Kuliner, Lampung

Mengulur Lingkar Perut di Mak War

Pindang Patin ala Makwar
Pindang Patin ala Makwar

“Pejalan  Lampung kok nggak pernah mengulas kuliner asli Lampung?” Protes seseorang yang tidak mau disebutkan namanya karena takut beken mendadak.

“Hmmm… aku kalau mudik lebih suka masakan Emak di rumah.”

“Nah berhubung mudik kali ini nggak mampir rumah, makan yuk di Mak War.”

Kepulangan ke Lampung akhir bulan Agustus lalu menyisakan rasa bersalah. Bayangkan empat hari di Lampung tapi tak sedetik pun  mampir ke rumah. Hanya melambaikan tangan ketika bus melewati mulut gang.

“Bunda maafkan anakmu” Sok melow selow dan woles.

Ora opo-opo Le. Ibu sudah hapal tabiatmu. Kalau punya karep nggak bisa dilarang.”

*Hening* Bingung mau ngomong apa.

“Lagian ini bukan yang pertama kan?” Teringat kejadian dua tahun silam. Ngakunya dari Jambi naik bus ke Bandar Lampung , tiba-tiba di Bandar Jaya – Lampung Tengah berhenti dan ikutan touring motor selama empat hari. Istirahat sehari di rumah terus besoknya berangkat ke Jambi.

“Mas pesannya sudah datang.” Gulungan daun pisang pasrah di atas piring minta dibuka.Srett.. segaris biting (lidi kelapa) merobek lapisan pertama dan kedua. Berikutnya ikan patin berlumur tempoyak – fermentasi durian – berwarna kuning . Aroma  ikan dan wangi durian menghambur cepat.

pepes tempoyak ikan  patin
pepes tempoyak ikan patin

“Ah nikmatnya…” Mencolek segaris tempoyak pedas. Tanpa ragu saya limpahkan ke dalam piring berisi nasi hangat. Lalu diremas-remas penuh semangat tapi tanpa nafsu apalagi gairah.

Dalam hitungan menit pepes ikan patin  berlumur tempoyak sudah terbenam ke dalam lipatan kulit bergulung lemak, perut buncit berkaos oblong.

“Nggak cobain ini?” Seorang rekan (maaf nama dan profilnya tidak untuk konsumsi publik) menyorongkan piring berisi ikan baung bakar. Tekstur dagingnya lebih kenyal dari patin. Terserah mau disantap bersama tempoyak atau sambal mangga. Mau sensasi segar sayur mayur, ada satu piring penuh lalapan siap di gank bang bersama.

ikan baung bakar bersama sambal mangga
ikan baung bakar bersama sambal mange

Jika ditanya mana yang lebih enak, sambal mangga atau tempoyak. Tak ada jawaban absolut, semuanya serba relatif. Solusinya coba saja satu-satu atau ingin sensasi lebih campurkan keduanya dalam satu piring , kita nyeruit.

Terimakasih kepada pencipta bahan combat, ketika perut membuncit menampung semua makanan ini masih terus melar. Jadi tak ada alasan untuk menolak menu berikutnya pindang patin. Bagian kepala jadi favorit beberapa orang. Konon seninya ketika menghisap tiap sisi kepala ika bersama lumuran kuah pindang. Slurp… slurp… sensasinya sampai ke ubun-ubun.

pindang patin nan segar
pindang patin nan segar

Kakak, masih ada menu lainnya , ikan bilis goreng dan sambal goreng udang. Saya melirik gulungan kaos di bagian perut. Maaf, tak ada gulungan bentuknya telah menggunung akibat umbaran semua menu ini.  Baiklah agar tak mengecewakan semua pihak – sponsor, tukang masak, pelayan warung, teman-teman dan seluruh warga Lampungngemil ikan bilis goreng.

“Ngemilnya kok pake nasi?”

“Iyah kasihan sambal udangnya, kalo nggak ada nasi siapa yang nemenin.” Dan siang itu sukses satu piring nasi bersama sambal udang dan ikan bilis kembali nyangkut di perut. Jika bahan kaos combat sanggup menahan daya plastis perut, apakah kancing pengait celana mampu? Hanya Tuhan yang tahu. Jika tidak masih ada ikat pinggang bukan?

Makan siang di Mak War selalu menyisakan rasa nikmat sekaligus penyesalan. Ya sudah abaikan, mungkin lari-lari kecil di pelataran parkir rumah makan bisa membakar kalori. Kalau mau seriusan lari, bisa ke lapangan olahraga  Saburai yang hanya sepelemparan batu.

pondokan di warung Mak War
pondokan di warung Mak War

Jika anda penghobi masakan sumbagsel, sumatra bagian selatan (Lampung, Palembang, Jambi dan Bengkulu) singgahlah di sini sejenak untuk menikmati sensasi asam pedas.  Namun saran saya sebelum makan kosongkan lambung terlebih dahulu. Akan sangat mubajir sudah sampai di sini tapi tidak menikmati semua menu tersaji. 😀

wajah-wajah sumringah kekenyangan
senam membakar kalori di parkiran Mak War

 

Pindang Meranjat “Mak War”

Jl. Tulang Bawang No 8  Bandar Lampung
(depan SMA Arjuna)

 

 

49 tanggapan untuk “Mengulur Lingkar Perut di Mak War”

  1. Tempoyak itu durian kan kak? Sesungguhnya aku ngiler liat penampakan masakan ini tapi begitu ngeh ini ada tempoyaknya .lgs mundur teratur deh. I hate durian!!
    Tuker ikan bilis aja dehh :p

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s