
Kodok kuning terpakir manis di sudut kota tua, Jakarta. Gaya retro terkesan jadul , pas dengan arsitektur bangunan di Fatahilah. Mobil keluaran Volkswageon – perusahaan otomotif asal Jerman – sempat berjaya di Indonesia awal tahun 70an.
Volkswagen didirikan pada tahun 1937 oleh serikat dagang Nazi, yaitu Serikat Buruh Jerman (Deutsche Arbeitsfront). Hitler menginginkan sebuah mobil berpenumpang 2 orang dewsa dan 3 anak serta berkecepatan 100 km/jam (62 mil/jam). Mobil rakyat ini nantinya akan tersedia bagi rakyat Nazi dengan harga 990 Reichsmark, seharga sebuah motor kecil pada saat itu. Untuk mewujudkan impiannya Hitler menunjuk Ferdinand Porsche untuk mengembangkan proyek ini.
VW kodok masuk ke Indonesia melalui UNICEF, badan kesehatan PBB yang bergerak di bidang kesehatan. Bersamaan dengan program penanggulangan penyakit menular di tahun 50an. Mobil-mobil mungil ini dimiliki oleh Departemen Kesehatan pada masa itu. Namun karena tidak terawat , mobil bantuan UNESCO mudah terbakar ketika digunakan. Walhasil citra yang terbentuk, VW merupakan kendaraan yang mudah terbakar.
Era komersial VW di Indonesia akhirnya datang melalui PT Piola milik keluarga Panggabean. Namun bisnis ini hanya bertahan dua generasi karena masalah finansial. Isyu yang berkembang, pihak Jerman menginginkan pengelolaan dialihkan ke pengusaha yang dekat pemerintah. Selanjutnya penjualan VW Indonesia dialihkan ke PT Garuda Mataram dimiliki oleh Yayasan Dharma Putra Kostrad dan Grup Sudono Salim.
Awal tahun 70an periode keemasan Garuda Mataram dengan mengeluarkan produk-produk VW Kombi, Safari/181, Passat, dan Golf. Ada tiga macam kombi yaitu VW Kombi Jerman, lalu ada VW Kombi Brazil, dan VW Mitra. VW Mitra adalah semacam VW Kombi namun dibuat oleh PT. Pindad berafiliasi dengan Angkatan Darat sebagaimana Garuda Mataram. VW Mitra ini digagas sebagai mobil nasional bersama-sama dengan Toyota Kijang generasi pertama . Namun, bodi VW Mitra ternyata berkualitas rendah. Dan akhirnya era kejayaan VW di Indonesia surut bersamaan kejayaannya di Eropa.
Mobil mungil kembali menjadi tren. Dengan menyematkan isyu ramah lingkungan muncul Low Cost Green Car (LCGC). Mobil Murah Ramah Lingkungan digadang-gadang bisa mengurangi efek rumah kaca . Konon harganya di bawah 100 juta rupiah , murah bukan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 tentang Insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), mobil dengan kapasitas di bawah 1.200 cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20 kilometer per liter dapat dipasarkan tanpa PPnBM.
Namun apakah benar LCGC merupakan solusi tepat menghemat BBM dan meminimalisasi efek rumah kaca. Bagaimana jika jumlah LCGC membludak . Bukankan menimbulkan masalah yang belum ditemukan solusinya yaitu kemacetan. Kontroversi berkembang di masayarakat , konon kehadiran LCGC syarat muatan politis. Ah , saya tidak akan membahasnya. Tapi yang pasti mobil memang bisnis penting di negeri ini , bagi yang memiliki kepentingan. Daripada pusing , mari nikmati saja foto-foto VW kodok bergaya retro. 😀
- Photos is taken using Samsung NX2000
hihihihi
SukaSuka
ih om isna ketawa ketiwi aja….
SukaSuka
Mobil kayak gini imut2 ya…lucu banget..
SukaSuka
iya nih , inget jaman kecil .. kalo liat vw kodok loncat…..
SukaSuka
lucu yaa mobil beginian heheh tapiiiiii sering mogok gak sih?
SukaSuka
kalo yg jadul mungkin mbak, kan gosipnya mudah kebakar tapi kalo yg baru kayaknya engga
SukaSuka
Danan, kpn ke Jkarta? haikss gk ngasih kabar2 yah pdhal kota tua dekat dari tmptku
SukaSuka
ini sebulan lalu…. doain libur depan bisa ke jkt, kopdar ya
SukaSuka
iya Danan, ntar keep kontak yah 🙂
SukaSuka
iya kk…….
SukaSuka
iya nih ke Jakarta gak bilang2 hehe Larass juga sering ke Kota Tua 🙂
SukaSuka
aku ke kota tua senengnya pas hari kerja soalnya sepi tapi sayang kalo senen museumnya tutup
SukaSuka
iya museum senin memang tutup, sama larass juga sukanya pas hari kerja kalau pas masa liburan pasti penuh orang dan sampah 🙂
SukaSuka
pernah lewat museum pas weekend, aduh ga jadi deh…
SukaSuka
saya punya kodok tua juga, tahun ’73. selama ini kodok itu bandel sekali, dibawa macet sambil nyala A/C, lampu, dan radio pun masih lancar, dibawa ke tol juga bisa nempuh 100km/jam dengan santai. memang sih agak capek bawanya kalo di Jakarta hehehe, tapi lebih kece dan pede bawanya daripada mobil LCGC yang berkeliaran hehehe.
oiya, itu VWnya sayang bener tuh. banyak part yang engga matching sama tahun produksinya. padahal kalo bener semua, bakal lebih bagus lagi tuh (y).
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahaha ini boleh nemu juga moto VW nya
SukaSuka
Halo mas, apakah masih punya foto2 mobil ini? Boleh sy minta? Mobil ini skrg ada di garasi saya. Saya juga baru tau kalo mobil ini dulu di kota tua. Jika ada mohon di kirim email ke audiyudhistira94@gmail.com
SukaDisukai oleh 1 orang
bentar ya saya cari dulu
SukaSuka
Ujung ujungnya bukan solusi lgcg kalau banyak sangat di aspal jalan raya, tapi malah menikmati foto VW hahhaahaa
SukaSuka