Jambi, Photography, Travelling

Hikmah Hujan, Lempur Tengah

Lempur Tengah
Lempur Tengah

Rasa lapar membuat laju motor membabi buta melalui jalan perbukitan di kecamatan Gunung Raya. Butiran kecil hujan mengiringin perjalanan dan akhirnya kami menyerah , hujan semakin deras menyisakan rasa dingin menembus kulit.

Masjid Lamo Lempur Tengah
Masjid Lamo Lempur Tengah

Masjid Lamo Lempur tengah menjadi persinggahan. Masjid berkubah besar berada persis di tepis sebuah kanal besar, membelah desa. Rumah kayu tradisional berlarik panjang tersebar ditepinya mengurai indah.

Berdasarkan sejarah, penduduk Lempur merupakan migran dari Pulau Sangkar. Jumlah mereka lima puluh orang. Semua perpaduan dari tetangga sebelah. Maka lempur identik dengan istilah Lekuk 50 Tumbi. Kata Lempur berasal dari kata lumpur yang artinya tanah bergambut.

duduk di balik jendela rumah tua
duduk di balik jendela rumah tua

Selesai menunaikan sholat dzuhur,matahari kembali bersinar. Mungkin ini petunjuk Tuhan agar saya dan teman-teman bisa menikmati keindahan desa Lempur Tengah. Rasanya sayang sekali tidak mengabadikan momen berharga.

menyebrang - gadis kecil berjingkat di batang bambu
menyebrang – gadis kecil berjingkat di batang bambu

Sepasang anak kecil bermain riang di tiang rumah kayu. Lalu keduanya berjingkat ringan menuju jembatan bambu di depannya. Mencoba menyebrang melintasi kanal berarus tenang.

Hujan,menjadi hikmah dari perjalanan kami hari ini.

10 tanggapan untuk “Hikmah Hujan, Lempur Tengah”

  1. sayang loe kmrn gak lanjut maen ke kincir air deket rumah cece itu … ternyata itu home industry kopi Nur lho … gw pas nginap dirumah cece (asli itu br dinginnya kerinci tempo dulu) pas pagi2 kesana lg proses produksi … seru dibolehin liat ke dalamnya, pasti bisa jd bahan tulisan loe jg … ntar gw tag fotonya kl dah upload 🙂

    Suka

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar