
Si putih kuda peranakan Arab berlari resah kakinya berjinjit tinggi sambil menggoyangkan ekornya. Padahal hari ini harus bertanding di arena pacuan. Serati – pengurus kuda – melatih di lapangan parkir belakang stadion Lapangan Haji Muhammad Hasan Gayo. Tali kekang menjuntai mengontrol laju si Putih, namun arahnya tak menentu.
Ringkikian kesakitan terdengar jelas tapi seolah tak terlihat oleh figur gagahnya. Tungkai belakang hewan perkasa ini terluka parah akibat terantuk di kapal ketika menyebrang ke Sumatra. Ya, hewan ini sengaja didatangkan dari pulau Jawa untuk acara Pacu Kuda di Aceh Tengah, ujar pemiliknya.
Jangan heran , jika menyaksikan jika lebih banyak kuda peranakan Arab dan Australia berlaga di Pacu Kuda tradisional Gayo. Kuda Takengon berbadan bulat dengan kaki pendek tidak terlihat di ajang ini. Melihat kuda-kuda import berlari cepat dengan kaki jenjang tentu sangat mengasikan. Tapi rasanya ada yang hilang, melihat tradisi unik tergerus moderdnisasi kapitalisme. Pelaku dan pecinta Pacu Kuda menomorsatukan kemenangan dibandingkan mempertahankan esensi sebuah tradisi.
Sebetulnya akan unik dan lucu ketika kuda-kuda pendek asli Takengon ditunggangi joki-joki cilik . Pasti lebih aman, jika sang joki terjatuh karena tidak terlalu tinggi. Bukan rahasia lagi, kalau bangsa kita lebih suka segala sesuatu yang berbau luar negeri. Bahkan untuk sebuah acara tradisonal skala lokal harus menggunakan kuda impor.
Si Putih bukanlah satu-satunya, kuda pacu yang dibawa dari luar kota. Banyak kuda lain sengaja didatangkan untuk ajang ini. Setelah melewati perjalanan panjang, terkadang mereka harus bertanding tanpa istirahat cukup memenuhi ambisi pemiliknya.
Iya bangsa ini emang suka produk impor termasuk lelaki impor, lho aku dong?
Kasihan banget kud-kuda ini, apa nggak stress berat ya perjalanan panjang gitu. Saya sendiri kalau bisa nggak Nonton pertunjukkan yang melibatkan hewan nggak mau Norton.
SukaSuka
kasihan liat kudanya… ada pasangan kuda yg mukanya letih banget, mrk cuma bisa nunduk berdua :(. coba pake kuda lokal ga perlu jauh2 melewati transportasi panjang
SukaSuka
😦 sayang disini regulasi tentang kesejahteraan hewan belum bagus
SukaSuka
iya mbak , kadang yang di kebun binatang masih terabaikan apalagi yg memang untuk tujuan balapan, pertunjukan atau sirkus
SukaSuka