
Alam semesta berindra, mendengar, berbicara lalu memanggil.
“Tuhan aku merindukannya. Menembus ombak Teluk Lampung bersama jukung bernakoda angin. Menyelami lautan biru penuh misteri untuk kenangan masa kecil”
***

Belum genap satu bulan mudik lebaran kembali menjejakan kaki di bandara Raden Intan II. Misi kali ini bukan pulang namun demi perhelatan tahunan begawi besar warga Lampung. Festival Krakatau XXIV hampir seperempat abad , namun sekalipun saya belum pernah menghadirinya. Saya yang salah atau gelaran ini gaungnya tak pernah sampai menyentuh semua lapisan masyarakat.

Era komunikasi digital memberi warna baru Festival Krakatau 2014. Melalui jejaring sosial panitia menggandeng masyarakat penggiat dunia maya. Undangan acara Krakatau sengaja diworo-woro melalui jejaring sosial. Jadi tak heran, blogger dan admin twitter bersanding dengan media masa dan televisi meliput acara.
Bus Trans Lampung meninggalkan bandara menuju pelabuhan Ketapang, Pasawaran. Buncah hati tak mampu berdusta, saya terlanjur girang kembali menyambanginya. Tiba-tiba, bus berbelok arah menuju Wisma De Green. Penumpang dipersilakan menitipkan barang bawaan yang tidak diperlukan selama 2 hari di pulau. Rinduku tertahan… Mereka ngopi-ngopi dulu sejam 😦
Penantian dan kesabaran membawaku kembali. Berayun di atas perahu menuju laut lepas dalam runutan pulau kecil. Pulau Balak penawar rindu pertama, kehadirannya menggenapi keindahan Teluk Lampung. Pasir putih bagai tepung menumbuk lembut di telapak kaki.



Sebelum matahari terbenam kami bergegas menyelami keindahan bawah laut. Awak media televisi sibuk mengambil gambar. Dan para blogger juga sibuk bernarsis ria 😀 . Berikutnya giliran menyelami dunia bawah laut pulau Balak .
Pantai selalu menghadirkan keceriaan , menggenapkan persahabatan penuh suka cita. Meski malam tak sempurna, diguyur hujan lebat. Semua tetap bersemangat menyambut pagi tanpa gemilang surya beranjak naik.

Kebersahajaan menghangatkan pagi, menyaksikan nelayan bersemangat di perahu dekat dermaga. Namun siapa sangka cuaca berubah cepat, angin menghamburkan badai. Menunggang langgangkan perahu. Beringsut peserta fun dive dan snorkeling menjauhi Balak, menuju Tanjung Putus.

Berkali-kali kekaguman terujar, Tanjung Putus kini menjadi destinasi favorit. Beberapa tahun lalu pulau ini begitu hening. Hanya suara gemerisik pasir memecah ombak samar-samar terdengar.

Jiwa penasaran itu kembali menyelami lautan, meski badai baru mempermainkan nasib . Cucu pelaut tak perlu merasa gentar, karena inilah rumah kita.

Rasa penasaran saya tak besar mereka, telah berkali-kali menyambangi Tanjung Putus atas nama cinta. Sekarang saatnya melarutkan rasa rindu tanpa menjelajah. Duduk di atas pasir putih merasakan denyut nadi selaras dengan angin.


Ikan narsis dekat dermaga kayu membuat pengunjung tak gentar menyelami dasar laut. Satu per satu turun ke dalam air, menjawab rasa penasaran. Tak ada yang tahu kapan cinta datang, sepertinya panah asmara itu sudah menancap. Mereka jatuh cinta mungkin besok akan kembali, menjawab panggilan keindahan Teluk Lampung.


Jika saya jatuh cinta berkali-kali dan mereka terpesona oleh pandangan pertama Teluk Lampung. Mungkin besok giliran kamu.
Gambar diambil dengan kamera saku sony TX-10 dan fitur panorama sweep fotografi.
Menggenapi kisah di atas, saksikan dokumentasi Festival Krakatau XXIV di Pulau Balak.
Pinginnn ke Teluk Lampung… kapan mudik ke Lampung lagi? 😀
SukaSuka
nggak tahu kapan mudik *nunduk sedih….
SukaSuka
Ah Lampung yang selalu bikin kangen..
SukaSuka
yuk kak maen ke Lampung
SukaSuka
Wuaaa lampuung kangen… *langsung nari bedana
SukaSuka
Ayo kak ke lampung, ixixixiix aku nawarin ke lampung tapi lagi kejebak di negeri sebrang
SukaSuka
lampung jauh juga dari jakarta kalo naek feri
SukaSuka
Iya skrg nggak ada kapal cepet lagi
SukaSuka
Mantaabbb….. Kgk nyangka bro Danan sdh punya domain sendiri yg makin mengukuhkan dirinya sbg pionir traveller blogger handal dari lampung. Jangan pernah berhenti menginsipirasi anak2 muda yaa…..😉
SukaSuka
Terimakasih om….
SukaSuka
Teluk Lampung sama Teluk Kiluan jauh ya kak ?
SukaSuka