
Lihatlah sebuah titik di jauh di Teluk Lampung…
Makin lama makin jelas bentuk rupanaya…
Itulah batu mandi tempat burung mandi…
Mari sambangi nikmati keindahannya…
Sekian kalinya menyambangi Teluk Lampung dan ga pernah merasa bosan. Apalagi dengan spot snorkeling yang Batu Mandi. Terakhir kali ke sini sekitar dua tahun lalu dan terumbu karangnya juara banget. Gugusan karang hampir membentuk daratan tapi ga jadi, cuma ada tonjolan bebatuan tempat burung numpang ngeceng dan mandi. Ada pulau gosong alias gundukan pasir di sisi lain.

Perjalanan dimulai dari pelabuhan Ketapang kabupaten Pesawaran Lampung, kira-kira 1 jam perjalanan dari Bandar Lampung dengan kendaraan bermotor. Meski tak banyak berubah kampung nelayan di sini menjadi lebih sadar wisata. Dahulu tidak banyak tempat penyewaan pelampung dan alat snorkeling.
Mobil berplat B mendominasi tanah kosong tepi pantai. Karena lokasinya relatif dekat dari Jakarta , Lampung menjadi destinasi alternatif warga Jakarta untuk menghabiskan akhir pekan.

Jelang long weekend seperti sekarang ini hampir tak ada kapal sandar di pelabuhan.
“Wah Mas kalau liburan panjang kaya sekarang, kapal habis.” Petugas parkir menjelaskan. Hampir saja rencana hopping cantik hari ini gagal. Beruntung ada kapal pengangkut air ke bagan tersisa. Meski sewanya sedikit mahal tapi lebih besar dan nyaman.

Dengan gagahnya kapal menembus lautan. Sambil memicingkan mata melihat kapal-kapal kecil lalu lalang, serasa bajak laut penguasa samudra. Tapi penguasa laut ini terlalu tambun untuk bermanufer di Batu Mandi, berkali-kali nakoda menurunkan lalu kembali menaikan sauh, meragu dengan keputusannya.

Byurrr. Sebuah lompatan menghempaskan jiwa dan raga ke dalam lautan. Teriknya matahari dan air garam menimbulkan rasa perih di kulit tapi tidak seperih dikhianati mantan. *curhat*
“Buang aja kakak kenangan mantan di laut.”
“Kenangan dan mantan sudah lama aku campakan di laut.”
“Ooo mantannya cewek matre.”
Abaikan percakapan nggak penting di atas, balik menyelami hatinya… Eh dunia bawah laut.
Seekor ikan buntal menyambut kehadiran saya di dunia bawah laut. Melenggak-lenggok lamban kaya males renang. Kasihan tuh ikan, perutnya besar siripnya kecil banget. Setidaknya gua harus bersyukur walaupun perut besar , itunya juga besar jadi bisa lincah renang kesana dan kemari.
“Itunya apa kak? “
“Fin alias kaki katak :D”
Visibility sedang tidak bagus kapten tapi saya bisa melihat terumbu karang rusak, bekas terinjak-injak. Kenapa sih kamu sudah pakai fin nggak fokus renang , malah pecicilan berdiri di karang. Kalau lelah gunakan pelampung untuk mengapung jangan karang dijadikan pijakan.

Jadi tidak heran kalau clownfish di bawah sana meninggalkan anemon, mereka terusik dengan kaki-kaki yang memporak porandakan rumah mereka. Snorkeling itu hanya mengintip dari atas, bukan berjalan-jalan di atas air, apalagi ngesot.

“Kita maen-maen yuk ke batu itu, foto-foto di sana”
“Yuk!”
“Aw! Jalan ke sana banyak bulu babi.”
Mungkin ini cara alam melindungi diri, agar tidak banyak orang mengusik ketenangan burung camar dipasang ranjau alam. Bagai satpam di mall, mata bulu babi melotot memperhatikan siapapun melewati batas. Kalau nekat langsung ditusuk. Saya memilih mengurungkan niat daripada di pipisin rame-rame. Karena konon cara untuk menetralisir racun bulu babi disiram air seni.

Tuhan itu Maha Adil dan Penyayang. Tetiba rombongan cewek-cewek datang snorkeling di dekat kapal kita. Duh masih pada takut-takut, mereka snorkeling sambil saling gandengan tangan bikin lingkaran besar terus lingkaran kecil.

“Hai… lagi pada maen apa?”
Cewek-cewek diem cuek.
“Main polisi-polisian ya?”
Tetep cuek
“Aku mau donk jadi malingnya di tengah.”
Tak ada jawaban
Menghilang sejenak masuk ke air. “Tada!”. Muncul dan sudah berada di lingkaran.
Cewek-cewek bubar naik kapal terus cabut.

Dunia tak seluas daun kelor teman, jangan galau ditolak cewek-cewek tadi. Buktikan bahwa dirimu kuat mengarungi lautan dan hati wanita. Mari kita kelilingi gugusan karang ini.
Man, ternyata gugusan ini ga seluas daun kelor, sudah berjam-jam berenang kok ga sampai-sampai.

“Suwit… suwit….” Melambai ke arah nakoda nun jauh di sana. Maksud hati agar kapal mendekat. Sauh diangkat dan kapal berputar menjauhi Batu Mandi.
“Waa… kita ditinggal” Panik melambai-lambai kembali. Sang nakoda tersenyum sambil melirik dari buritan. Sumpah bikin gondok.
Berlahan kapal berputar kembali mendekati kami. Ah leganya…
Sempet-sempetnya usaha yaaaa liat cewek-cewek 😀 hahaha
SukaSuka
ini namanya juga usaha kan namanya jomblo…. #promoabis
SukaSuka
Kayaknya lebih indah bawah lautnya dari pada cewek-cewek yang melingkar-lingkar itu, Mas..
SukaSuka
H hhahaha dua duanya sama asyiknya, ciyussss
SukaSuka
wahhh bagus banget tuh pemandangannnya :))
SukaSuka
view kece, dunia bawah lautanya juga… cewek2nya ho oh
SukaSuka
wah dah lama ga maen ke lampung..
SukaSuka
monggo om silakan maen2 ke Lampung lagi
SukaSuka
Ini sebenarnya postingan traveling atau curhat terselubung ya om? hihi
SukaSuka
promo abis2an…, keindahan alam dan diriku :p
SukaSuka
Baca postingan ini malah ngakakkk, nggak konsen ma keindahan alamnya tapi malah fokus ma curcol sangat sangat terselubung mu bro 😀
SukaSuka
ahhh ga terselubung , ini beneran kok …. #nundukdiemheningpendih
SukaSuka
Udehhh, kalo kesepian ntar nyebrang ke pulau sebelah buat cari yg baru. Tp jgn salah masuk geylang ya hahaha
SukaSuka
Hahaha gampang nyebrang, tapi ga mau nakal nakalan… Ini malah ngimpi jelajah pulau kecil di sekitaran batam, konon ada 300
SukaSuka
Serius ada 300?? Woww banget kalo sejumlah itu asal blom dibeli konglomerat dari negeri singa hehe… Yukk kpn yukkk aku melu 😀
SukaSuka
Ada yg dikuasai kelurga bunga nganu… Konon om habibi juga punya satu
SukaSuka
hayukkk mbolang bareng
SukaSuka
Cuma satu kata “WOW” udah gitu aja sih 😀
Salam,
http://travellingaddict.blogspot.com/
SukaSuka
wow banget apa wow ajah
SukaSuka
Aku nemu banyak nemo disini waktu itu tapi bener kalo bulu babi nya banyak banget
SukaSuka
aku dua tahun lalu rame kak ikannya, skrg sepi banget
SukaSuka