
Pukul 6 sore kami – saya dan Iqbal – bergegas ke lantai teratas Planet Holiday Hotel. Tapi lift hanya mengantarkan kami ke lantai 21. Suara langkah kaki beradu dan lantai tangga menggema berpacu dengan suara napas tersengal. Tapi saya sadar ada suara lain yang lebih heboh samar terdengar. Jantung berdetak dipaksa memompa darah manivestasi aktivitas fisik berlebihan dan rasa takut kehilangan momen. Lanjutkan membaca “Planet Holiday – Antara Sunset dan Dunia Gemerlap”


