat perbedaan , seni adalah sebuah mahakarya yang terinspirasi dari alam dan manusia . Ini anugerah Tuhan, seharusnya manusia menikmatinya tanpa mengkotak-kotaknya.

Bagai menemukan harta karun saya langsung jatuh cinta dengan topeng. Bagai melewati lorong setiap koleksi seolah berkisah. Apalagi akhir jelajah RTWSD ditutup dengan obroloan santai bersama A Prayitno.
Pititur klenik logisnya makin menyeret rasa ingin tahun saya tentang wayang dan topeng. Ia berkata bahwa setiap topeng memiliki taksu-nya sendiri . Ia lahir dari jenis kayu yang berbeda sehingga menimbulkan energi yang berbeda juga.
Seperti topeng Bali biasanya terbuat dari kayu pulley yang biasa tumbuh di kuburan. Aura kuat yang timbul bukan karena ada “isinya” tapi dari energi yang terlahir dari kayu dari mana ia berasal.
“Jika di wayang kulit semua material tokoh kulitnya sama, di topeng tidak . Misal raja kayunya apa dan patih kayunya apa. Karena setiap kayu melahirkan aura masing-masing. Jadi ketika ditarikan tokoh-tokoh itu menjadi pribadi yang berbeda dan hidup”, ujarnya sambil tersenyum.

Jika pada akhirnya wayang menjadi koleksi RTWSD sesungguhnya ada kedekatan antara keduanya. Sama-sama memiliki narasi, sosiologi serta mengajarkan bagaimana berhubungan dengan sesama manusia, dengan alam, dan Tuhan, serta budi pekerti.
Namun karakter yang hadir dari ekspresi topeng merupakan contoh edukasi sanepan terbaik yang kita miliki. Semuanya dihadirkan secara indah tanpa paksaan. Bagi pelakonnya menari adalah bentuk ibadah menuju kesempurnaan. Jadi tidak mengherankan agama tertentu menjadikan tarian dan topeng bagian dari ritual.

Bagi saya pecinta seni rasanya tak cukup mengulik tiap koleksi yang sudah dikelompokan berdasarkan jenis dan asalnya. Topeng-topeng yang ditata apik dengan penjelasan dua bahasa membuat saya betah berlama-lama memandangi koleksi. Kamu tak akan pernah menyangkan Indonesia sekaya ini teman jika tidak mengunjungi RTWSD.

Apalagi jika kamu membandingkan dengan beberapa koleksi topeng dari mancanegara sepert Tiongkok, Jepang, Meksiko, Italia, Srilanka, Laos, Vietnam, serta Afrika.
Dan perbincangan bersama A Prayitno semakin seru ketika membandingkan keunikan topeng salah satu suku di Afrika yang merasa keturunan mahluk luar angkasa.
“Topeng yang mereka miliki antena, merupakan alat untuk berkomunikasi dengan alam semesta”, ujar A Prayitno yang sempat berburu wayang dan topeng hingga mancanegara.



Di akhir perjumpaan A Prayitno berharap agar generasi muda turut melestarikan kekayaaan topeng dan wayang nusantara dengan membuat dokumentasi ritual dan pembuatannya dalam bentuk video ataupun foto. Sampai saat ini koleksi itulah yang belum dimiliki RTWSD.
Karena pada akhirnya semua pengunjung yang bertandang akan mengurai penasaran. Bagaimana dan pada ritual apa topeng dan wayang digunakan?


Sebelum beranjak pergi kami diajak A Prayitno untuk melihat koleksi lain di gudang . Karena sesungguhnya semua ruang pamer tak mampu menampung 1.300 topeng dan 5.700 wayang.
” Wah ini lebih mirip ruang display dibandingkan gudang karena semua benda tertata apik”, ujar Syukron dari Traveller Kaskus terkagum sambil menatap topeng bernomor.
” Ya kami berusaha menyimpan koleksi dengan sebaik-baiknya”, ujar A Prayitno.

Dengan berpegang kepada filosofi serius , fokus, tanpa target dan bersyukur A Prayitno dan Hadi Sunyoto berkolaborasi mendarmabaktikan hidupnya untuk kelestarian kekayaan seni dan budaya nusantara.
“Kami melakukan ini semua tidak ada tedensi apa-apa, apalagi untuk terkenal. Hanya ingin menjaga kelestarian wayang dan topeng”, urainya singkat menutup percakapan sore.
Ah, perasaan saya jadi terusik, kira-kiran apa yang sudah saya lakukan untuk menjaga kelestarian budaya dan dan seni Indonesia?

Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma (RTWSD)
Alamat: Jalan Tegal Bingin, Mas, Ubud, Gianyar Sub-District, Bali, Indonesia
Telepon:+62 361 8987493
Buka : Selasa – Senin (09.00-17.00)
Harga Tiket : Gratis
Situs : http://www.setiadarma.org
Koleksinya kaya banget ya !
SukaSuka
Banget aslinya ada 5 joglo dan saya ngga sempet masuk semua
SukaSuka
dapet dari mana yah topengnya sebanyak gitu, apalagi dari mancanegara juga?
kalo malem2 kykny serem tuh topeng byk gitu *bukan fans boneka dan semacemnya soalnya*..
SukaSuka
Katanya sih sampe masuk pelosok gitu, hahaha iya tiap topeng punya auranya
SukaSuka
Seru ya, … semoga bermanfaat bagi pembaca blog dimanapun berada…. gan klo kagak sibuk nih mampir ya di http://lafo-kofi.blogspot.com
SukaDisukai oleh 1 orang
wah di bali juga ada toh..
di malang kampung halaman saya juga ada begini, tp ndak tau apakah sebanyak ‘gudang’ topeng disana
SukaSuka
Mas Danan, tumben banget postingannya gak ada makanan. Aku bahagia bacanya, gak pakai ngiler.
SukaSuka
Hahaha jelang ramadhan Pisa dulu makanan, agak direm
SukaDisukai oleh 1 orang
Gw baru tau ada museumrumah topeng begini di gianyar #AkuGagal
SukaSuka
tapi kamu ngga gagak sempakan kak, aku selalu gagal sempakan bawaan pengen pake g string aja
SukaSuka
gimana nuansa rumah joglo yang ada reognya mas?
SukaDisukai oleh 1 orang
Agak mistis sudah
Pasti karena reog bersejarah dan umurnya puluhan tahun
SukaSuka