Kepulauan Riau, Travelling

Memancing di Batas Negara

menantang - memancing di perbatasan Indonesia Singapura
menantang – memancing di perbatasan Indonesia Singapura

Kami adalah lelaki , meski kaum feminis menyatakan tak ada perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita, namun rasa superior itu ada. Tantangan bersama segenggam adrenalin menunjukan siapa kami sebenarnya. Jadi jangan tanya mengapa lelaki suka berpetualang untuk menjadi yang “ter”.


Usai menilik bouy marker penanda pipa bawah laut, pancung – kapal kayu- dipacu menuju perbatasan dua negara. Konon ikan di negara tetangga sana besar-besar. Para lelaki penikmat tarikan senar dan jurong – tongkat pancing– jelas tergoda, membayangkan strike kerapu napoleon 5 kilogram.

wanita suku laut memancing sotong
wanita suku laut memancing sotong

Wanita tua suku laut tersenyum sumringah menerima uang dua puluh ribu. Sotong yang baru dipancingnya berpindah mulus ke pancung  para pria tanpa transaksi alot. Binatang bertentakel panjang menggelepar liar, sepertinya sadar tubuhnya akan dijadikan umpan.

“Pengorbananmu tak akan sia-sia teman. Ini perjuangan besar!”

kapal besar menggoyang ombak dan hari (eeh)
kapal besar menggoyang ombak dan hati (eeh)

Gelombang besar bukan berasal dari hembusan angin , tapi pantulan ombak kapal super besar. Bagai gajah menggoyang semut , kapal kami oleng kehilangan arah sejenak . Tapi jangan khawatir meski bongsor sang gajah tak mampu melaju cepat. Manufer lincah semut mampu menghindari gajah lautan bertubuh tambun.

bayangan kapal angkatan laut di antara gedung menjulang
bayangan kapal angkatan laut di antara gedung menjulang
kapal mondar-mandir menjaga wilayah perairan
kapal mondar-mandir menjaga wilayah perairan

Bayangan kapal angkatan laut Singapura terlihat di Jurong, samar tak mencolok di antara gedung tinggi. Bergerak mondar-mandir mengawasi teritorialnya. Sedangkan di barat pesawat tempur berputar-putar di atas pulau Sudong ,Senang dan Pawai. Tiga pulau tempat berlatih angkatan bersenjata. Kawasan tertutup bagi warga sipil, kecuali  pekerja kontrak MINDEF – Departemen Pertahanan Singapura – untuk melakukan pemeliharaan fasilitas saja.

Tiga pesawat menukik tajam seolah akan menabrak permukaan laut. Tiba-tiba berputar 180 derajat meninggalkan bumi bersama erangan mesin trubin. Tontonan gratis sekaligus dramatis di tengah laut. Jantung saya hampir copot takala pesawat memuntahkan mortir bertubi-tubi tanpa bahan peledak.

“Tak apelah itu, mereka hanya latihan perang saje, sudah biase,” ujar Sadik sang juru tekong sambil memutar perahu mencari tempat tak berombak deras. Tekong kami semakin mendekati perairan Singapur , hanya beberapa tombak dari bouy perbatasan dua negara.

hanya beberapa meter dari garis perbatasan
hanya beberapa meter dari garis perbatasan

Tanpa menurunkan sauh mesin sekoci dimatikan. Taktik memancing di perbatasan , jika terperegok angkatan laut Singapura langsung kabur ke wilayah RI.

Joran diturunkan dan semua orang sibuk memancing. Meski sebetulnya tak ada kesibukan berarti , hanya menanti keberuntungan. Saya memilih tidur santai di geladak belakang, menikmati sensasi terombang-ambing dan “tontonan gratis”.

Satu jam… Dua jam… Tak ada strike. Tapi tiba-tiba suara gaduh dari geladak depan mirip gerebkan satpol PP. Hampir saja saya loncat ke laut sambil menjinjing high heels, gerakan reflek menghindari garukan satpol PP.

Para pria heboh menarik joran, melawan amukan ikan dari dasar laut. Namun pada akhirnya dua batang pancing sukses patah dan menghilang. Umpatan tak terelakan meluncur deras setelah rugi dua kali, ikan tak dapat , joran patah pun patah. Kini hanya tali kenur yang diulur ke bawah, tak ada tongkat menggantung.

hasil lumayan ,  ikan ketimun saja
hasil lumayan , ikan ketimun saja

Satu… Dua… Ikan kecil terpikat, lumayan untuk pelipur lara. Ada yang sedikit besar,  ikan ketimun namanya. Akan dibawa pulang sang tekong  sebagai bukti dirinya tak memancing janda  muda di pulau seberang.

siluet pulau Sudong, Pawai dan Senang - zone latihan militer Singapura
siluet pulau Sudong, Pawai dan Senang – zone latihan militer Singapura

Arus balik sore menghadang, pancung kehilangan arah maju mundur. Batas waktu telah tiba, rona jingga mengembang bersama redupnya mentari. Tak ada yang berani mengambil resiko di perbatasan menjelang malam. Sulit melarikan diri jika keperogak .

“Kite tidak akan ditangkap hanya dicambuk tiga kali saje.” Sadik berkelakar.
“Ah… Kalau dicambuk tanpa celane kulit dan sepatu boot, saye tak  maulah. Tak nikmatlah itu… Tak ade gaye.”  <== terindikasi sadomasicism disorder.

Sadik - juru tekong kami
Sadik – juru tekong kami

Sadik sang juru tekong  memutar pancung   pulang ke tanah air. Meski tanpa hasil berarti pria-pria merasa puas mampu melepaskan adrenalin melewati tantangan besar hari ini.

Nepa - pulau terluar NKRI berbatasan langsung dengan Singapura
Nepa – pulau terluar NKRI berbatasan langsung dengan Singapura

Pulau dengan suar tinggi tampak tak jauh dari garis perbatasan, itulah Nepa pulau terluar Indonesia langsung berbatasan dengan Singapura. Di sanalah angkatan laut kita menjaga wilayah kedaulatan wilayah NKRI.

Pemandangan sore ini benar-benar indah, siluet kapal dan pulau berpadu dalam rangkuman warna hitam dan jingga. Tapi ada satu pemandangan yang mengganggu . Kapal menarik tongkang berisi empat gundukan pasir. Menilik arahnya jelas dari wilayah Indonesia menuju Singapura. Tanpa halangan melintas di depan pulau Nepa.

kapal tongkan membawa pasir
kapal tongkan membawa pasir

Semangat berkobar-kobar penuh keberanian hari ini ternoda seulas senyum kecut. Bangsa besar seolah tak bernyali menghadapi negara yang luasnya tak lebih besar dari kota Jakarta. Meski tak beruntung seharunya negeri ini punya sikap. Menjual kekayaan habis-habisan bukan pilihan bijak untuk mengatasi masalah ekonomi.

Sudahkah kamu menentukan sikap untuk lima tahun ke depan?

17 tanggapan untuk “Memancing di Batas Negara”

  1. wah view nya keren itu serius tadi ada semacam mercusuar warna merah ya itu sudah perbatasan wilayah singapore? kalian berani banget ya dekat2 situ mancingnya…

    Suka

  2. aku terharu dan teriris dengan kata2 kak danan “Bangsa besar seolah tak bernyali menghadapi negara yang luasnya tak lebih besar dari kota Jakarta. Meski tak beruntung seharunya negeri ini punya sikap. Menjual kekayaan habis-habisan bukan pilihan bijak untuk mengatasi masalah ekonomi.”

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s