
Perjalanan seharusnya mampu mengasah kepekaan hati. Membuat kita lebih peduli kepada sesama manusia. Serta memberikan kontribusi nyata kepada mereka yang membutuhkan. Bukan menjadikan kemisikinan dan keterbelakangan sebagai objek eksotis penuh estetika.
Sejauh mana anda memaknai sebuah perjalanan? Jujur, kalau saya hanya sebatas menikmati keindahan alam dan mengagumi keunikan budaya. Mengunjungi tempat dan bertemu orang baru memberikan semangat baru. Membuka cakrawala bahwa ada dunia lain di muka bumi ini . Mungkin yang terpenting me-refresh-kan jiwa dan raga. Mengembalikan energi yang sudah hilang akibat kejenuhan rutinitas di kantor. Terus? *hening sejenak
Jalan-jalan menjadi trend baru sepuluh tahun belakangan ini, dengan spirit mencintai ciptaan Tuhan (*tanah air juga, katanya) serta menjadi bagian dari gaya hidup . Berlomba-lomba melakukan perjalanan dengan gaya dan kemampuan finansial masing-masing, mulai dari traveler, backpacker, flashpacker , explorer sampai bikepacker. Mengkoleksi beragam destinasi wisata untuk mencari kepuasaan batin sekaligus kebanggaan. Jika ditanya apa kontribusinya? Dengan bangga menjawab ikut mempromosikan pariwisata Indonesia dan juga turut menggerakan roda-roda perekononmian masyarakat lokal.
Banyak pengalaman berharga yang bisa saya dapatkan dari perjalanan panjang di Flores. Menjelajah bersama para wanita yang konon memiliki kepekaan hati lebih besar dibandingkan pria. Bagi saya dan Elyudien – lelaki – perjalanan ini sekedar petualangan mencari tantangan. Namun tidak bagi para wanita, terutama Si Mami.
Si Mami memutuskan tidak ikut mendaki ke Wae Rebo hari ini karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan. Paska operasi tulang belakang , tubuhnya tidak memiliki keseiambangan tangguh untuk mendaki bukit di Wae Rebo. Setelah sampai di Dintor memilih tinggal di penginapan Bapao Martinus Ango. Bangunan kayu sederhana tepat di depan persawahan dengan pemdangan langsung ke laut dan pulau Molas. Rencananya esok hari akan berjalan-jalan atau berenang ke pantai.
Tapi bukanlah si Mami kalau tanpa kejutan dan rencana besar. Sepulang dari Wae Rebo , kami melihat si Mami sudah bergabung dengan acara bakti sosial. Persatuan ikatan dokter setempat bekerjasama dengan gereja mengadakan pemeriksaan gratis bagi warga. Acara yang digelar di halaman gereja di Denge dibanjiri warga. Maklum saja ini kesempatan langka bagi warga , apalagi Wae Rebo. Terkadang mereka harus berjalan puluhan kilometer untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Fasilitas kesehatan bukan satu-satunya masalah bagi warga di sini. Fasilitas pendidikan juga masih minim. Jadi jangan heran jika melihat anak usia sekolah masih bermain-main di rumah . Atas keprihatinan tersebut Si Mami berinsiatif membuka pendidikan pra tk dan pra sd. Awalnya memanfaatkan bangunan semi permanen di samping penginapan milik Bapak Martinus Ango. Sedangkan yang didaulat menjadi pengajar istri bapak Martinus, Ibu Veronika dan adiknya Ibu Fransiska. Keduanya sempat mendapatkan pelatihan singkat di Dinto dibimbing langsung Si Mami. Atas bantuan Lions Club Jakarta Anjelier dan Medika Media serta donatur perorangan , sebulan kemudian fasilitas pendidikan pra tk dan pra SD resmi beroperasi. Kini anak-anak di Dintor mendapatkan kesempatan belajar membaca , berhitung dan mewarnai
Terimakasih Mami atas inpsirasi perjalanan kali ini. Perjalanan seharusnya mampu mengasah kepekaan hati. Membuat kita lebih peduli kepada sesama manusia. Serta memberikan kontribusi nyata kepada mereka yang membutuhkan. Bukan menjadikan kemisikinan dan keterbelakangan sebagai objek eksotis penuh estetika.








Explore Timor-Flores 2012 (part 1): Tawaran Menggiurkan
Explore Timor-Flores 2012 (part 2): Dari Barat Ke Timur
Explore Timor-Flores 2012 (part 3): Sejengkal Waktu di Kupang
Explore Timor-Flores 2012 (part 4): Jejak Sasando
Explore Timor-Flores 2012 (part 5): Lintas Negara 12 Jam
Explore Timor-Flores 2012 (part 6): Jalan Tanpa Snappy
Explore Timor-Flores 2012 (part 7): Kampung Alor, Kampung KD
Explore Timor-Flores 2012 (part 8): Mengais Cinderamata Pasar Tais
Explore Timor-Flores 2012 (part 9): Sholat di Masjid An Nur
Explore Timor-Flores 2012 (part 10): Senyum Kunci Masuk Istana
Explore Timor-Flores 2012 (part 11): Nge-Mall di Timor Plasa
Explore Timor-Flores 2012 (part 12): Bonus Keindahan Di Cristo Rei
Explore Timor-Flores 2012 (part 13): Hampir Malam di Dili
Explore Timor-Flores 2012 (part 14): Rosalina Pulang
Explore Timor-Flores 2012 (part 15): Friend, Fotografi , Food
Explore Timor-Flores 2012 (part 16): Pantai Pertama Flores, Kajuwulu
Explore Timor-Flores 2012 (part 17): Kearifan Lokal Renggarasi
Explore Timor-Flores 2012 (part 18): Petualangan Mendebarkan, Murusobe
Explore Timor-Flores 2012 (part 19): Life Begin At Forty
Explore Timor-Flores 2012 (part 20): Clement on Kelimutu
Explore Timor-Flores 2012 (part 21): Kenangan Desa Wologai
Explore Timor-Flores 2012 (part 22): Green Green
Explore Timor-Flores 2012 (part 23): Riang Nga-Riung di Riung
Explore Timor-Flores 2012 (part 24): Hot dan Cold Trip
Explore Timor-Flores 2012 (part 25): Kampung Bena
Explore Timor-Flores 2012 (part 26 ): Ruteng, Sofi dan Pesta
Explore Timor-Flores 2012 (part 27 ): Lingko, Spiderweb Rice Field
Explore Timor-Flores 2012 (part 28 ): Dintor dan Ide Si Mami
Explore Timor-Flores 2012 (part 29 ): Firasat Wae Rebo
Explore Timor-Flores 2012 (part 30 ): Labuan Bajo Time
Explore Timor-Flores 2012 (part 31 ): Kanawa The Love Island
Explore Timor-Flores 2012 (part 32 ): Hopping S.O.S.
Explore Timor-Flores 2012 (part 33 ): Ini Komodo Bukan Omdo
Explore Timor-Flores 2012 (part 34 ): Caca Marica Pulau Rinca
Explore Timor-Flores 2012 (part 35 ): Drama Happy Ending
Danan ada ralat sedikt y akalau boleh , pelatihan yg aku lakukan di dintor ,bukan di jakarta , alinea ke2 dr bawah,dan lions club ny a bukan citra suryam tetapi lions club jakarta anjelier n lions club jakarta medika media n donatur perorangan , tks ya danan ,GBU
SukaSuka
ok bu thanx informasinya…
aku pinjem foto2 anak2 yg lagi belajar yg ada di fb ibu ya?
SukaSuka