
Saya dan Olive berbeda aliran, dia blogger penjelajah kubur sedangkan saya penjajah makanan. Tapi kami tetap bisa menikmati demo masak nasi lemuni di Jawi House Cafe Gallery.
Sambil memasak Chef Nurilkarim Razha bertutur budaya peranakan di Penang. Sesekali Chef muda yang pernah menjurai International Culinary Classic Competition 2011 di Hong Kong , berkisah kiprah Logan di Penang membuat mata Olive berbinar.
“Logan sangat dihormati oleh semua orang di sini”.
***

Kebetulan yang manis usai “kencan horor” di pemakaman Shams dari Gaya Travel Magazine mengajak bergabung Kembara Cuti-Cuti Malaysia. Tak hanya menyelinap di salah satu bangku kosong bus tapi berbaur bersama blogger dan jurnalis negeri jiran.
“Wah ini rejeki kak Danan”, ujar Olive memasuki cafe yang berada jalan Armenian. Saya pun cengar-cengir bahagia membayangkan makan siang gratis. Semuanya benar-benar di luar dugaan melihat deretan bumbu di atas meja.
“Ada demo masaknya?” Layaknya anggota PKK langsung menempati kursi paling depan. Dengan seksama memperhatikan sang Chef mengolah sajian kuliner peranakan Jawi.
Peranakan merupakan bentuk alkuturasi budaya Melayu dengan pendatang, biasanya dikaitkan dengan etnik Tionghoa. Imigran asal India, Arab, Turki dan Persia yang menikah dengan perempuan Melayu di Penang melahirkan budaya peranakan Jawi atau dikenal orang tanjung.
Cara memasak nasi Lemuni hampir mirip dengan nasi lemak (uduk) , yang membedakan air rebusan ditambahkan ekstrak daun Lemuni.

“Lemuni juga dikenal sebagai tumbuhan awet muda. Kalau mau awet muda banyak-banyak makan daun Lemuni.” Nurilkarim mengawali demo masak. Dibantu seorang partisipan dengan cekatan ia memisahkan Lemuni dari tangkainya lalu memasukannya ke dalam blender. Tak menunggu lama, juice Lemuni siap dicampur dengan beragam bumbu rempah. Santan kelapa dan daun pandan dimasukan untuk menyempurnakan aroma dan cita rasa.

Sebelum nasi Lemuni tanak Chef merendam bunga telang kering (clitoria ternatea) dalam cawan putih. “Air bunga ini dimasukan terakhir agar rasa nasi tak pahit tapi warnanya cantik.”
Sembari menunggu nasi Lemuni masak saya dan Olive menyelinap ke luar cafe. Tujuan utamanya ke Masjid Kapitan Keling tnamun ternyata kami merambah sisi utara George Town lebih jauh.
Saat kami datang nasi Lemuni telah matang bersanding serasi bersama ikan bilis, sambal , telur rebus dan potongan ketimun. Rasa sambalnya mirip dengan sambal nasi uduk di daerah Kepulauan Riau. Ada geliat rasa pedas manis dan sekilas aroma jahe.
Menilik rasa , nasi Lemuni hampir sama dengan nasi uduk , samar-samar ada jejak rempah namun tak pekat. Itulah mengapa , peranakan Jawi menyempurnakan cita rasa kuat Timur Tengah dengan kari ayam. Saya lebih senang menambahkan kerupuk aci merah, tapi tak ada. Ya inikan bukan nasi uduk Betawi.
Udara panas Penang siang ini menjodohkan nasi Lemuni dengan segelas Arabian Sherbet dingin. Minuman yang terdiri dari sirup mawar manis dan biji selasih. Warna merahnya kontras dengan bulir nasi lemuni biru efek pewarna alami bunga Telang.
Terlalu asik menikmati nasi Lemuni dan mengobrol dengan Chef , saya tidak tahu bahwa di lantai dua Jawi House terdapat galeri kecil tempat memajang benda seni. Dari penampakannya sepertinya lantai ini lebih tepat dijadikan tempat yang lebih pribadi. Menjadi alternatif jika ruang makan di bawah terlalu ramai atau ingin jamuan makan pribadi seperti candle light dinner.

Kebanyakan bangunan di Penang memiliki lebar muka sempit namun memanjang ke belakang. Konon untuk menghindari pajak jaman kolonial yang dinilai berdasarkan lebar bangunan.
Mengulik budaya melalui kuliner itu mengasikan , tak perlu berkutat di perpustakaan atau museum. Duduk di resto lalu berdialog dengan sang koki berwawasan luas. Tak terasa sepiring nasi Lemuni usai telah tertambat di perut. Begitu juga dengan kisah Penang di masa lalu, terngiang di imaji
Keberuntungan hari ini menjadi dua kali lipat hari mengetahui ternyata sang koki putra antropolog terkenal negeri jiran, Datuk Dr Wazir Jahan Abdul Karim.
Pantas beliau pandai bertutur kuliner dalam balutan sejarah.

Meski rasa penasaran akan kuliner dan budaya peranakan Jawi belum tuntas. Saya bergegas undur diri , mengikuti rombongan Kembara Cuti-Cuti Malaysia menuju destinasi selanjutnya.
Jawi House Café Gallery
Add: 85, Armenian Street, 10200 George Town, Penang.
Tel: +604-261 3680 (call for dining reservations)
Web: http://www.jawihouse.com
Email: info@jawihouse.comOpening hours: 10am – 7pm daily, except Sundays
Tulisan ini diikutsertakan dalam foodpanda Summer Travel Blogger Competition.
Kelaparan tidak bisa kemana-mana karena sibuk kenapa ngga coba foodpanda. Sekalik klik makanan datang ke tempat kamu. Simak caranya di sini.
Ecieee yg dianggap saudara, btw koq aku lupa ya ada foto terakhir saat bapak pemasaran paket pelancongan tourism Malaysia jabat seserahan 😉
SukaSuka
kalo di indonesia dianggap mantan kak wkakakkakaka…
SukaSuka
mantan? 😉
2x ke sini selalu suka dgn tempatnya dan makannya pasti nambah *nambah dikit2 haha*
SukaSuka
hahahha sampe mabok ngga kak minumnya, ada tuh fotonya
SukaSuka
waduuuuh, botol itu ya? hahaha, masih kuat koq
SukaSuka
Dan, kalo kuliner Penang atau Singapur masih pake msg gak sih?
SukaSuka
kalo ini engga kayaknya… soalnya sempet bolak balik bahan2nya…
SukaSuka
Oks, sip-sip. Eike mo bikin daptar kuliner kesukaan juga soalnya, tp pas dipikir2 daptar itu kayanya kebanyakan msg, hiks
SukaSuka
itu bahannya baru denger. Lemuni… ndak tahu daun seperti apa. 😀 tapi penampakannya enak. dan kaget ternyata itu bunga dipakai buat masak juga yak.
SukaSuka
bunganya untuk pewarna alami kak
SukaDisukai oleh 1 orang
Naksir lantai duanya yang punya lantai kayu, om….
SukaSuka
Ini keren sampai ke belakang ada galeri lukisan n patung tapi lagi direnovasi
SukaSuka
Misal Om Danan pas di sana diajak praktik memasak langsung, mau kan?
*pengen liat foto Om Danan lagi masak*
SukaSuka
aku masak? ah jangan nanti jadi chef juno
SukaSuka
karena kamu penjelajah kuliner ke Medan dong
SukaSuka
wakkakaka itu sudah pastui… siap gendut kalo di medan
SukaSuka
Menyenangkan sekali, bisa gabung dengan rombongan dan ikut perjalanannya! :))
Saya baru tahu kalau bunga teleng bisa digunakan sebagai pewarna makanan :hihi.
Bangunan tuanya asyik banget! Mirip-mirip Tjong A Fei di Medan, ya…
SukaSuka
Iya aku juga baru tahu bisa jadi pewarna agar agar juga
SukaSuka
Woow, banyak kegunaannya ternyata.
SukaSuka
Lemuni kalo bahasa indonesia apaan yaaa ??? atau nama nya sama aja ????
SukaSuka
koyo uduk sih , tapi pake daun lemuni.. lemuni kayaknya emang perpaduan budaya gitu … rasanya mirip nasi gurih tapi ada aroma daun2 gt
SukaSuka
aku penasaran itu sama nasinya mas, kok ada warna biru-birunya gitu…apaan ya? hehe…
SukaSuka
hayooo apaan ya
SukaSuka