Bagi saya arloji mungkin sudah seperti istri *eeh* Bayangkan , mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi , benda itu tak pernah lepas dari pergelangan tangan. Kadang tidur dan mandi arloji tetap dikenakan , maklum arlojinya waterproof dan kelon–able.
Saat travelling?
Wah itu sih wajib banget, meski fungsi penunjuk waktu dapat digantikan oleh ponsel atau tablet. Arloji bukan saja wajib bawa tapi harus dikenakan.
Travelling memang tidak harus patuh dengan itinerary yang dibuat, tapi wajib patuh dengan jadwal keberangkatan pesawat terbang . Maklum tiket pesawat tidak semurah ongkos ojek. Andai pun murah tak mudah untuk didapatkan bukan? *terbayang begadangan nunggu promo tiket*
Meski sekarang smartphone aplikasinya segambreng , dari pesan tiket sampai membuat perencanaan perjalanan. Tapi ia tidak dapat diandalkan seratus persen karena masih ada kemunginan kehabisan daya.
Selain itu dengan mengenakan arloji , rasanya ada seseorang yang senantiasa melingkarkan hati dan jarinya di pergelangan tangan ini . Jadi walau travelling sendirian, terasa lebih nyaman. *mata berkaca-kaca*
Apakah semua arloji bisa dikenakan saat travelling. Bisa saja sih , tapi kayanya nggak pas kalau jalan-jalan ke gunung kamu pakai arloji keluaran LV bertali kulit buaya dan bertahtakan berlian.
Biar nggak salah pilih arloji saat backpacking simak tips berikut:
1. Kebutuhan
Prioritas saya memilih jam adalah kebutuhan. Kalau kamu suka naik gunung atau membutuhkan arloji yang tidak hanya sekedar penunjuk waktu tapi penunjuk arah dan mampu membaca suhu serta arah angin. Sekarang varian arloji outdoor lebih beragam disesuaikan peruntukannya , untuk mendaki gunung hingga menyelam ke dasar lautan.
Karena aktivitas travelling saya tidak terlalu ekstrim dan cantik , hanya sebatas snorkeling , hikking , dan menyelami hati seorang wanita, rasanya arloji outdoor standar cukup . Waterproof hingga 30 meter serta tanpa kompas dan altimeter. Fitur shockproof jelas perlu , selain berfungsi meredam guncangan fisik, ia akan dibutuhkan saat hati ini terguncang. *uhuk!*

2. Material
Pilih material yang mudah dibersihkan seperti plastik atau titanium. Jika kamu bertanya apa beda kedua material ini. Jelas harganya.
Titanium merupakan logam yang paling ringan dan kuat, bahkan lebih kuat dari baja. Selain kuat jam dengan material ini nyaman dikenakan.
Jangan pernah berpikir untuk mengenakan jam kulit saat beraktivitas ekstrim. Selain tak nyaman , jelas akan sulit dibersihkan dan dikeringkan jika terkena air dan kotoran.

3. Model dan Warna
Bagi sebagian backpacker – terutama cewek – gaya itu penting. Jadi jangan heran meski jalan-jalannya minimalis gayanya harus maksimal.
Pilih warna netral yang bisa di-mix match dengan semua outfit seperti silver, hitam atau putih. Tapi kalau kamu PeDe tak ada salahnya memilih warna primer seperti : merah, kuning atau biru. Gaya warna tabrak lari (tidak senada) membuat tampilan foto piknik lebih meriah.
4. Dimensi
Kebanyakan jam outdoor memiliki dimensi besar di tangan. Selain terasa berat , jelas terlihat mencolok. Rasanya tak aman jika kamu berpegian dengan cara ekstrim (backpacking) atau tidur sembarangan, terminal bis misalnya.
Oleh karena itu saya memilih arloji yang tidak terlalu besar dengan model sederhana. Meski harganya mahal, sekilas terlihat murah itu jauh lebih aman pastinya.
5. Sumber Energi
Sebagian besar energi arloji menggunakan baterai, daya tahannnya bervariasi dari 3 , 5 hingga 10 tahun.
Tak mau pusing dengan urusan mengganti baterai atau kamu hobi travelling di dalam rimba . Rasanya fitur tough solar bisa menjadi pilihan. Dengan mengandalkan sinar matahari , arloji kamu tetap akan berdaya meski kehabisan daya baterai.
6. Harga
Harga sebetulnya kembali ke selera dan kesesuaian isi kantong. Beberapa merk yang memposisikan diri sebagai produsen jam outdoor memiliki kastanya masing-masing. Harga memang berkaitan erat dengan kualitas , termasuk material dan fitur yang diusung.
7. Asli
Sebagian besar arloji bermerk memang berasal dari luar negeri dan tiruannya banyak beredar di pasaran. Saran saya, belilah arloji asli meski tidak terlalu bermerk, dibandingkan arloji bermerk tapi KW. Apalah arti perempuan cantik tapi dulunya ia lelaki.
Apalagi sekarang beberapa produsen peralatan outdoor lokal juga memproduksi arloji dengan kualitas bagus dan harga terjangkau.
Nah kalau kamu arloji andalan piknik kamu apa?
Sejak kecil saya sudah dikenalkan dengan arloji asal Jepang. Dan makin jatuh cinta ketika remaja Casio menghadirkan varian sporty bertajuk G-SHOCK dan konsisten hingga sekarang.
Sebetulnya tangan saya yang kecil tidak terlalu cocok dengan model jam ini . Tapi beruntung belakangan Casio G-SHOCK mengeluarkan punya varian yang tidak terlalu bongsor. Secara dimensi DW-5600BB mungil hampir mirip BABY-G dengan desain unisex namun elegan.
Meski memiliki beberapa koleksi jam tangan , kini Casio G-SHOCK DW-5600BB menjadi favorit . Ia terkesan sederhana dengan layar hitam dan angka digital berwarna. Sekilas terlihat seperti arloji seharga seratus ribu rupiah tapi aslinya….
Penasaran dengan arloji kesayangan saya. Cari jawabannya di sini.